Setelah melewati perjalanan panjang di Klan Bintang, Raib, Seli, dan Ali kembali harus menghadapi ancaman besar. Sosok misterius “Si Tanpa Mahkota”, musuh yang telah lama terkekang, kini bebas. Lebih dari itu, ia mengetahui rahasia keberadaan pusaka paling ampuh dunia paralel yang tersembunyi di Klan Komet.
Maka, tanpa banyak pilihan, ketiga sahabat ini melompat ke portal berbahaya untuk mengejarnya. Inilah awal kisah Komet, buku kelima dari serial Bumi karya Tere Liye.
Identitas Buku
- Judul: Komet
- Penulis: Tere Liye
- Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
- Tahun Terbit: 2018
- Tebal: 384 halaman
- Seri: Bumi #5
Novel ini kembali menyajikan perpaduan khas: persahabatan yang tulus, pengorbanan yang menyentuh, keberanian menghadapi ketidakmungkinan, dan pelajaran hidup yang sederhana tapi bermakna.
Tujuh Pulau, Tujuh Ujian: Menyusuri Pulau-Pulau Misterius
Petualangan kali ini berlangsung di Klan Komet, yang terbagi atas tujuh pulau sesuai nama hari. Setiap pulau memberikan ujian berbeda, menguji sisi kemanusiaan para tokoh utama.
Pulau Senin: mereka bertemu Paman Kay, seorang nelayan sederhana. Ujian pertama adalah kejujuran, diwujudkan lewat godaan untuk mencuri bekal di perahu.
Pulau Selasa: hadir Kakek Kay, pemimpin pulau sekaligus pemilik restoran. Ujian kedua adalah kepedulian. Mereka harus menolong Cindanita, seorang anak kecil, dengan merebut kembali boneka lautnya dari kawanan bintang laut raksasa.
Pulau Rabu: mereka bertemu Petani Kay. Ujian berikutnya adalah kecerdasan, menghadapi kawanan burung hitam yang bisa menyatu menjadi makhluk bersayap empat kepala.
Pulau Kamis: muncul Dorokdok-dok, perompak yang keras kepala. Ujian mereka adalah empati dan pilihan moral, ketika harus menolong musuh yang sakit karena ketergantungan senjata canggih.
Pulau Jumat: konflik besar pecah. Mereka menyaksikan pertempuran antara Dorokdok-dok dan pemimpin otoritas kepulauan Jumat (yang juga versi lain dari Kay). Ujian ini memperlihatkan kompleksitas antara kebaikan dan kejahatan.
Pulau Sabtu: puncak perjalanan. Di sini, Kay dan istrinya, Nay, menjadi penjaga kunci menuju pusaka dunia paralel. Ujian terakhir menempatkan Raib, Seli, dan Ali pada dilema besar: mengambil nyawa mereka atau kehilangan segalanya.
Ujian demi ujian bukan hanya pertarungan fisik, melainkan juga cermin nilai kemanusiaan—tentang kejujuran, kepedulian, kecerdasan, dan belas kasih.
Rahasia di Balik Max dan Si Tanpa Mahkota
Dalam perjalanan, mereka ditemani Max, kapten kapal yang awalnya tampak setia. Namun Tere Liye menyiapkan kejutan: Max ternyata adalah Si Tanpa Mahkota yang menyamar. Dengan liciknya, ia berhasil mengelabui semua orang dan lolos membawa pusaka sakti dari Klan Komet Minor, meninggalkan Raib, Seli, dan Ali terperangkap.
Pengkhianatan ini menegaskan bahwa tidak semua yang terlihat bersahabat bisa dipercaya. Justru dalam situasi paling genting, identitas asli seseorang akan terungkap.
Pesan Moral yang Melekat
Meski penuh aksi dan kejutan, Komet bukan sekadar cerita fantasi. Tere Liye menyelipkan refleksi kehidupan nyata:
- Bahwa kejujuran adalah dasar dari segalanya.
