Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | zahir zahir
Sistem Rudal S-200 (KIri) (missilethreat.csis.org)

Perang antara Rusia dan Ukraina memang telah berjalan lebih dari 1 tahun. Sejak Rusia mulai menginvasi tetangganya tersebut di tahun 2022 silam, perang ini masih berlanjut dan belum menunjukkan akan adanya perdamaian antara kedua pihak. Pihak Ukraina yang disokong oleh bantuan militer negara-negara barat hingga saat ini masih memberikan perlawanan yang cukup tangguh bagi pihak Rusia. Bahkan, selain menggunakan senjata bantuan barat, Ukraina juga menggunakan beragam persenjataan tua dari masa Uni Soviet.

Melansir dari kanal berita The Eurasian Times, pihak militer Ukraina diketahui menggunakan kembali sistem rudal pertahanan udara S-200 peninggalan Uni Soviet. Rudal-rudal tua yang mulai dibangun dari dekade 1960-an ini dimodifikasi oleh pihak Ukraina agar dapat menyerang militer Rusia yang berada di Taganrong, Ukraina.

Rudal yang Mulai Dikembangkan Sejak Dekade 1960-an

Rudal S-200 Dalam Sebuah Pawai Militer (missilethreat.csis.org)

Rudal S-200 sendiri atau dalam kode NATO SA-5 "Gammon" merupakan rudal dari era Uni Soviet. Melansir dari situs pvo.guns.ru, rudal ini mulai dikembangkan pada dekade 1960-an sebagai bentuk perlindungan terhadap instalasi militer Uni Soviet dari ancaman rudal balistik Amerika Serikat dan negara sekutunya. Sistem rudal ini dikembangkan oleh 2 konsorsium berbeda, yakni KB-1 design bureau yang bertugas membuat sistem komputer pelacakan dan GSKB Spetsmash yang bertugas mendesain mekanisme peluncuran dan rudal.

Rudal ini mulai diuji pada tahun 1964 dan memasuki layanan militer Uni Soviet pada kurun waktu 1967-1968. Rudal dengan ukuran cukup besar ini tergolong sebagai salah satu rudal pertahanan udara canggih di masanya. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan deteksi radar yang dianut sistem rudal S-200 yang diketahui merupakan sistem pelacakan radar terjauh di masanya.

BACA JUGA: Kisah Unik Nenek dalam Buku "Ketua Klub Gosip dan Anggota Kongsi Kematian"

Menyadur dari situs fas.org, rudal ini memiliki berat sekitar 8.000 kg dan mampu membawa hulu ledak sekitar 217 kg. Rudal ini mampu mencapai target yang berada di jarak 300 km dan dengan ketinggian maksimal sekitar 40.000 meter. Rudal ini memiliki beragam varian yang diketahui diproduksi dari waktu ke waktu. Mulai dari varian S-200A, S-200W, S-200M, S-200D dan beberapa varian lainnya. Selain Uni Soviet, rudal ini juga pernah dioperasikan oleh Bulgaria, Korea Utara, Polandia, Aljazair, India, Jerman Timur dan beberapa negara berhaluan blok timur lainnya.

Dimodofikasi Menjadi Rudal Serangan Darat oleh Ukraina

Peluncuran Rudal S-200 (militarywatchmagazine.com)

Melansir dari situs armyrecognition.com, sistem rudal S-200 peninggalan era Uni Soviet yang masih disimpan oleh Ukraina dimodifikasi agar mampu menyerang target darat. Meskipun telah dipensiunkan sejak tahun 2013 silam, akan tetapi dalam perang antara Rusia-Ukraina rudal ini dibangkitkan kembali dengan menjadi sistem penyerangan darat. 

Hal ini tentunya cukup unik mengingat sistem rudal S-200 sebelumnya tidak diketahui dapat berfungsi sebagai rudal jelajah untuk serangan darat. Pihak Ukraina mengklaim masih memiliki beberapa unit rudal S-200 yang kini dimodifikasi menjadi sistem penyerangan darat. Salah satu kasus penggunaan rudal ini oleh pihak Ukraina adalah saat menggempur posisi militer Rusia yang menduduki wilayah Taganrong, Ukraina pada minggu (30/07/2023) lalu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir