Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Panser BRDM-1 varian Tank Destroyer (tanks-encyclopedia.com)

Di era 60-an, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan militer yang cukup besar di dunia. Bahkan, menurut beberapa pengamat kekuatan militer Indonesia pada dekade 60-an menjadi yang terbesar di belahan bumi selatan. Hal ini tentunya dipengaruhi pengadaan alutsista besar-besaran pada awal dekade 60-an yang dilakukan oleh Indonesia guna mempersiapkan operasi Trikora di Irian Barat.

Uni Soviet menjadi salah satu negara utama yang menyuplai kebutuhan militer Indonesia kala itu. Banyak alutsista unggulan buatan Uni Soviet yang dimiliki oleh Indonesia, mulai dari beragam jet tempur, kapal tempur dan juga berbagai kendaraan tempur infantri.

Salah satu kendaraan tempur infantri yang pernah dimiliki oleh Indonesia yang mungkin jarang diketahui adalah BRDM-1 atau yang memiliki nama lengkap Bronirovannaya Razvedyvatelnaya Dozornaya Mashina-1. Sepertu apakah kendaraan tempur tersebut? Simak ulasan ringkasnya berikut ini.

1. Datang Dari Uni Soviet Pada Tahun 1963

Panser BRDM-1 varian Standar 7.62 mm (weaponsystem.net)

Di awal era 60-an, Indonesia memang dikenal membeli beragam sistem persenjataan dan alutsista khas blok timur, khususnya dari Uni Soviet. Salah satu alutsista yang dibeli oleh Indonesia kala itu adalah BRDM-1. Kendaraan ini sejatinya merupakan panser angkut personil (Armoured Personel Carrier) yang memiliki kemampuan amfibi atau mampu dioperasikan di darat maupun di perairan.

BACA JUGA: Hasil BRI Liga 1: Bungkam RANS Nusantara FC, Persija Gusur Persib dari Puncak Klasemen

Dilansir dari situs indomiliter.com, panser yang memiliki bentuk mirip seperti perahu beroda ini dibeli pad tahun 1962 dan mulai datang ke Indonesia pada tahun 1963. Panser ini tentunya dipergunakan oleh militer Indonesia kala itu untuk mendukung giat operasi Trikora di Irian Barat. Kemampuan panser ini tentunya cukup diperlukan mengingat kondisi medan di Indonesia yang banyak terdapat sungai-sungai dan kawasan laut yang luas.

2. Memiliki 2 Pasang Roda Tambahan

BRDM-1 Ketika Melewati Medan Perairan (wikipedia)

Panser yang mulai dikembangkan dan diproduksi pada dekade 1950-an ini memiliki bentuk moncong atau haluan mirip seperti paruh bebek. Hal ini tentunya didesain agar kendaraan ini mampu mengarungi area perairan ketika digunakan. Dilansir dari situs tanks-encyclopedia.com, kendaraan ini sejatinya merupakan panser intai yang memiliki kemampuan angkut personil terbatas.

Kendaraan ini diawaki oleh 3-4 orang dan mampu membawa 2 orang personil bersenjata lengkap. Selain itu, panser ini memiliki 2 pasang roda tambahan yang berada di bagian tengah badan kendaraan. Roda ini dapat dinaikkan dan berfungsi sebagai roda bantu ketika melewati medan off-road.

Sistem persenjataan panser ini cukup bervariasi, pada bagian atas kendaraan mampu dipasang senapan mesin kaliber 7.62 mm atau 12.7 mm. Adapula varian yang mampu dipasangi senapan mesin kaliber 14.5 mm ataupun rudal anti tank sebanyak 3-4 unit. Kendaraan ini mampu bergerak dengan kecepatan 90 km/jam di daratan dan 9 km/jam di air. Untuk radius jelajahnya mampu mencapai jarak sekitar 700 km.

BACA JUGA: Mesra Naik ATV, JK Pacar Denise Chariesta Diduga Mantan Suami Jill Gladys

3. Dibeli Dalam Jumlah Sedikit

BRDM-1 Milik TNI-AD (indomiliter.com)

Pengoperasian panser BRDM-1 di Indonesia cukup jarang diketahui. Hal ini dikarenakan jumlah panser yang dibeli saat itu oleh TNI hanya sekitar 10 unit saja. Dilansir dari situs indomiliter.com, panser ini pernah digunakan oleh satuan kavaleri TNI-AD (ADRI) dan juga Korps Marinir TNI-AL (KKO-AL) pada kurun waktu 1960-an hingga dekade 1970-an.

Panser ini tidak begitu lama berdinas di Indonesia dikarenakan cukup susah dalam perawatan karena mesin yang digunakan bukanlah mesin diesel, melainkan mesin bensin konvensional. Indonesia sendiri diketahui mengoperasikan varian standar dari BRDM-1 yang dipersenjatai oleh senapan mesin kaliber 7.62 mm dan 12.7 mm. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir