Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Diana Retnasari
Tampilan cover buku Kotak Waktu (Dokumentasi Pribadi/Diana Retnasari

Kotak Waktu merupakan sebuah novel karangan dari Pudjangga Lama yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2019 silam. Setiap cerita yang tertuang dalam novel ini sukses membuat saya tak bisa berhenti membalik lembar demi lembar untuk segera mengetahui akhir cerita.

Novel ini memiliki alur maju-mundur dan berlatar tempat di kota Bandung. Penulis mampu menyajikan cerita fiksi yang terdengar sangat realistis dengan berbagai informasi yang ada di dalamnya.

Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang laki-laki bernama Taka. Tanpa diduga pertemuannya dengan Gugun, teman lamanya semasa SMA, membuat Taka terlibat dalam sebuah kejadian aneh dan membingungkan. 

BACA JUGA: Buku '250 Questions That Will Change Your Life', Ubah Hidupmu saat Ini Juga

Taka kaget bukan kepalang saat Gugun tak mengenalinya sama sekali ketika bertemu dengannya. Padahal mereka dulu bisa dikatakan sebagai sahabat karib yang kemana-mana selalu berdua.

Pertemuan tersebut akhirnya membawa Taka flashback menuju cerita lama di masa SMA yang dialaminya 10 tahun yang lalu. Ternyata bukan hanya Gugun saja, Taka juga memiliki tiga sahabat lain yang mengisi momen bahagianya ketika di bangku sekolah.

Persahabatan yang dijalin oleh lima serangkai ini begitu manis dan suportif. Tidak ada yang merasa tersaingi antara satu sama lain. Meskipun sifat dan karakter mereka sangat berbeda, namun mereka memaknai ikatan persahabatan ini dengan sepenuh hati.

Waktu cepat sekali berlalu hingga kelima siswa ini akan segera lulus SMA. Atas inisiatif dari teman Taka, mereka berlima memutuskan menulis surat untuk diri mereka di masa depan. Rencananya, mereka akan berkumpul kembali di tempat yang sama setelah 10 tahun, dan membaca surat tersebut secara bergantian.

Belum juga mereka resmi lulus SMA, sebuah kejadian buruk menimpa Gugun. Tak disangka, ternyata peristiwa buruk inilah yang menjadi cikal bakal persahabatan antara lima anak SMA ini kandas. Akhirnya, hubungan persahabatan yang indah itu rusak dan hanya menyisakan ingatan pahit untuk dikenang.

BACA JUGA: Ubah Rasa Kesepian menjadi Teman Baik Lewat Buku "Loneliness is My Best Friend"

Lalu, apakah kisah ini berhenti sampai disitu saja? Tentu tidak. Taka merasa belum mampu untuk menerima takdir yang harus dia hadapi saat ini. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk memperbaiki tali persahabatan yang nyaris putus itu. Apakah usaha Taka akan berhasil? Cari tahu dalam bukunya, ya!

Sementara itu, berbicara tentang kenangan, dari buku ini saya belajar bahwa kenangan pahit tidak harus sepenuhnya dilupakan begitu saja. Kita harus mampu menerimanya agar bisa tetap melanjutkan kehidupan.

Susah memang, tapi ingatan tersebut juga menyimpan hikmah untuk diri kita di masa mendatang. Jadi, jika saat ini kalian memiliki kenangan tentang kejadian buruk di masa lalu, jangan buru-buru dilupakan, ya.

Manfaatkan kenangan tersebut sebagai bahan renungan atau refleksi diri untuk memperbaiki kualitas hidup di masa depan nanti. Nah, itulah ulasan buku berjudul ‘Kotak Waktu’, jangan lupa baca bukunya ya, teman-teman!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Diana Retnasari