Kumpulan Cerpen Perempuan Hujan yang diterbitkan oleh GagasMedia adalah karya dari Fira Basuki. Penulis yang sudah menerbitkan sejumlah novel di antaranya: Jendela-Jendela, Atap, Pintu, Biru, Rojak, Miss B (series).
Buku berjudul Perempuan Hujan adalah kumpulan cerpen keduanya setelah Alamak!. Buku ini terdiri dari 12 cerita pendek yang sebagian besar bertema penantian, kehilangan, dan kesedihan.
Seperti pada cerpen pembuka yang berjudul Antara Dua. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang jatuh cinta pada lelaki beristri.
Sang tokoh perempuan yang juga sudah memiliki suami dan anak-anak, harus menghadapi kenyataan bahwa lelaki yang ia cintai, meskipun juga mencintainya, tetapi akan selalu kembali pada keluarganya.
Di luar bandara Soekarno-Hatta, perempuan itu menunggunya. Dan aku merasa tercabik-cabik. Bukan karena ia menenteng tas hitam pilihanku dulu. Tapi karena pandangan perempuan itu memancarkan cinta pada pria di sebelahku. (hlm 17)
Cerita yang memiliki tema serupa seperti cerpen Antara Dua, bisa kita jumpai pada cerpen-cerpen lainnya, seperti: Bunga Bau, Cerpen Sabtu, dan Fur.
Sedangkan cerpen yang sekaligus menjadi judul buku ini, Perempuan Hujan, berkisah tentang seorang perempuan yang gemar berhujan-hujan untuk menutupi kesedihannya, karena berharap kekasihnya akan kembali.
Pagi mendung. Perempuan hujan mengharapkan kekasihnya datang. Hujan tentu saja yang diundang. Namun hatinya bergenderang, “Yang tersayang, yang tersayang!” (hlm 109)
Salah satu cerpen yang saya sukai di buku ini adalah cerpen Perempuan Berwajah Muram. Cerpen yang berkisah tentang suami yang terlalu mencintai istrinya, yang justru membuat istrinya tidak bahagia. Ending dari cerita ini ternyata begitu memilukan.
Ya, ia terlalu mencintai istrinya. Terlalu mencintai. Sehingga tertutup mata dan hati. Ingin istri selalu memilikinya pribadi. Tidak boleh pergi. Tidak boleh bersosialisasi. Seperti burung merpati yang disimpan di dalam sangkar untuk dinikmati. Seorang diri. (hlm 100)
Perempuan Hujan menyajikan kisah-kisah problematika yang dialami perempuan, terutama peliknya kehidupan cinta dan sulitnya meraih kebahagiaan untuk diri sendiri.
Buku yang cukup mewakili perempuan dan pastinya akan mendapat tempat tersendiri di hati para pembacanya.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Ulasan Buku Imung: Siulan Kematian, Misteri Kematian Pengarang Nyentrik
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Buku Seri Mengenal Emosi: Malu, Mengajarkan Anak Mengatasi Rasa Malu
-
Ulasan Novel The Sinden: Kisah Absurd Pesinden bernama Dingklik Waranggana
Artikel Terkait
-
Mengungkap Sisi Lain Jakarta dalam Novel Cerita-Cerita Jakarta
-
Ulasan Buku Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta, Plot Twist-nya Tak Terduga!
-
Ulasan Buku 'Kitab Kawin', Kumpulan Cerpen tentang Sisi Gelap Pernikahan
-
Berdansa Bersama Hujan dalam Buku Bertajuk Cerpen Antologi Cinta
-
Ulasan Buku Senja dan Cinta yang Berdarah Karya Seno Gumira Ajidarma
Ulasan
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
Terkini
-
Calvin Verdonk Berharap Jepang Pakai Tim B saat Jamu Timnas Indonesia
-
Ulasan Film Exhuma, Aksi Dua Dukun Muda Menaklukkan Arwah Misterius Penunggu Tanah
-
Kandungan Paraben dalam Kosmetik Dianggap Menyebabkan Kanker, Benarkah?
-
Review Film Do Patti: Ketika Ikatan Saudara Kembar Berubah Menjadi Neraka
-
Sadar Posisi, Marc Marquez Tak Ingin Melompati Pecco Bagnaia di Ducati