Hidup ini memang diwarnai dengan lika-liku. Ibaratnya hidup ini sedang berkendara. Kadang kita melewati jalanan beraspal mulus. Kadang jalanan berlubang. Belum lagi tanjakan dan tikungan yang membuat kita harus ekstra hati-hati. Agar jangan sampai jatuh dan terluka.
Kehidupan manusia di dunia ini memang penuh dengan warna-warni. Kadang diliputi kebahagiaan. Kadang kesedihan, dan duka yang mendalam. Yang jelas, setiap manusia sudah mendapat jatah kebahagiaan dan kesedihannya sendiri-sendiri, tinggal bagaimana masing-masing menjalaninya dengan penuh kesabaran dan pantang menyerah.
Bicara tentang hidup yang penuh warna-warni, kita bisa menyimak cerpen-cerpen yang tersaji dalam buku “L.A. Underlover” yang ditulis oleh sederet cerpenis yang tak asing lagi seperti Budi Darma, Eka Kurniawan, dan Triyanto Triwikromo.
Salah satu cerpen yang layak disimak berjudul ‘Gimbol’ karya Budi Darma. Cerpen ini mengisahkan seorang anak laki-laki penjual tali bernama Gimbol. Ia terbiasa berjualan di salah satu pusat keramaian di Los Angeles, yakni kawasan Alun-alun Clinton. Meski jualannya tak kunjung laku, Gimbol tetap setia berada di sana.
Suatu ketika seorang lelaki mendekati Gimbol yang sedang berjualan di Alun-alun Clinton. Ternyata lelaki tersebut adalah sosok yang diyakini Gimbol sebagai ayahnya tapi sangat dibencinya.
BACA JUGA: Ulasan Buku Khotbah, Tak Semua Orang Bisa Menjadi Pemimpin
Gimbol pun berusaha melampiaskan dendamnya pada lelaki yang telah menyakiti almarhumah ibunya itu. Kisah Gimbol menyiratkan pelajaran penting kepada kita agar berusaha menjalani kehidupan ini dengan baik, jangan pernah menjadi manusia jahat. Sejatinya, kejahatan yang dilakukan seseorang akan merugikan dirinya sendiri.
Cerpen menarik lainnya yang bisa disimak dalam buku terbitan ini berjudul “Senandung Langit Pucat” karya Chavchay Syaifullah. Berkisah tentang Janet dan Andre, sepasang kekasih yang memutuskan menjadi pengamen.
Nasib nahas harus dialami oleh Andre ketika dia mendapat tawaran menjadi gitaris pengganti Wade Band. Andre ditipu. Dia tidak mendapat bayaran sepeser pun, bahkan dia dikeroyok hingga terluka. Kisah Andre dan Janet menyisakan pelajaran berharga agar jangan terlalu percaya janji-janji yang diucapkan orang lain, terlebih yang belum kita kenal dengan baik.
Semoga buku kumpulan cerpen terbitan Katakita (2008) ini dapat menjadi semacam bacaan yang menghibur di sela-sela rutinitas yang padat. Selamat membaca semoga terhibur.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Perjalanan Menemukan Makna Hidup Sejati di Novel Pencari Harta Karun
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
Depot Mie Sahadja Malang: Hangatnya Cita Rasa dan Kenangan Rumah Nenek
-
Ulasan Buku Granny Loves to Dance: Saat Nenek Tercinta Terkena Alzheimer
-
Ulasan Film Kampung Jabang Mayit: Ritual Maut, Cerita Mistis Dukun Sadis!
Terkini
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir