Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | zahir zahir
Kapal Tempur Klasik (Pixabay/bruceEmmerling)

Penggunaan kapal tempur (battleship) pernah mengamali masa jayanya di periode akhir abad ke-19 hingga menjelang perang dunia kedua.

Namun, penggunaan kapal-kapal tempur dengan ukuran besar seperti battleship di era modern seperti ini memang sudah tidak relevan lagi.

Akan tetapi, menjadi pengecualian untuk kapal sejenis aircraft carrier atau kapal induk yang memang masih digunakan oleh banyak negara karena memiliki keunggulan kekuatan serangan sayap udara yang tidak bisa tergantikan.

Kemajuan teknologi persenjataan dan doktrin peperangan laut modern memang lambat laun menjadi faktor penentu nasib penggunaan kapal-kapal tempur berukuran besar.

Kali ini kita akan sedikit mengulas beberapa faktor yang menjadi alasan penggunaan kapal tempur atau battleship sudah tidak lagi digunakan dalam militer angkatan laut di era modern ini.

1. Penggunaan Kapal Tempur Klasik Terlalu Mahal

Monumen Kapal Tempur (Pexels/john wolf)

Sejak kemunculannya di abad ke-19, kapal tempur memang menjadi lambang supremasi kekuatan armada laut sebuah negara. Hal ini kemudian mencapai puncaknya ketika masa perang dunia pertama.

Namun, penggunaan kapal tempur memiliki beberapa permasalahan di balik stigma kokoh dan tidak mudah dihancurkannya tersebut. Salah satunya adalah pengoperasian kapal tempur atau battleship tergolong mahal.

Hal ini diakibatkan ukurannya yang cukup besar sekitar 50.000 ton dan berisi beragam persenjataan serta komponen yang membuat pembiayaan untuk perawatannya tidaklah murah.

Belum lagi awak kapal yang mengoperasikannya mulai dari 500 hingga ribuan awak tentunya memerlukan logistik yang cukup besar sehingga membutuhkan banyak alokasi pembiayaan.

2. Perubahan Doktrin Peperangan Laut Membuat Kapal Tempur Menjadi Usang

Kapal Induk Modern (Pixabay/12019)

Meskipun mencapai masa kejayaannya ketika masa perang dunia pertama hingga awal masa perang dunia kedua, akan tetapi di era modern ini penggunaan kapal tempur atau kapal-kapal sejenis sudah tidak relevan lagi dikarenakan peruabahan doktrin militer dalam ranah pertempuran laut.

Pada masa perang dunia kedua pun penggunaan kapal tempur juga sudah mulai ketinggalan zaman meski banyak negara yang berkonflik pada saat itu masih mempertahankan dan membangun beberapa kapal tempur.

Salah satu hal yang paling berpengaruh adalah penggunaan kapal induk yang dapat membawa banyak pesawat yang digunakan untuk menyerang pihak lawan.

Hal ini dikarenakan menggunakan serangan udara terhadap kapal-kapal lawan dirasa lebih efektif daripada pertempuran antar kapal secara konvensional di masa perang dunia kedua.

Salah satu contoh paling bersejarah dari penggunaan pesawat dalam penghancuran sebuah kapal tempur yakni pada tahun 1945.

Segerombolan pesawat dari kapal induk Amerika Serikat berhasil menenggelamkan kapal tempur IJN Yamato yang merupakan kapal tempur terbesar yang pernah dibangun dan menjadi lambang kekuatan militer kekaisaran Jepang di lautan pada saat itu.

3. Persenjataan Kapal Tempur Yang Semakin Usang

Senjata Pada Kapal Tempur Konvensional (pixabay/pixscout)

Kapal tempur atau battleship klasik memang hanya dipersenjatai dengan banyak meriam konvensional mulai dari kaliber 100 mm hingga yang terbesar yang pernah tercatat yakni 460 mm.

Jika melihat ukuran dari meriam tersebut tentunya menjadi ketakutan tersendiri jika sampai kapal lain tertembak olehnya.

Namun, penggunaan meriam dengan ukuran sebesar itu kini sudah ditinggalkan dan beralih ke rudal anti kapal (anti-ship missile) dengan jangkauan dan keefektivan yang lebih baik.

Meskipun dalam sejarahnya pihak Amerika Serikat pernah mengaktifkan lagi kapal tempur yang telah dipensiunkan seperti USS Missouri. Akan tetapi, kapal tempur tersebut dimodernisasi dengan melepas beberapa meriam kaliber kecilnya dan diganti dengan rudal anti-kapal modern seperti Harpoon dan Tomahawk.

Selain itu, meriam penangkis serangan udara konvensional yang terpasang di kapal tersebut juga dilepas dan diganti dengan beberapa CIWS (Close-In Weapon System) Phalanx sebagai senjata penangkis serangan udara atau kapal ringan sebelum dipensiunkan kembali pada periode 1990-an.

4. Kemajuan Teknologi Perkapalan Dan Persenjataan

Kapal Perang Modern (pexels/ernie adams)

Di era ini kapal permukaan berukuran besar hanya didominasi oleh armada kapal induk yang dioperasikan oleh beberapa negara. Kapal-kapal perang lainnya didominasi oleh jenis corvette, frigate, destroyer dan beberapa kapal penunjang lainnya yang berukuran jauh lebih kecil.

Lalu, bagaimana dengan kapal tempur (battleship)? Kapal jenis tersebut sudah tidak digunakan lagi oleh negara-negara di dunia.

Meskipun kasus yang terjadi di angkatan laut Russia yang masih mengoperasikan kapal berukuran besar yakni Kirov-class yang memiliki ukuran hampir sama dengan battleship klasik, akan tetapi kapal tersebut dikategorikan sebagai battlecruiser atau kapal penjelajah tempur yang dilengkapi dengan sistem rudal anti kapal dan peluncur torpedo.

Kemajuan sistem persenjataan seperti rudal anti kapal memang membuat kapal berukuran besar yang dapat menampung amunisi yang lebih banyak memang sudah tidak relevan lagi di era modern ini.

Meskipun kapal-kapal perang modern juga masih dilengkapi dengan minimal 1 meriam, namun kalibernya rata-rata hanya berkisar mulai dari 40 mm atau 130 mm saja.

Sistem persenjataan kapal perang di era sekarang ini didominasi oleh rudal anti-kapal dan juga peluncur torpedo untuk perang anti kapal selam.

Selain itu kapal dengan ukuran besar lebih mudah terdeteksi oleh radar dan juga cenderung bergerak lambat. Belum lagi kemajuan desain siluman (stealth) juga turut mempengaruhi perkembangan doktrin pertempuran laut di era modern ini.

Hal-hal itulah yang membuat penggunaan kapal tempur konvensional (battleship) dengan ukuran besar telah ditinggalkan oleh hampir seluruh negara di dunia.

Video yang mungkin Anda suka:

zahir zahir