Roman Orang Metropolitan merupakan kumpulan cerita pendek karya dari Threes Emir dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (2012).
24 cerpen dalam buku ini mengisahkan tentang kehidupan roman kaum high class. Kehidupan percintaan yang begitu indah dan bergairah, hingga kisah cinta penuh getir dan mendatangkan kesedihan di akhir ceritanya.
Setiap cerita pendek dalam buku ini menggunakan penyebutan numerik, seperti: Roman 1, Roman 2, dan seterusnya sebagai pengganti judul cerpen.
Sebagai cerpen pertama atau Roman 1, pembaca akan disuguhkan tentang kisah cinta seorang anak kaum jetset bernama Wati, yang berpacaran dengan Nano, teman kuliah beda jurusan yang tinggal sendiri di sebuah apartemen.
Cerita bergulir ke gaya berpacaran mereka yang bebas hingga Nini, adik kandung Wati, menyadari perubahan perut sang kakak. Hal yang sama juga disadari ibunya yang akhirnya menginterogasi Wati mengenai perutnya yang membesar.
“Kamu hamil, ya?”
Wati menangis sesenggukan sambil mengangguk.
Ibu tidak menanyakan “kenapa” atau “bagaimana” dan entah puluhan pertanyaan lain, melainkan segera diputuskannya menelepon Ayah dan memintanya pulang walaupun belum sampai satu jam yang lalu Ayah berangkat ke kantor. (hlm 17)
Mari kita melompat saja ke Roman 4, cerpen yang berkisah tentang sepasang suami istri yang bekerja sebagai dosen di universitas swasta.
Sang suami digambarkan sebagai lelaki kuper sejak zaman kuliah, sedangkan sang istri sudah terbiasa dengan kehidupan yang dekat dengan dunia malam sejak remaja.
Pasangan ini memiliki dua orang anak, Dono dan Doni, yang diasuh seorang suster bernama Mimin. Bu Dosen yang masih gemar berpesta dan kerap pulang larut malam, lama-kelamaan menyadari kedekatan yang terjalin antara sang suami dan suster anak-anaknya. Hal yang kemudian membuat Bu Dosen memberhentikan Mimin, tapi mendapat reaksi tak terduga dari Pak Dosen.
“Aku mau ke Garut malam ini.”
“Lho, ada apa?” jawab istrinya heran.
“Aku mau melamar Mimin dan segera menikahinya.” Tatapan Pak Dosen dingin dan kaku mengarah ke wajah istrinya. Tak ada penyesalan dalam nada suaranya. (hlm 53)
Banyak cerpen lainnya dalam buku ini yang sebenarnya memiliki premis menarik. Sayangnya, premis tersebut tidak didukung dengan gaya penceritaan yang sama menariknya. Di setiap cerita dipenuhi dengan narasi-narasi yang lebih mirip dengan curhatan.
Sebagai kumpulan cerpen dengan tagline ‘based on true stories’, Roman Orang Metropolitan menjadi kumpulan cerita yang ‘kurang’ metropolitan karena eksekusi yang kurang menggigit.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Nemesis: Pengusutan Kasus Pembunuhan Sepuluh Tahun Lalu
-
Ulasan Novel Demon Rumm: Karya Sandra Brown yang Kurang Menggigit
-
Ulasan Novel Mawar tak Berduri: Pembunuhan Dua Perempuan di Maidensford
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
-
Resensi Novel Voice: Kisah di Belakang Layar Para Voice Actor
Artikel Terkait
-
Triplet Horor di Buku Tentang Sesuatu yang Akan Dikembalikan pada Asalnya
-
Gramedia Jual Buku Murah tapi Warga Lebih Suka Baca Lewat Smartphone
-
Nikmati Festival Buku dengan Harga Menarik dan Beragam Rangkaian Acara Menyenangkan di Semesta Buku Gramedia
-
Ulasan Buku Perempuan Hujan, Problematika Cinta dan Kehidupan Kaum Hawa
-
Ulasan Buku Fenomena Pemukiman Bunglon, Kebahagiaan di Balik Musibah
Ulasan
-
Review Novel Return to the Dallergut Dream Department Store: Misteri di Balik Toko Mimpi
-
Ulasan Film Jurassic World Rebirth: Visual Gila, Cerita Bikin Penasaran!
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Lagu No One Noticed oleh The Marias Bicara Soal Rasa Kesepian, Siapin Tisu!
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
Terkini
-
Tayang 2027, Vin Diesel Ingin Paul Walker 'Muncul' di Fast and Furious 11
-
Momen Langka, Liga Indonesia All Star Diminta All Out Lawan Oxford United
-
Infinix Hot 60i Resmi Rilis, HP Rp 1 Jutaan Bawa Memori Lega dan Chipset Helio G81 Ultimate
-
Indonesia Sudah Otomatis, Bagaimana Perhitungan Rasio Kelolosan Tim-Tim ASEAN ke AFC U-17?
-
Dihuni 15 Pemain Kaliber Timnas Senior, Gerald Vanenburg Wajib Bawa Kembali Piala AFF U-23