Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Muhammad Hafizh Ramadhan
Buku Anak Rantau (instagram.com/afuadi)

'Anak Rantau' merupakan novel yang pertama kali terbit pada tahun 2017 silam, ditulis oleh Ahmad Fuadi. Novel ini bercerita tentang anak yang hidup di kota ditinggalkan sang ayah dengan maksud tertentu di kampung halaman. 

Walaupun anak tersebut tidak menerima nasibnya itu, kehidupan di kampung tetap dijalaninya seperti biasa. Tapi, sayangnya dalam perjalanan hidupnya tidak disadari anak itu memendam sebuah dendam terhadap ayahnya karena dia menganggap sang ayah telah meninggalkannya sejak kecil.

BACA JUGA: Ulasan Buku Rapijali 2: Perjalanan Ping Bersama Band yang Penuh Liku

Bukan hanya memberikan inspirasi, novel ini juga mempunyai pelajaran yang bisa diambil. Berikut 3 pelajaran hidup novel 'Anak Rantau'.

1. Menghargai satu sama lain

Hepi, sang tokoh utama dalam novel ini dikisahkan mempunyai berbagai macam masalah di kampungnya ketika beradaptasi dengan orang lain.

Ia juga tidak melihat usia dalam berteman, memiliki sahabat yang berbeda satu sama lain, bekerja sama dengan preman yang tobat, meminta masukan dari seorang kakek yang orang-orang menjauhinya, dan lain-lain.

Selain itu, Hepi pun sangat patuh dan hormat kepada kakek dan neneknya sendiri, walaupun pernah beberapa kali berbeda pendapat dengan mereka.

Anak Rantau seolah meminta pembaca untuk berpikir dari proses tersebut bahwa walaupun berbeda, tapi kita tetap harus menghargai satu sama lain.

Para pembaca diajak untuk berpikir positif, berbakti dengan orang tua, dan memetik hikmah dari semua peristiwa yang tidak diinginkan terjadi pada diri.

BACA JUGA: Ulasan Buku 2,578.0 km: Dua Orang Manusia yang Berusaha Melupakan Masa Lalu

2. Setiap kejadian yang terjadi bergantung bagaimana kita memandangnya

Dari novel ini, pembaca seakan diberitahukan bahwa setiap kejadian yang terjadi baik atau buruknya tergantung bagaimana cara kita memandangnya.

Jika kita memandang suatu hal dengan positif, maka hal tersebut akan menjadi positif, dan begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, berusahalah untuk tetap berpikir positif apa pun yang terjadi.

3. Jangan melupakan kampung sendiri

Latar tempat novel Anak Rantau ini lebih banyak berada di Tanah Minang yang jauh dari kehidupan ibu kota.

BACA JUGA: Ulasan Buku Bendera Setengah Tiang: Ketika Kebenaran Dibungkam

Dalam novel ini juga banyak diceritakan tentang budaya dan adat Minang yang menjadi pengingat kepada pembaca bahwa jangan melupakan kampung halaman.

Kita juga harus menjaga budaya yang ada di dalamnya agar tidak punah atau hilang dengan berjalannya waktu. Itulah 3 pelajaran hidup dari novel Anak Rantau, yuk segara baca!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Muhammad Hafizh Ramadhan