Hayuning Ratri Hapsari | Oktavia Ningrum
Bandung After Rain (Dok.Pribadi/Oktavia)
Oktavia Ningrum

Jalan-jalan ke Kota Sumedang, pulangnya makan asinan. Mau mengenal Kota Bandung, bisa nih kamu baca Bandung After Rain!

Kalau kamu tanya apa yang paling melekat dari Kota Bandung, bisa dibilang kekreatifan anak muda di sana. Mereka selalu menuangkan Bandung menjadi suatu karya. Entah lewat lagu, buku, atau film. Mulai dari Dilan 1991 sampai film-film FTV. Romansanya khas, jalanan Kota Bandung dan gombalan-gombalan receh yang melekat kuat untuk diingat. 

Bandung After Rain karya Wulan Nur Amalia menghadirkan kisah romansa yang sederhana, namun sarat emosi. Berlatar Kota Bandung dengan hujan sebagai metafora utama, novel ini mengajak pembaca menyusuri perjalanan batin Hemachandra (atau Hema).

Seorang remaja yang terjebak dalam penyesalan setelah hubungannya dengan Ra, kekasih yang telah ia cintai lebih dari enam tahun, berakhir tepat sebulan sebelum hari jadi mereka yang ketujuh.

Bandung dalam novel ini bukan sekadar latar tempat, melainkan ruang kenangan. Hampir setiap sudut kota menjadi saksi kisah cinta Hema dan Ra: berjalan di bawah hujan, obrolan sederhana, hingga kehangatan yang dulu terasa utuh.

Kalimat Rania, “Bandung adalah kita. Dan, setelah hujan, ada cerita tentang kita,” menjadi benang merah yang mengikat keseluruhan cerita. Bahwa kota dan kenangan saling berkelindan, sulit dilepaskan.

Sinopsis Bandung After Rain

Konflik utama bermula dari kesalahan fatal yang dilakukan Hema. Sebuah tindakan yang disengaja membuat Ra menutup pintu kesempatan kedua. Dari titik inilah cerita berkembang menjadi perjalanan reflektif tentang makna cinta. Hema perlahan menyadari bahwa mencintai bukan hanya soal memberi apa yang diinginkan pasangan, melainkan tentang memahami, menghargai, dan berjuang bersama. Bahkan ketika segalanya terasa terlambat.

Sebagai tokoh utama, Hema digambarkan cukup hangat dan manusiawi. Ia tinggal bersama ibunya, menjalani hari-hari dengan rutinitas sederhana: kuliah, membaca buku, bermain gitar, dan menyeruput kopi panas, sambil terus dihantui rasa bersalah.

Penceritaannya terasa personal karena emosi Hema diungkapkan secara lugas dan jujur, terutama pada bagian “Curahan Hati untuk Ra yang Cantik” serta surat di halaman 220–221 yang menjadi salah satu momen paling kuat secara emosional.

Secara genre, Bandung After Rain berada di ranah romansa dan drama remaja dengan nuansa khas bacaan Wattpad. Sub-genre yang menonjol meliputi kisah cinta pasca-putus, kehidupan kampus, dan pencarian makna diri.

Novel ini jelas menyasar pembaca usia 12–20 tahun, karena konflik dan gaya bahasanya sangat dekat dengan pengalaman remaja dan dewasa muda. Meski demikian, pembaca yang lebih dewasa tetap dapat menikmatinya sebagai bacaan ringan bernuansa nostalgia.

Kelebihan dan Kelemahan

Salah satu kekuatan utama novel ini adalah atmosfer lokal yang terasa hidup. Bandung dihadirkan secara akrab dan hangat, menyatu dengan budaya populer anak muda: kopi, musik, hujan, dan percakapan emosional. Hal ini membuat cerita terasa membumi, meski alurnya tergolong sederhana.

Namun, novel ini juga memiliki beberapa kelemahan. Alur cerita menuju klimaks relatif mudah ditebak dan mengikuti pola umum romansa remaja. Putus, penyesalan, refleksi, lalu upaya kembali. Bagi pembaca yang mengharapkan plot twist besar, penyelesaian konflik mungkin terasa kurang mengejutkan.

Meski kemunculan Jeano sebagai cinta pertama Rania sempat memberikan kejutan, pendalaman karakter Jeano sendiri terasa kurang maksimal. Latar belakang dan motivasi emosionalnya belum tergali secara mendalam, padahal perannya penting dalam proses penyembuhan Rania.

Secara keseluruhan, Bandung After Rain adalah novel romansa yang hangat dan jujur. Ia tidak menawarkan kompleksitas cerita yang rumit, tetapi berhasil menyampaikan emosi dengan tulus. Sebuah karya yang merepresentasikan fenomena sastra siber. Ringan, personal, dan dekat dengan pembacanya. Yang berhasil melangkah ke dunia cetak dengan identitasnya sendiri.

Identitas Buku

  • Judul: Bandung After Rain
  • Penulis: Wulan Nur Amalia
  • Penerbit: Black Swan Books 
  • Tahun Terbit: September 2024
  • Jumlah Halaman : ±283 halaman
  •  ISBN 978-623-10-3143-3