Eccedentesiast memiliki arti sebagai orang yang menyembunyikan banyak hal di balik senyumannya. Istilah ini dijelaskan dalam sebuah jurnal elektronik berjudul 'Gangguan Psikologi Eccedentesiast' yang ditulis oleh Sheilla Sartika Salsabilla. Kata yang cukup unik dan menarik ini dijadikan judul buku karangan Ita Kurniawati yang memiliki nama pena Itakrn.
Identitas Buku
Judul Buku: Eccedentesiast
Penulis: Itakrn
Penerbit: Akad
Jumlah Halaman: 356 Halaman
Cetakan Kedua, Mei 2022
Ulasan Buku
Dilihat dari covernya saja, isi dalam buku ini seakan sudah diwakilkan. Bercerita tentang seorang lelaki bernama Canva Narendra. Ia tinggal bersama sang nenek karena kedua orang tuanya bekerja di luar negeri. Saat SMP, ia sering dirisak dan dibully.
Impian seorang Canva tidak muluk-muluk, ia hanya ingin bertemu kembali dengan kedua orang tuanya yang sudah sangat lama meninggalkan dirinya. Ia bahkan berjuang dengan caranya sendiri untuk mendapatkan perhatian kedua orang tuanya, mulai dari belajar dengan sungguh-sungguh, hingga mengikuti KSN (Kompetisi Sains Nasional) untuk membuat bangga orang tuanya.
BACA JUGA: Katarsis: Pembebasan Emosional Melalui Kekuatan Kata-kata
Aku pribadi sebagai pembaca merasa sosok Canva adalah sosok yang cukup realistis. Sebenarnya ada banyak sosok 'Canva' di kehidupan nyata. Mereka seolah selalu terlihat tersenyum dan tidak memiliki masalah, padahal sebenarnya bisa jadi mereka memiliki masalah yang berat.
Ada banyak nilai kehidupan yang bisa diambil dari cerita Canva ini. Mulai dari makna persahabatan yang tergambar dalam hubungan Canva dengan anggota 'Diamond Gang', makna penantian yang ditunjukkan Canva saat menanti kepulangan kedua orang tuanya, hingga makna cinta sejati yang terjalin antara Canva dan seorang gadis tunanetra bernama Aily.
Buku ini direkomendasikan untuk para pembaca yang senang dengan genre bacaan angst atau genre cerita fiksi dengsn plot cerita yang super sedih. Ending buku ini cukup tragis.
Buku setebal 356 halaman ini terdiri dari banyak bab dengan jumlah halaman di tiap babnya yang pendek-pendek, sehingga membuat pembaca tidak mudah bosan. Gaya bahasa yang digunakan juga tidak terlalu kaku, tetapi santai gaya khas anak remaja tanpa mengesampingkan aturan bahasa yang baik.
Jadi, kamu tertarik untuk membaca kisah hidup Canva yang penuh lika-liku ini?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
Ulasan
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
Terkini
-
Bukan Cuma Faktor STY, Kluivert Juga Dapat Beban Berat Imbas Overproud Exco PSSI
-
Bukan Sekadar Pertandingan, Komentator Warnai Atmosfer ANC Lampung 2025
-
Dari Celana 'Low-Rise' Sampai HP Jadul: Kenapa Gen Z Obsesi Sama Tren Tahun 2000-an?
-
Belum Lunas Bayar Tanah untuk Bangun Masjid, Ini Gurita Bisnis Taqy Malik
-
Sukses KKL, Mahasiswa Fakultas Hukum dan Komunikasi Belajar Langsung dari Industri Hingga Praktisi