Ternyata, anak juga seperti orang dewasa yang bisa mengalami stres dan depresi. Stres yang dialami oleh anak sangatlah beragam. Salah satunya ketika anak sedang berada di sekolah. Stres karena terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipahami dan kuasai, stres karena tugas sekolah atau PR yang menumpuk, dan seterusnya.
Oleh karenanya, setiap orangtua harus berusaha mendeteksi stres yang biasa menimpa putra-putrinya. Ketika anak pulang sekolah dengan raut wajah lesu dan murung, bisa jadi dia sedang dilanda stres dengan tugas sekolah yang melelahkan. Atau stres karena sedang berkonflik dengan temannya.
BACA JUGA: Buku 'Kecil-Kecil Belajar Bisnis': Menggali Jiwa Bisnis sejak Dini
Memotivasi atau memberikan semangat kepada anak adalah termasuk tugas para orangtua. Tujuannya agar anak kembali ceria dan dapat melanjutkan hari-harinya dengan penuh semangat.
Dalam buku “Mendampingi Anak Belajar” karya Femi Olivia dijelaskan, pada prinsipnya semua manusia pasti bisa mengalami stres. Hanya berat ringan dan cara menyikapinya yang berbeda-beda. Selain itu, memang tidak selalu mudah mengenali simptom stres anak. Tapi perubahan tingkah laku jangka pendek seperti perasaan yang berubah-ubah, pola tidur berubah, atau ‘ngompol’ dapat menjadi indikasi. Sebagian anak mengalami efek fisik, antara lain sakit perut dan sakit kepala. Anak lainnya mengalami sulit konsentrasi atau menyelesaikan tugas sekolah. Hal yang lainnya manarik diri atau lebih banyak menyendiri.
Femi Olivia menjelaskan, untuk tingkatan tertentu stres wajar dialami anak. Stres dapat dibedakan menjadi distress dan eustress. Distress adalah keadaan yang biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang menekan atau tidak menyenangkan. Inilah ciri-ciri anak yang mengalami distress:
Ciri fisik: cepat lelah, kurang semangat, cepat sakit. Ciri psikis: gelisah, khawatir, cemas berlebihan, merasa tidak nyaman berada di antara orang yang selama ini bersamanya, merasa enggan melakukan kegiatan yang biasanya dikerjakan, lebih cepat marah, murung.
Ciri kognitif: cepat lupa, sulit berkonsentrasi, sering mengeluh saat belajar. Ciri peri laku: sulit tidur, pola makan bermasalah (susah makan atau justru makan berlebihan), lebih agresif (membanting barang, berteriak-teriak, melempar benda, dan sebagainya).
BACA JUGA: Ulasan Buku Dunia Es Krim: Kumpulan Cerita Anak yang Penuh Imajinasi
Sedang eustress adalah tekanan yang justru bisa menggugah performa seseorang sehingga menghasilkan prestasi yang lebih baik. Contohnya, kekhawatiran mendapat nilai merah membuat anak lebih bersungguh-sungguh belajar. Tanpa adanya standar penilaian akademis, mungkin anak akan bersikap acuh tak acuh dan terlalu santai dalam studinya. Jadi, dalam porsi tertentu, tekanan dapat menjadi motivasi anak untuk berusaha keras mendapatkan hasil yang diinginkannya.
Buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama: ekspektasi orang tua yang membuahkan depresi pada anak. Bagian kedua: jika kemampuan anak hanya rata-rata saja dan kelebihan beban. Bagian ketiga: agar anak berprestasi baik di sekolah. Dan bab keempat tentang cara mengatasi stres anak dengan relaksasi. Sebuah buku yang sangat cocok dibaca oleh para orangtua untuk membantu mengatasi problem yang dialami oleh anak-anaknya. Selamat membaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
6 Tips Mengatasi Kecemburuan Anak pada Adik Bayi yang Baru Lahir
-
Nathalie Holscher Tiba-tiba Mewek saat Hapus Tato di Dada Sebelah Kanan, Kenapa?
-
Buku 'Kecil-Kecil Belajar Bisnis': Menggali Jiwa Bisnis sejak Dini
-
Mantap Tambah Momongan, Zaskia Sungkar Berniat Kembali Jalani Program Tabung
-
Anak Kedua Tasya Kamila Terlihat Gembul, Tapi Rupanya Juga Pernah Susah Makan Loh!
Ulasan
-
Review Film Jembatan Shiratal Mustaqim: Horor Moral yang Mirip Sinetron
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
Terkini
-
Merinding! Igun Mimpi Dipeluk 'Hantu' di Kamar Mandi Sampai Baper, Eh Beneran Diikutin Sampai Rumah
-
Recap AXIS Nation Cup 2025: SMK Nusantara Tundukkan SMKN 1 Batam
-
Viral! Mobil Sri Sultan Disalip Rombongan Tut Tut Wok Wok di Lampu Merah, Pejabat atau Bukan Ya?
-
AXIS Nation Cup 2025: Euforia dan Aksi Sepanjang Hari
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: 5 Fakta Terbaru yang Bikin Nyesek