Stres adalah sesuatu yang wajar yang biasa dialami oleh manusia di muka bumi ini. Stres biasanya dipicu oleh beragam faktor. Misalnya ketika sedang berhadapan dengan persoalan, mulai persoalan yang kecil hingga besar yang butuh penanganan tepat dan cerdas.
Stres ada yang baik (positif) dan tidak baik (negatif). Dalam buku ‘Make Your Life Yummy’ dijelaskan panduan untuk mengetahui apakah stres Anda termasuk yang baik atau yang buruk. Berikut penjelasannya:
Stres yang baik, gejala atau cirinya antara lain: pertama, bisa diatur atau dikendalikan seperti perasaan gugup sebelum memberikan presentasi. Kedua, membuat Anda bangun pagi seperti antisipasi yang Anda rasakan sebelum melakukan gerakan besar atau pekerjaan baru. Ketiga, berlangsung hanya sebentar. Biasanya hilang dalam beberapa jam atau hari.
Stres yang buruk dapat ditandai dengan: pertama, membuat Anda kewalahan, marah, mudah tersinggung hampir sepanjang waktu. Kedua, membuat Anda merasa tak mampu, tak bisa tidur sepanjang malam (cemas karena masalah pekerjaan atau masalah di rumah, misalnya). Ketiga, terus bertahan atau tidak mau pergi. Memengaruhi seluruh bidang kehidupan Anda (misalnya, kekacauan di tempat kerja membuat Anda marah-marah di rumah).
Stres dapat melemahkan kesehatan emosi dan merenggangkan hubungan Anda dengan pihak lain. Bertolak belakang dengan orang yang mampu memandang stres secara positif, stres negatif membuat orang buta situasi, gelap mata, putus asa, dan merasa tidak memiliki pilihan (hlm. 7-8).
Dalam buku ini dijelaskan, kemampuan mengenali diri sendiri membuat kita lebih percaya diri, karena kita mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Kenali emosi-emosi di dalam diri kita sendiri. Kepribadian Anda bisa jadi petunjuk untuk mengatasi stres. Usahakan mengenali sebanyak mungkin jenis emosi di dalam diri kita. Kemudian coba kenali tanda-tandanya bila kita sedang mengalaminya, misalnya emosi senang, bahagia, marah, kecewa, sedih, curiga. Semakin banyak jenis emosi kita sendiri yang kita kenali, akan semakin membantu kita mengelolanya.
Untuk meningkatkan kemampuan mengenali diri sendiri, Anda disarankan untuk: mengenali kekuatan dan keterbatasan diri kita, kenali hal-hal yang kita sukai dan tidak kita sukai. Hal-hal yang kita sukai dapat membantu untuk mengembangkan minat kita, sedangkan yang tidak kita sukai dapat membantu kita menghindari ketidaknyamanan yang mungkin timbul yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbahagiaan (hlm. 37-38).
Terbitnya buku ‘Make Your Life Yummy’ yang ditulis oleh Pangkalan Ide (Elex Media Komputindo, 2009) ini bisa memandu Anda untuk mengatasi stres dengan cerdas. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Ide Bisnis bagi Remaja' Belajar Wirausaha sejak Usia Muda
-
Memahami Diri melalui Buku What is Identity?
-
Buku 'Langsung Bekerja Setelah Lulus Kuliah', Agar Lekas Dapat Kerja
-
Melatih Kemampuan Berpikir dari Buku '99 Cara Berpikir Ala Sherlock Holmes'
-
Ulasan Novel Rooftop Buddies, Menghargai Hidup dari Kisah Pengidap Kanker
Ulasan
-
Review Film Sukma: Rahasia Gaib di Balik Obsesi Awet Muda!
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
Terkini
-
Animator Jujutsu Kaisen Ungkapkan Detail Penting tentang Musim Ketiga
-
Banjir Bali Terparah: Bandara Terancam, Denpasar Siaga Darurat
-
Daily Style Goals: 4 Inspo Outfit ala Sophia KATSEYE yang Selalu On Point!
-
Cabut Gugatan, Paiman Raharjo Kini Bidik Roy Suryo Cs Lewat Jalur Pidana
-
Kritik Sosial Lewat Medsos: Malaka Project Jadi Ajak Gen Z Lebih Melek Politik