Menulis itu asyik dan banyak sekali manfaatnya. Salah satunya sebagai sarana bertukar pikiran, atau membagikan gagasan kita kepada orang lain dari beragam latar belakang yang berbeda.
Ahmad Rifa’i Rif’an dalam buku ‘Generasi Menulis’ berpendapat bahwa menulis merupakan satu keterampilan penting yang butuh dikuasai. Bukankah untuk menjadi orang besar kita butuh dua syarat: menjadi penulis atau menjadi pribadi yang kisahnya layak ditulis. Jika kisah kita belum layak, sebaiknya kita siapkan diri menjadi penulis.
Sebenarnya, setiap orang sangat bisa untuk menjadi seorang penulis. Ya, profesi penulis ini bahkan bisa ditekuni dan dipelajari oleh mereka yang tak mengenyam pendidikan sekali pun. Bahkan yang ironis: ketika ada orang berpendidikan tinggi tapi mengaku tidak mampu untuk menulis.
Bukti bahwa setiap orang bisa menjadi penulis adalah ketika berbagai media sosial begitu riuh oleh postingan atau status yang begitu rutin diunggah setiap hari. Lihat saja kolom komentar ketika ada suatu persoalan kontroversial, orang-orang begitu heboh dan mampu mengetik komentar sedemikian panjang, saling adu argumen, berdebat, bahkan saling hujat.
Coba saja amati di sosial media saat ini. Kita semua adalah penulis yang sangat produktif. Di Facebook, Instagram, grup WA, Telegram, dan media lainnya, kita sigap sekali mengomentari berbagai persoalan. Kalau semua tulisan itu dikumpulkan dan dicetak, bisa jadi ratusan halaman (hlm. 6).
Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan Ahmad Rifa’i Rif’an, bahwa jika ingin tulisan kita jadi buku, jangan produktif bikin noise, tapi perbanyak bikin voice. Apa bedanya? Noise yang bermakna gaduh atau berisik biasanya lebih banyak kita dapati di media sosial. Lihatlah, mayoritas sosial media kita berisi keluhan, pamer, nyinyiran, atau komentar-komentar tentang berbagai hal, itulah noise kita. Sementara voice cenderung bermakna sesuatu yang penting, teratur, terstruktur, dan tepercaya menyangkut informasi yang ditulis.
Apakah menulis itu keterampilan yang sulit, sehingga jarang yang menguasainya? Rasanya tidak juga. Belajar menulis tidak seribet belajar main gitar, belajar melukis, belajar menari, belajar piano, atau belajar main tenis. Untuk menulis, kita tidak perlu lagi belajar dari dasar. Kita sudah mempelajarinya sejak kecil. Kita tinggal memantiknya saja, sehingga kemampuan yang sudah lama padam itu kembali menyala (hlm. 11).
Buku ‘Generasi Menulis’ karya Ahmad Rifa’i Rif’an yang diterbitkan oleh Quanta (Jakarta) ini sangat menarik dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi kalian yang ingin menjadi seorang penulis profesional. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Upaya Mengelola Stres Lewat Buku 'Make Your Life Yummy'
-
10 Masalah Emosional Penulis dan Solusi Mengatasinya
-
Viral SD di Sidoarjo Berlakukan Tidur Siang untuk Siswa, Apa Manfaatnya?
-
Riset: Orang Indonesia Khawatir Jadi Pengangguran Gegara Teknologi AI
-
Apa Itu CNG? Tabung Gas Meledak di Sukabumi Makan 2 Korban Meninggal Dunia
Ulasan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
Terkini
-
Sinopsis Pro Bono: Drama Korea Hukum Terbaru Jung Kyung Ho Segera di Netflix
-
Deddy Corbuzier Rayakan Ultah Sabrina di Tengah Proses Perceraian, Netizen Soroti Tulisan di Kue
-
Usai 10 Tahun Pacaran, Kim Woo Bin dan Shin Min Ah Umumkan akan Menikah
-
FIFA Puskas Award 2025 dan Potensi Besar Lambungan Market Value Rizky Ridho
-
Rayakan 20 Tahun Berkarya, RADWIMPS Ajak 14 Musisi Ternama di Album Baru