Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | zahir zahir
Dua Pesawat Melakukan Dogfight (unsplash/Richard R Schunemann)

Kamu penggemar film perang dunia 1 maupun 2? Tentunya jika melihat film yang mengangkat kedua tema tersebut pastinya sangat seru untuk ditonton, belum lagi apabila film-film tersebut menyajikan adegan pertempuran kolosal yang pasti menjadi bagian yang paling ditunggu-tunggu. Diantara banyak adegan pertempuran tentunya salah satu adegan pertempuran yang paling ditunggu adalah pertempuran pesawat di udara atau yang istilahnya adalah dogfight.

Istilah dogfight ini sendiri digambarkan sebagai pertempuran antar pesawat tempur di udara yang dilakukan dengan saling bermanuver mengejar dan menembak bagian ekor pesawat (tail) di jarak dekat. Pertempuran ini diibaratkan seperti seekor anjing yang saling berkelahi dan bekejar-kejaran, maka dari itu  istilah tersebut lebih dikenal sebagai dogfight. Jika menurut dari sejarah dan perkembangannya, ada beberapa fakta unik yang menyertai pertempuran dogfight tersebut. Fakta-fakta tersebut antara lain: 

1. Terjadi Pertama Kali Saat Revolusi Meksiko (The Mexican Revolution)

Ilustrasi Dogfight (pixabay/konstantinrotkevich)

Dilansir dari wikipedia.com, pertempuran dogfight ini sendiri terjadi pada saat peristiwa Revolusi Mexico yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1910 hingga 1920. Pada bulan November 1913 dua orang berkebangsaan Amerika yakni Dean Ivan Lamb dan Phil Rader yang saling membela kedua kubu dalam konflik tersebut melakukan saling tembak di udara menggunakan pistol yang dibawa masing-masing. Tentunya hal ini dikarenakan pada masa itu pesawat belum dilengkapi dengan senjata bawaan.

Pertempuran dogfight kemudian mendapatkan panggungnya di medan Perang dunia pertama. Di kala itu banyak pilot pesawat yang saling tembak menembak menggunakan pistol atau senapan di udara. Dikarenakan kurang efektif jika harus menembakkan senjata konvensional di udara maka pesawat pada saat itu mulai dilengkapi dengan beragam senapan, umumnya senapan mesin di bagian depan maupun belakang pesawat apabila menggunakan dua orang penumpang. Pada masa ini pula banyak sekali pertempuran dogfight yang tercatat dan menghasilkan jagoan-jagoan udara (aces).

2. Banyak Menghasilkan Penerbang Handal

Pesawat Yang Sedang Bermanuver (pixabay/military_material)

Pola pertempuran udara yang menggunakan manuver dogfight telah menghasilkan banyak sekali pilot tempuran tau aces yang memiliki nama besar dari masa ke masa. Di masa Perang dunia 1 nama yang terkenal sebagai pilot tempur dengan kemampuan dogfight yang luar biasa yakni Manfred “Red Baron” von Richtofen di pihak Jerman dan Rene Fonck di pihak Perancis. Di masa perang dunia kedua tentunya kondisi kemajuan teknologi juga membuat pesawat tempur yang ada di masa ini semakin canggih dan mampu menggotong senapan lebih banyak dan juga bom maupun rudal tanpa berpemandu. Di era tersebut juga melahirkan beberapa aces pertempuran seperti Eric Hartmann maupun Richard Bong.

Di masa-masa setelah perang dunia, mulai bermunculan pesawat-pesawat jet yang tentunya semakin canggih dan dilengkapi berbagai persenjataan modern. Di era ini pertempuran doghfight tidak hanya sebatas menembak dengan senapan mesin namun juga rudal udara ke udara (air-to-air missile) berpemandu. Di masa ini di masa ini salah satu aces yang terkenal yakni Richard Stephen Ritchie yang dikenal dengan kemampuan dogfight-nya di Perang Vietnam dan Jalil Zandi yang merupakan pilot F-14 “Tomcat“ yang menunjukkan kemampuannya di Perang Irak-Iran.

3. Masih Relevankah Pertempuran Dogfight di Era Kini ?

Pesawat Tempur Modern (pexels/hands r)

Semakin majunya teknologi tentunya juga kian berpengaruh terhadap perubahan taktik pertempuran di era modern ini. Banyak pengamat berpendapat bahwa pertempuran pesawat dengan menggunakan cara dogfight sudah terlalu usang karena kemajuan teknologi pesawat tempur dan persenjataan yang dibawanya. Semakin berkembangnya kemampuan rudal udara ke udara (air-to-air missile) membuat kemampuan manuver dalam pertempuran dogfight tidak diperlukan lagi. Belum lagi banyaknya sistem pelacakan di luar visual atau BVR (beyond-visual range) membuat pesawat di era modern ini lebih dibangun dengan bertumpu ke kemampuan muatan rudal yang banyak. Hal ini juga dipengaruhi perkembangan teknologi siluman yang kian berkembang sehingga meminimalisir adanya skenario dogfight klasik.

Namun, beberapa pengamat justru menganggap elemen pertempuran dogfight tidak dapat hilang begitu saja. Bahkan, di perang yang baru-baru ini terjadi di Ukraina pertempuran dogfight modern masih terjadi. Dilansir dari eurasiantimes.com, Sukhoi Su-27 milik Ukraina diberitakan melakukan dogfight menggunakan rudal dengan pesawat jet tempur milik Rusia. Hal ini tentu senada dengan konsep pesawat generasi kelima yang masih menggotong senapan mesin beragam kaliber seperti F-22 atau F-35 milik Amerika Serikat, SU-57 milik Russia dan J-20 milik Tiongkok. Tentunya meskipun kemungkinan dogfight sangat kecil sekali terjadi di pertempuran modern ini, akan tetapi kemampuan skenario tersebut dirasa masih relevan dalam pilihan terakhir pertempuran di udara.

Video yang mungkin Anda suka

zahir zahir