Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia tengah dilanda kemarau dan kekeringan panjang yang cukup ekstrem. Dilansir dari data yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kekeringan di Indonesia pada rentan waktu Agustus hingga September kemarin meluas hingga mencapai sebagian besar wilayah.
Tercatat, hampir seluruh wilayah di pulau Jawa, Sumatera, Bali, dan Nusa tenggara sedang mengalami cuaca panas yang cukup ekstrem hingga mencapai suhu lebih dari 32-35 derajat Celcius.
Bahkan, beberapa daerah seperti Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta tengah mengalami bencana kekeringan dan kesulitan pasokan air bersih. Kondisi ini diprediksi akan terus terjadi hingga akhir bulan Oktober atau awal November 2023 nanti.
Sedikitnya, ada sekitar 116.00 jiwa di 11 provinsi yang tengah mengalami krisis air bersih pada kurun bulan Juli-September kemarin.
Apakah Rain Water Harvesting merupakan Solusi Krisis Air Bersih di Masa Depan?
Dilansir dari data yang dipublikasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bencana kekeringan yang terjadi sejak Juli hingga September kemarin dan diprediksi akan berlangsung hingga bulan November nanti disebabkan oleh efek dari anomali suhu yang berada di Samudra Pasifik atau yang dikenal dengan nama El Nino.
Selain itu, posisi antara bulan Juli-Oktober yang merupakan puncak musim kemarau juga turut memperparah kenaikan suhu dan kekeringan di sebagian tempat di Indonesia yang menyebabkan krisis air bersih.
Lantas bagaimanakah cara guna menanggulangi krisis air bersih yang kini sedang terjadi? Mungkin jika yang dimaksudkan untuk menanggulangi krisis yang terjadi saat ini memang menjadi problem yang belum menemukan solusi.
Akan tetapi, guna menanggulangi krisis sejenis yang kemungkinan bisa terjadi di masa depan dapat dilakukan dengan metode Rain Water Harvesting atau memanen dan menyimpan air hujan.
Dilansir dari situs Kementerian PUPR Provinsi Sulawesi Selatan, memanen air hujan dan menyimpannya atau Rain Water Harvesting merupakan metode pengumpulan air hujan dan disimpan dalam wadah seperti tangki air atau wajah sejenis memang cocok dilakukan ketika sedang tinggi curah hujan.
Cara ini terkenal cukup ampuh dilakukan oleh negara-negara yang terkenal memiliki curah hujan yang cukup rendah per tahunnya guna mengatasi ketersediaan air bersih.
Cara mengumpulkan air hujan tersebut terbilang cukup sederhana, yakni air hujan dialirkan melalui sebuah talang air atau pipa yang umumnya berada di atap bangunan dan dialirkan ke sebuah tempat penyimpanan guna dipergunakan saat menghadapi musim kemarau atau sedang krisis air bersih.
Cara ini bisa dilakukan secara mandiri di setiap rumah atau terkoordinir dengan sebuah wilayah dan tentunya menggunakan wadah penampungan yang lebih besar.
Meskipun terdengar cukup memungkinkan dan sederhana, akan tetapi proses rain water harvesting tersebut tetap harus mengedepankan aspek higienitas air dan alur pengolahannya agar layak konsumsi.
Tentunya apabila dilakukan dengan benar, bukan tidak mungkin cara ini akan menjadi salah satu solusi jitu menanggulangi krisis air di masa depan.
Baca Juga
-
Beda Nasib Indonesia dan Malaysia di Ranking FIFA, PSSI Harus Lakukan Apa?
-
Jika Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Beberapa Pemain Ini Bisa Didepak!
-
PSSI Tak Perlu Gengsi, Tawaran dari STY Cukup Bagus untuk Timnas Indonesia
-
Tak Perlu Gengsi, PSSI Justru Bisa Untung Jika Rekrut Kembali STY ke Timnas Indonesia
-
Gagal Lolos Piala Dunia, 3 Hal Ini Wajib Dievaluasi dari Timnas Indonesia!
Artikel Terkait
-
Atasi Krisis Air di Penjaringan, Heru Budi Resmikan Reservoir Komunal
-
Kemarau Masih Cukup Panjang, BMKG Prediksi Awal Musim Hujan di DIY Baru November-Desember Nanti
-
Perkiraan BMKG Meleset, Transisi Musim Hujan di Indonesia Baru Dimulai November 2023
-
Hujan Tak Kunjung Turun, Gunungkidul Perpanjang Status Siaga Darurat Kekeringan
-
Atasi Krisis Air di Rusun Marunda, PAM Jaya Operasikan Reservoir Komunal
Ulasan
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Novel Behind Closed Doors: Sandiwara Mengerikan dalam Kehidupan Pernikahan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
Terkini
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
6 Outfit Girly Minimalis Kapook Ploynira yang Super Stylish untuk Kencan
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
4 Lip Tint Transferproof Rp20 Ribuan, Tidak Luntur Meski Dipakai Seharian!
-
Prekuel Weapons Resmi Diproduksi, Siap Ungkap Asal-usul Aunt Gladys