Makna Dibalik Tradisi Ngidak Tigan dalam Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Ayu Nabila | Dwi Apriyani
Makna Dibalik Tradisi Ngidak Tigan dalam Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Prosesi Injak Telur (DocPribadi/mellysutriani)

Dalam menggelar sebuah pesta pernikahan pastinya kita harus mengikuti ketentuan sesuai adat istiadat suku yang ada.  Terdapat beragam upacara adat yang digunakan untuk menggelar sebuah pesta pernikahan, salah satunya tradisi ngidak tigan atau sering disebut dengan tradisi injak telur. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang ada di dalam proses pernikahan adat jawa. Namun sayangnya, masih sedikit orang yang tau tentang arti dari pecahnya telur dalam pernikahan adat Jawa tersebut.

Budaya Jawa memiliki berbagai macam adat yang harus dijalankan ketika seorang laki-laki dan perempuan dipersatukan dalam sebuah ikatan pernikahan yang dinamakan prosesi adat.

Sebelum tanggal pernikahan, kita perlu menyiapkan perlengkapan seperti nampan bertabur irisan daun pAndan, bunga melati, kelopak mawar dan kenanga, air bunga setaman, handuk kecil, serta telur ayam kampung mentah yang disyaratkan sebagai perlengkapan untuk ritual ngidak tigan.

Jika ingin menyaksikan tradisi injak telur berlangsung dapat dilihat setelah akad nikah yang dimana kedua mempelai akan dipertemukan dan melakukan upacara adat tersebut. Pada upacara ini keluarga kedua belah pihak wajib menyaksikan prosesi sampai selesai.

Setiap kegiatan yang ada dalam tradisi ini memiliki makna dan arti-arti tertentu. Sesuai dengan namanya yaitu injak telur maka yang digunakan adalah telur. Pada dasarnya telur memiliki makna yakni melambangkan garis keturunan, simbol keluarga yang harus dijaga dan tertutup rapat, serta menjaga kesucian seorang wanita.

BACA JUGA: Menyelami Makna Puisi Tentang Bahagia dan Hidup dari Sisi yang Berbeda

Dalam upacara ini telur ayam kampung dipecahkan dengan cara di injak oleh mempelai pria di atas nampan yang telah ditaburi campuran irisan pandan dan bunga melati, dalam menginjak telur tidak diperbolehkan menggunkan alas kaki. Hal tersebut memiliki arti bahwa seorang suami yang akan memberikan nafkah bagi keluarganya dengan penuh tanggung jawab tanpa meminta bantuan dari orang lain.

Setelah itu, ditutup dengan mempelai perempuan yang akan membersihkan sisa pecahan telur yang sudah di injak oleh sang suami, dengan arti bahwa seorang perempuan harus mengabdi dengan tulus ikhlas kepada suaminya dan merawat keturunannya. Sikap bakti mempelai perempuan terlihat ketika kaki mempelai pria dibasuh lembut dan dikeringkan dengan handuk kecil. 

Setelahnya, prosesi akan dilanjutkan dengan menyatukan kedua telapak tangannya, dan mempelai wanita menghaturkan sembahnya kepada mempelai pria, lalu mempelai pria menyambut dengan mengulurkan tangan dengan maksud menolong pasangannya untuk berdiri.

Nah, itu dia penjelasan makna dibalik tradisi adat jawa injak telur, semoga dapat menambah pengetahuan Anda.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak