Beberapa waktu kebelakang, capybara atau kapibara cukup menarik perhatian netizen di Indonesia. Kepopuleran hewan semi-akuatik tersebut lantaran sikapnya yang sangat santai ketika sedang berada di hewan jenis lain. Bahkan, ada beberapa video yang memperlihatkan seekor capybara sedang bersantai di samping seekor buaya atau alligator. Tentunya pemandangan tersebut terbilang cukup lucu dan unik bagi netizen Indonesia. Pasalnya, buaya atau alligator merupakan salah satu predator puncak di alam liar.
Bahkan, capybara di kalangan netizen Indonesia diberi julukan sebagai ‘Masbro’ karena tingkah lakuknya yang cukup santai dalam kondisi apapun. Namun, tahukah kamu ternyata ada beberapa fakta menarik dari hewan yang banyak ditemukan di kawasan sungai di Amerika Latin tersebut ? berikut 3 fakta menarik hewan Capybara.
1. Merupakan Hewan Pengerat Terbesar di Dunia
Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa hewan yang memiliki nama latin Hydrochoerus hydrochaeris merupakan hewan pengerat yang masih berkerabat dengan tikus. Capybara diketahui sebagai hewan pengerat terbesar di dunia dengan panjang tubuh berkisar antara 100-134 cm. Hewan ini bisa mencapai tinggi sekitar 50-60 cm dan bobot maksimal saat dewasa bisa mencapai 90 kg. Usia maksimal dari hewan ini di alam liar berkisar antara 8-10 tahun dan hidup dalam kawanan yang terdiri antara 20-100 ekor dalam satu kawanan.
Hewan yang masuk ordo Rodentia ini diketahui ukuran betinanya bisa lebih besar dari ukuran jantannya. Hewan ini dikategorikan sebagai satwa semi-akuatik yang berarti menghabiskan sebagian besar aktivitasnya di air. Capybara ditemukan hampir di seluruh kawasan perairan seperti danau, sungai maupun kawasan rawa-rawa di negara-negara Amerika Selatan. Meskipun tergolong hewan pengerat seperti tikus, akan tetapi capybara diketahui merupakan hewan herbivora yang memakan rumput, tanaman air, akar-akaran dan beberapa buah.
2. Memiliki Predator Alami
Meskipun terkenal merupakan hewan yang cukup santai di kalangan netizen Indonesia, akan tetapi capybara di alam liar tetap merupakan hewan mangsa dari beberapa predator alaminya. Hewan yang dikenal dapat berkembang biak dengan cepat ini seringkali menjadi mangsa dari Jaguar, puma, buaya atau alligator, anaconda, kucing hutan dan juga burung elang.
BACA JUGA: Kiki Kanoe Minta Yadi Sembako Ungkap 'Borok' Ressa Herlambang: Jangan Baik-baiknya Doang!
Meskipun dapat hidup hingga usia 10 tahun, capybara di alam liar rata-rata hanya bertahan hidup di usia 4-6 tahun karena seringkali menjadi hewan buruan dari pemangsa lain. Mekanisme hewan ini jika sedang mempertahankan diri adalah dengan menggigit pemangsanya apabila tidak bisa lari.
3. Daging Capybara Bisa Dikonsumsi
Salah satu fakta menarik yang tidak diketahui dari capybara adalah hewan tersebut juga sering dikonsumsi oleh manusia. Melansir dari publikasi artikel “Capybara meat: An extraordinary resource for food security in South America”, daging capybara seringkali dikonsumsi secara tradisional oleh orang-orang dari Amerika Selatan seperti Kolombia, Venezuela dan beberapa suku di Brazil. Bahkan, mengkonsumsi daging capybara tersebut diketahui telah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu oleh suku-suku lokal.
Hewan ini juga diketahui dikembangbiakkan di peternakan di beberapa tempat. Umumnya hewan ini diternakkan untuk diambil daging dan kulitnya. Bagi beberapa orang, daging capybara seringkali diolah menjadi bahan campuran sosis atau olahan daging lainnya. Rasa daging ini dianggap seperti campuran antara daging babi denagn ikan. Meskipun dapat dikonsumsi, akan tetapi pengkonsumsian daging capybara masih mendapatkan pro dan kontra. Beberapa orang menilai capybara bukanlah hewan yang diciptakan untuk dikonsumsi. Selain itu, di beberapa negara hewan ini dianggap sebagai hewan yang dilindungi karena populasinya yang menurun akibat rusaknya habitat aslinya di alam. Meskipun demikian, daging capybara dihargai cukup mahal dibandingkan daging sapi. Bahkan, di pasar gelap daging capybara cukup langka karena susah untuk didapatkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
BRI Super League: Takluk dari Persib, Pelatih Persebaya Isyaratkan Evaluasi
-
Rivalitas dalam Futsal: Panas di Atas Lapangan, Meriah di Tribun Penonton
-
Tentang Futsal: Ekspresi Diri Anak Muda, Jadi Wadah Reuni Kaum Dewasa
-
Timnas Gagal Lolos Piala Asia U-23, Gerald Vanenburg Justru Singgung STY
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
Artikel Terkait
-
Mengenal Kapibara alias 'Masbro', Hewan Paling Ramah dan Memeable
-
RM BTS Pamer Hewan Peliharaan Baru, Bentuknya Bikin ARMY Terkejut
-
4 Tips Menghemat Biaya Perawatan Anjing Peliharaan, Manfaatkan Momen Ini
-
Kisah Penyelamatan Hewan dari Reruntuhan Gempa Turki
-
5 Sifat dan Bentuk Buroq, Hewan Tunggangan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj yang Jarang Muslim Ketahui
Ulasan
-
Review Film Baaghi 4: Thriller Psikologis yang Jadi Komedi Tanpa Sengaja!
-
Review Film The Long Walk: Survival Thriller yang Nggak Ada Ampun!
-
Ulasan Novel Yang Telah Lama Pergi: Runtuhnya Negeri Penuh Kemunafikan!
-
Auto Chill! 5 Rekomendasi Map Gunung Tanpa Rintangan di Roblox
-
Ketika Cinta Menjadi Ujian: Dilarang Bercanda dengan Kenangan 2
Terkini
-
Skandal Kuota Haji: Antara Tanggung Jawab Moral Khalid Basalamah dan Integritas Ibadah
-
Anime A Gatherers Adventure in Isekai: Petualangan Seru Pencari Material
-
Asap Kebakaran Hutan Jadi Masalah Lintas Negara: Solusi Sudah Ada, Tapi Kenapa Diabaikan?
-
Smart TV untuk Pendidikan, Langkah Strategis atau Proyek yang Tergesa-gesa?
-
Lapangan Demonstrasi dan Jarak Etis Demokrasi