Film "Ketika Berhenti di Sini" sempat menghiasi bioskop seluruh Indonesia, 27 Juli 2023. Kala itu, film ini menggugah minat tonton para Gen Z, remaja masa kini, menyambangi bioskop untuk merasakan sensasi kehilangan orang tercinta.
Banyak yang bilang, filmnya sangat mewakili perasaan hati penonton, terkhusus bagi yang pernah mengalami hal serupa di dalam filmnya.
Sinopsis Ketika Berhenti di Sini
Diceritakan, Dita, seorang desainer grafis dengan idealismenya, sering kali dihantui oleh rasa takut akan kegagalan. Rasa takut yang bersumber dari masa lalu, antara dirinya dengan ayahnya.
Nasib mempertemukannya dengan Ed, seorang arsitek dengan latar belakang yang sangat berbeda. Awal pertemuan mereka penuh dengan kesalahpahaman, tetapi dengan cepat berkembang menjadi hubungan yang penuh makna. Keduanya pun pacaran.
Empat tahun berlalu. Dita merasa bahwa hubungan mereka telah mencapai titik mati. Tanpa sadar, Dita mulai menuntut Ed agar menjadi seperti yang dia inginkan.
Namun, takdir bermain di luar rencana ketika Ed mengalami kecelakaan tragis yang mengakibatkan kematiannya. Dita merasa terpukul dan penuh penyesalan.
Dua tahun kemudian, Dita berusaha memulai hidup baru bersama Ifan, sahabat masa kecilnya yang sekarang menjadi suaminya. Mereka berdua berjuang untuk melupakan kenangan tentang Ed.
Akan tetapi, takdir kembali mempertemukan Dita dengan kenangan masa lalu ketika dia secara tak terduga mendapatkan sebuah kacamata canggih bernama 'LOOK' yang dilengkapi teknologi Augmented Reality (AR).
Kacamata ini memiliki kemampuan untuk menciptakan proyeksi holografis yang mirip dengan sosok Ed yang hidup. Dita pun menghadapi dilema besar, ketika sosok Ed dalam bentuk hologram menemani hari-harinya. Cinta Dita pada Ed tumbuh kembali.
Review Film Ketika Berhenti di Sini
Film ini disutradarai oleh Umay Shahab dan menghadirkan cerita yang menggugah emosi tentang cinta, kehilangan, dan keputusan sulit.
Prilly Latuconsina berperan sebagai Dita, sementara Bryan Domani memerankan Ed, dan Refal Hady sebagai Ifan.
Musik dalam film ini dikomposisikan oleh Andi Rianto, menciptakan atmosfer mendalam dalam cerita ini, terutama ketika memperdengarkan latar musik dari penyanyi indie, salah satunya lagi milik Nadin Amizah berjudul Sorak Sorai.
Ketika menonton film ini, sebagai seorang penonton yang bukan lagi dalam usia muda, sejujurnya merasa bahwa penyampaian emosi dari filmnya terasa lebay dan kurang sampai ke hati.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa adegan yang terlihat terpotong, sehingga transisi antar adegan terasa lompat sana-sini. Meskipun begitu, akting Prilly Latuconsina mampu menyatu dengan alur cerita film ini.
Terlepas dari beberapa adegan di mana dia mungkin agak berlebihan dalam menangis, ini mungkin disebabkan oleh arahan sutradara yang ingin menunjukkan kesedihan dengan cara tersebut.
Walaupun, kesedihan nggak selalu harus diungkapkan dengan air mata. Terkadang, karakter utama terlalu sering menangis sehingga kesedihannya terlihat nggak tulus. Meskipun begitu, ada momen yang benar-benar menyentuh hati penonton.
Film ini memiliki beberapa plot twist yang cukup bikin penonton geli, tapi nggak mengurangi kualitas keseluruhan film. Dalam penilaian subjektif, skornya 6,5/10. Film ini akan tayang kembali di Netflix pada tanggal 28 November 2023, jadi jangan sampai dilewatkan!
Tag
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Usung Genre Horor, Anime The Summer Hikaru Died Siap Tayang Tahun 2025
-
Febby Rastanty Hormati Suami meski Lebih Dominan dan Berdaya, Prilly Latuconsina Kena Sentil
-
7 Drama Korea Tayang Desember 2024, Ada Squid Game Season 2!
-
Layak Dinanti, Intip Trailer dan Jadwal Rilis One Hundred Years of Solitude
Ulasan
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan