Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rie Kusuma
Cover novel Unforgotten Dream.[Dok. Ipusnas]

Dalam Unforgotten Dream, Arumi E mengajak para pembacanya menelusuri perjalanan sang tokoh utama, Kasandra, dalam mencari jejak lelaki yang pernah begitu nyata hadir dalam mimpinya delapan tahun lalu.

Kasandra, seorang mahasiswi jurusan interior desain, terobsesi menemukan Rana, nama lelaki yang hadir dalam mimpi masa remajanya. Di mimpi tersebut, Rana meminta Kasandra untuk menunggunya dan gadis itu mengiyakan. Kasandra menganggap itu sebuah janji yang harus ia penuhi sebagai tanda kesetiaan.

Kasandra bahkan menolak cinta Arland, teman sekampusnya yang sudah mendekati Kasandra sekian lama, hanya karena namanya bukan Rana. Begitupun ketika Kasandra dalam beberapa kali kesempatan bertemu dengan Keanu. Ia tak memedulikan Keanu meskipun lelaki itu menunjukkan ketertarikan pada Kasandra, karena gadis itu masih terobsesi pada sosok Rana.

Ketika akhirnya Kasandra dipertemukan dengan lelaki bernama Rana Fabian, benarkah lelaki itu sosok impian yang selama ini ia tunggu? Bagaimana dengan Keanu yang kehadirannya menimbulkan gejolak di hati Kasandra, tapi tak pernah ia pedulikan?

“Mimpi itu bagai nyata, membuat hatiku berbunga-bunga bahagia ketika bangun. Dan aku ingat jelas nama yang disebutkan cowok dalam mimpiku itu. Rana. Sejak itu, aku bertekad ingin menemukan cowok bernama Rana. Memenuhi janjiku untuk setia menunggu kehadirannya.” (Hal. 73)

Membaca novel Unforgotten Dream, sebagai pembaca saya merasa gemas dengan Kasandra. Menurut saya ia terlalu naif sampai memercayai mimpi yang hadir hanya sebagai bunga tidur.

Meskipun naif, tapi kesabaran Kasandra dalam menantikan seseorang bernama Rana patut diacungi jempol. Sepertinya pembaca seperti saya, bisa mengaplikasikan kesabaran seperti yang dimiliki Kasandra untuk hal lain.

Tema yang diangkat cukup unik, tentang penantian pada cinta sejati yang berpatokan pada mimpi. Namun di dalam perjalanannya pembaca juga akan menemukan kisah tentang persahabatan, keluarga, dan juga profesi yang keseluruhannya disajikan berimbang.

Dalam novel terbitan Elex Media Komputindo tahun 2014 ini pembaca akan menemukan karakteristik yang amat kuat dari para tokohnya. Penulis dengan piawai memberikan gambaran detail mengenai ciri-ciri fisik maupun sifat para tokohnya. Ini tentu saja sangat membantu para pembaca untuk memvisualisasikan setiap tokoh.

Karakter Kasandra sendiri bukanlah favorit saya meskipun ia menjadi tokoh utama. Sifat Kasandra yang selalu ketus dan dingin pada Keanu meskipun lelaki itu bersikap baik, lumayan bikin saya gemas. Namun, tentu saja Kasandra pun memiliki sifat-sifat lain yang baik.

Namun, karakter Keanu yang perhatian, bertanggung jawab, peduli pada keluarga dan orang lain, juga memiliki sifat cerewet yang kerap menyebalkan. Jadi, karakter kedua tokoh utamanya ini sepertinya memang sudah dirancang untuk saling bertolak belakang, tapi sekaligus saling memiliki kesamaan dalam tingkat kesabaran dan minat di bidang arsitektur dan desain.

Karakter para mama di novel Unforgotten Dream malah yang menjadi favorit saya. Mama dari Keanu, Ibu Ratna, yang seorang ibu tunggal dan memiliki salon kecantikan, serta Mama dari Kasandra, Mama Nania, seorang auditor. Keduanya figur mama-mama yang menyenangkan, penuh kasih, lemah lembut, dan pengertian pada anak-anaknya. Sosok mama-mama idaman pokoknya.

Background pendidikan dalam bidang arsitektur dan interior desain yang dimiliki para tokohnya, Keanu dan Kasandra, dideskripsikan dengan amat baik. Sepertinya karena sang penulis, Arumi E, merupakan lulusan dari jurusan Arsitektur, jadi terasa sekali setiap bab yang menghadirkan dialog dan narasi mengenai kearsitekturan, disuguhkan dengan demikian luwes.

Secara keseluruhan, novel Unforgotten Dream memberikan pengalaman membaca yang menghibur, menggemaskan, penuh pengetahuan tentang arsitektur dan interior desain, serta mengajarkan para pembacanya bahwa sebuah kesabaran kelak akan berbuah manis.

Rie Kusuma