Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sabila Dwi Handayani
Ilustrasi Sanggan Penganten (Instagram/kirana_catering)

Adat Jawa masih menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam melaksanakan upacara sakral pernikahan. Upacara pernikahan yang menggunakan adat ini memiliki banyak langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum mempelai duduk bersanding di atas panggung, salah satunya adalah Sanggan Penganten.

Sanggan yang berarti tebusan atau seserahan atau bawaan yang harus diberikan oleh pihak pengantin laki-laki kepada ibu dari pengantin perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, Sanggan juga dapat diserahkan kepada saudara atau kerabat dari pengantin perempuan. Waktu penyerahan Sanggan adalah pada saat pengantin laki-laki telah sampai di lokasi pernikahan sembari menunggu pengantin perempuan berjalan menuju ke arah pengantin laki-laki.

BACA JUGA: Makna Dibalik Tradisi Ngidak Tigan dalam Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Adapun isi dari Sanggan yang menjadi ciri khas dalam pernikahan adat Jawa adalah buah pisang raja dua sisir atau dalam Bahasa Jawa adalah setangkep yang kemudian ujung dari pisang tersebut dihias menggunakan daun kelapa atau janur, kemudian terdapat pula kembang telon (mawar, melati dan kenanga), dupa, kapuk, cikal atau tunas kelapa dan sejumlah uang.

Sampai saat ini, isi dari Sanggan pun terus mengalami perubahan. Namun, untuk pisang dan kembang telon merupakan hal wajib yang tidak boleh ketinggalan. Pisang raja merupakan buah yang dapat dijadikan kudapan manis yang memiliki arti sebagai simbol kebesaran dan harapan baik yang cukup sering ditemui di berbagai ritual upacara dalam adat Jawa.

BACA JUGA: Poteng Jaje Tujaq, Kudapan Fermentasi Khas Lombok saat Lebaran

Begitu pula dengan kembang telon yaitu tiga macam bunga yang memiliki arti keseimbangan dan keselarasan dalam bertindak dan berperilaku dan juga sebagai harapan agar pasangan pengantin dapat saling terbuka ketika membangun sebuah rumah tangga.

Tidak ada aturan khusus peletakkan Sanggan dalam adat Jawa. Biasanya Sanggan akan disusun dalam sebuah tampah anyam bambu dan dihias dengan berbagai pita guna menambah keindahannya. Tak hanya itu, tampah  juga biasanya diberi irisan daun pandan sebagai pengharum sanggan.

Makna dari Sanggan dalam adat Jawa sangatlah mendalam yaitu sebagai tanda bahwa orang tua dari pengantin perempuan menyerahkan anaknya kepada pengantin laki-laki untuk bertanggung jawab penuh akan putrinya. Bukan berarti putrinya setara dengan harga pisang raja, namun inilah keunikan dari pernikahan adat Jawa yang harus tetap dilestarikan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Sabila Dwi Handayani