Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Dea Pristotia
Ilustrasi Seblak [iStock/Ika Rahma]

Siapa yang tidak kenal jajanan khas Sunda satu ini? Ya, seblak saat ini semakin mendulang kepopuleran karena rasanya yang selalu membuat penikmatnya rindu. Kolaborasi kuah panas, rasa pedas gurih serta rebusan kerupuk yang kenyal. Belum lagi pilihan topping yang menggugah selera seperti ceker, bakso, sosis, hingga telur, tidak bisa dilewatkan. 

Tak hanya di tanah Sunda, kini seblak telah menjamur ke berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan dijual versi instan yang dapat dibeli melalui e-commerce. Namun, tahukah kalian bahwa di balik kenikmatan seblak terdapat kisah yang memilukan?  

Lahir dari Krisis Pangan?

Ilustrasi Kerupuk [iStock/Tyas Indayanti]

Dilansir oleh Bandungmu.com pada Rabu (30/8/2023), bahwa seblak muncul dari krisis pangan pada masa penjajahan. Krisis pangan ini terjadi di Parahyangan Selatan. Sebab penduduk mengalami kesulitan mendapatkan makanan, akhirnya mereka merebus kerupuk untuk menghilangkan rasa lapar.

Namun, mengenai asal usul seblak ini ternyata merupakan informasi yang dipercaya oleh masyarakat Sunda. Informasi ini disalurkan secara lisan, dari mulut ke mulut dan diyakini. Namun, tidak ada catatan sejarah atau sumber yang tertulis mengenai krisis pangan ini. 

Asal Usul seblak

Ilustrasi Seblak [iStock/Dicky Algofary]

Kata 'seblak' sebenarnya merupakan singkatan dari kata 'segak' dan 'nyegak' dalam bahasa Sunda yang berarti 'menyengat'. Rasa menyegat tersebut merupakan ciri khas seblak yang menggunaan cikur atau kencur. 

Mengenai sejarah seblak, terdapat dua versi. Versi pertama menyebutkan bahwa seblak lahir di Garut dan Cianjur Selatan sebelum kemerdekaan. Namun, pada saat itu dikenal dengan nama 'kurupuk leor,' di mana mengacu pada teksturnya yang lembut. 

BACA JUGA: Kuah Pliek, Makna Persatuan dalam Satu Hidangan

Sementara versi kedua menyebutkan bahwa pada tahun 1930, di daerah bernama Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, ada kuliner yang berbahan dasar sama dengan seblak yang disebut 'kerupuk godog'. Bedanya, seblak satu ini bukan dimasak dengan kencur, kerupuk rebus tersebut disajikan dengan bumbu kacang sebagai sambalnya. Kemudian pada tahun 1990-an, perantau asal Sumpiuh membawa seblak ke Bandung yang menjadi awal dari kepopuleran seblak.  

seblak Masa Kini

Ilustrasi berbagai macam kerupuk dan topping seblak [instagram/jajanangarut]

Pada awalnya seblak hanya kerupuk rebus berbumbu bawang putih, garam, cabai, dan kencur. Namun seblak saat ini telah dimodifikasi agar disesuaikan dengan lidah anak muda. Seperti jenis kerupuk yang lebih bervariasi, yaitu campuran berbagai macam kerupuk dengan bentuk yang beraneka ragam.

Kemudian topping yang ditawarkan juga sangat banyak, sehingga pembeli dapat memilihnya sendiri. Topping tersebut antara lain adalah mie, kwetiaw, makaroni, bakso, aci, sosis, ceker, tulangan, siomai kering, dan masih banyak lagi. Bagaimana, ada topping favorit kalian? 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Dea Pristotia