- Bahwa kepedulian kecil bisa berdampak besar.
- Bahwa kecerdasan tanpa empati akan kehilangan arah.
- Bahwa pilihan moral sering kali sulit, tetapi itulah yang membentuk siapa kita.
Novel ini mengingatkan pembaca muda dan juga dewasa bahwa kekuatan terbesar bukanlah senjata atau kemampuan super, melainkan hati yang baik. Bahkan meski dunia ini dipenuhi para penjahat, pengkhianat, dan para pembohong. Kita harus tetap memilih jalan kebaikan.
Kekuatan Cerita yang Tak Pernah Habis
Seperti seri sebelumnya, Tere Liye piawai meramu fantasi dengan detail ilmiah, humor ringan, dan sentuhan politik sosial yang relevan. Lanskap Klan Komet digambarkan begitu nyata, membuat pembaca seolah ikut berlayar dari satu pulau ke pulau lain.
Namun, kisah ini bukan akhir. Justru, Komet adalah jembatan menuju petualangan berikutnya di Komet Minor. Ia menutup cerita dengan cliffhanger yang menggugah rasa penasaran, membuat pembaca tak sabar menanti kelanjutannya.
Dengan narasi yang memikat, Komet menghadirkan perpaduan aksi, emosi, dan pesan moral dalam satu paket utuh. Ia bukan sekadar kisah fiksi, tapi juga ajakan untuk merenungi kehidupan: tentang arti jujur, peduli, dan berani dalam menghadapi ujian apa pun. Bagi pencinta serial Bumi, buku kelima ini adalah babak penting yang tak boleh dilewatkan!
Baca Juga
-
Membangun Ketahanan Ekosistem: Mengapa Kita Harus Menjaga Hutan?
-
Ulasan Novel Bibi Gill: Terkadang Musuh Terbesar Kita adalah Diri Sendiri
-
Ulasan Novel Hana Tara Hata: Spin-off Penuh Kejutan dari Seri Bumi!
-
Ulasan Novel Ayahku (Bukan) Pembohong: Tentang Luka Ayah yang Tak Bercerita
-
Ulasan Novel Lumpu: Ketika Kekecewaan Dapat Mengubah Seseorang!
Artikel Terkait
-
Review Novel Bungkam Suara: Kritik Sosial yang Terbungkus Rapi dalam Fiksi
-
Ulasan NovelA Terribly Nasty Business: Misteri Pembunuhan di Balik Lamaran
-
Ulasan Buku The Smileless Princess, Putri yang Dikutuk Tidak Bisa Tersenyum
-
Ulasan Buku Stress? So What?! Cara Mengubah Tekanan Menjadi Kekuatan
-
Ulasan Novel The Good Boy: Petualangan Ajaib Genie dalam Menemukan Cintanya
Ulasan
-
Review Novel Bungkam Suara: Kritik Sosial yang Terbungkus Rapi dalam Fiksi
-
Ulasan NovelA Terribly Nasty Business: Misteri Pembunuhan di Balik Lamaran
-
Ulasan Buku The Smileless Princess, Putri yang Dikutuk Tidak Bisa Tersenyum
-
Ulasan Film Tinggal Meninggal: Sindiran Kocak untuk Hidup Modern!
-
Review Film Nobody 2: Sekuel Aksi yang Lebih Gila dari Film Pertama!
Terkini
-
Finis di Podium Lagi, Pedro Acosta Ingin Nikmati Momen Seperti Ini
-
Daftarkan Anak Ikut Futsal Sedini Mungkin? Ini Dia 3 Dampak Positifnya!
-
Janji Negara Menjaga Bumi: Suara Kritis atas Lemahnya Penegakan Hukum
-
Irasional, Letak Indahnya Cinta Orang Tua
-
Sandy Walsh Gabung Buriram United, akan Duet dengan Shayne Pattyanama?