"Meg 2: The Trench" merupakan sekuel dari film aksi fiksi ilmiah populer, "The Meg." Disutradarai oleh Ben Wheatley, film ini mempertahankan elemen tegang dan kegembiraan yang ditemukan dalam film pendahulunya.
Namun sayangnya, beberapa kelemahan dalam pengembangan karakter dan plot membuatnya tidak sepenuhnya mencapai potensinya.
Salah satu aspek yang mencolok dalam "Meg 2: The Trench" adalah sinematografinya. Penggambaran laut yang mendalam dan makhluk prasejarah yang menakutkan menyajikan visual yang memukau.
Efek khusus yang ditingkatkan memberikan penonton pengalaman yang lebih intens dan realistis. Keberhasilan tim produksi dalam membawa makhluk laut raksasa ini ke layar lebar menambah daya tarik film ini.
Akan tetapi di balik spektakel visualnya, plot "Meg 2: The Trench" terasa kurang inovatif. Ceritanya, meskipun membawa kita ke dasar laut yang misterius, terkadang terasa terlalu stereotip dan dapat ditebak.
Karakter-karakternya kurang mendapat pengembangan yang memadai, menyisakan sedikit ruang untuk penonton untuk terhubung secara emosional dengan mereka.
Hal tersebut dapat membuat pengalaman menonton menjadi kurang memuaskan bagi mereka yang menginginkan lebih dari sekadar aksi.
Performa para aktor dalam "Meg 2: The Trench" patut diapresiasi. Jason Statham, yang kembali sebagai Jonas Taylor, menghadirkan aksi luar biasa dan kekar yang diharapkan oleh penggemar.
BACA JUGA: Review Film 'Expend4bles', Garis Pertahanan Terakhir di Dunia yang Menegangkan
Namun, kurangnya kedalaman karakter dapat menjadi kendala, bahkan bagi aktor berbakat seperti Statham.
Isabella Moner juga memberikan penampilan yang kuat, meskipun perannya mungkin bisa lebih dikembangkan untuk memberikan dampak yang lebih besar pada cerita.
Pilihan musik dan skor oleh pihak produksi dapat dianggap sebagai poin positif. Melodi yang mengiringi adegan-adegan dramatis dan aksi memberikan nuansa yang tepat, meningkatkan ketegangan dan emosi yang ingin disampaikan film ini.
Secara keseluruhan, "Meg 2: The Trench" adalah film aksi yang menghibur dengan visual yang memukau. Cenderung, ketidakseimbangan antara aksi dan pengembangan karakter dapat membuatnya terasa sedikit dangkal.
Meskipun demikian, bagi para penggemar genre ini, film ini tetap menjadi pilihan yang layak untuk tontonan akhir pekan yang seru.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Film Kung Fu Panda 4: Kembalinya Sang Naga dengan Petualangan Baru
-
Ulasan Serial Expats: Kisah Kehidupan Ekspatriat yang Penuh Lika-liku di Hong Kong
-
Pemandi Jenazah: Memandikan Misteri di Balik Kematian
-
Ulasan Film Lisa Frankenstein: Perpaduan Komedi, Horor, dan Feminisme
-
Ulasan Bhakshak: Film Thriller yang Menggali Kegelapan Sistem
Artikel Terkait
-
Sutradara di Korsel Pun Tak Kepikiran, Falcon Pictures Angkat Kisah yang Hilang dari Film Miracle In Cell No. 7
-
3 Rekomendasi Film Maddie Ziegler yang Wajib Kamu Saksikan, Ada My Old Ass!
-
3 Film Scarlett Johansson yang Pantang Dilewatkan, Ada Fly Me to the Moon
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Diserang Buzzer, Fedi Nuril Tak Khawatir Filmnya Diboikot
Ulasan
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Ulasan Buku Bob Sadino Karya Edy Zaqeus: Mereka Bilang Saya Gila!
-
Review Film R.I.P.D: Petualangan Polisi dalam Menangkap Berbagai Roh Jahat
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
-
Makna Tersirat Lagu Boy Pablo 'Sick Feeling' : Bukan Lagu Galau !
Terkini
-
Apatis atau Aktif? Menguak Peran Pemilih Muda dalam Pilkada
-
3 Rekomendasi Film Maddie Ziegler yang Wajib Kamu Saksikan, Ada My Old Ass!
-
Calvin Verdonk Singgung Taktik Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Ini Alasannya
-
Bae Doona dan Ryoo Seung Bum Bersatu Hadapi Villain di Drama Korea Family Matters
-
Bersaing dengan 2 Seniornya, Apakah Arkhan Kaka Bisa Dilirik oleh STY?