Aktor-aktor veteran di dunia film aksi masih terus berkarya meski film terakhir mereka kurang sukses. Contohnya adalah seri "Expend4bles" yang sekarang sudah sampai pada film keempatnya.
Film ini disutradarai oleh Scott Waugh dan masih dibintangi oleh Jason Statham, Sylvester Stallone, Dolph Lundgren, Randy Couture, serta didukung oleh Curtis "50 Cent" Jackson, Megan Fox, Tony Jaa, Iko Uwais, Jacob Scipio, Levy Tran, dan Andy GarcĂa.
Meskipun seri sebelumnya tidak mendapat tanggapan yang diharapkan, tetapi para pembuat film tetap yakin. Mereka menggelontorkan dana sekitar USD 100 juta untuk produksi film ini. Apakah film ini akan mencapai kesuksesan komersial seperti seri-seri sebelumnya?
Barney (Stallone), Christmas (Statham), dan teman-temannya kini mendapat misi rahasia untuk menghadapi kelompok teroris yang dipimpin oleh Rahmat (Uwais). Kelompok ini berencana mengejar hulu ledak nuklir di Libya.
Dalam pertempuran yang sengit, salah satu rekan mereka tewas dan agen CIA yang memimpin misi ini. Marsh (Garcia), mengeluarkan Christmas dari tim karena ia dianggap melanggar perintah.
Kini Rahmat memiliki bom nuklir dan tampaknya ingin memicu Perang Dunia III dengan meledakkannya di perbatasan Rusia. Sementara tim Expendables mendapat tugas untuk mengejar Rahmat, Christmas juga memiliki agenda pribadinya. Ia ingin menghadapi Rahmat dengan caranya sendiri.
Sekuel ketiganya masih mengikuti pola cerita yang sama seperti seri sebelumnya. Sebuah tim protagonis yang tangguh harus menjalankan misi besar dan rahasia untuk menyelamatkan dunia, dihadapkan oleh antagonis yang sulit dikalahkan.
Penggemar seri sebelumnya pasti tahu persis seperti apa alur ceritanya, dengan dominasi aksi dari para aktor laga terkenal dan sentuhan humor di dalamnya. Penampilan para bintang adalah fokus utama dan bukan pada alur cerita yang kompleks.
Sayangnya, kisah ini terlalu mudah ditebak tanpa ada ancaman yang benar-benar menegangkan. Aksi-aksi dalam film ini terasa generik tanpa inovasi, mulai dari pertarungan, tembak-menembak, kejar-kejaran, hingga ledakan bom. Semuanya terasa klise dan sangat monoton.
Kehadiran aksi adalah salah satu hal utama yang dicari dalam seri ini. Namun, pada seri sebelumnya kita bisa melihat bahwa para bintang laga menikmati peran mereka dengan sungguh-sungguh dan hal ini juga dapat dirasakan oleh para penonton.
Mereka terlihat menikmati setiap momen, dan hal ini memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi kita yang menonton. Para bintang veteran ini memiliki gaya dan ekspresi yang sudah sangat kita kenal melalui film-film ikonik mereka, dan inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik dan harapan kita.
Namun, pada sekuel terbaru ini kita tidak lagi menemukan kehadiran bintang-bintang laga kawakan seperti Arnold, Bruce Willis, Jet Li, Van Damme, Harrison Ford, dan Robert Davy seperti yang ada di seri-seri sebelumnya. Sebaliknya, muncul bintang-bintang laga Asia pendatang baru seperti Tony Jaa dan Iko Uwais.
Meskipun Iko Uwais mendapatkan peran dominan, mereka tidak mampu memberikan kesan yang begitu kuat seperti bintang-bintang lama tersebut. Bahkan, penampilan Megan Fox juga terasa hanya sebagai hiasan semata tanpa memberikan kontribusi yang signifikan dalam cerita.
Seperti judulnya, "Expend4bles" terbukti menjadi sekuel yang kurang memuaskan baik bagi para pemain maupun penonton. Film ini kehilangan esensi cerita yang bermakna, tanpa adanya ketegangan atau plot yang konsisten.
Lubang-lubang dalam alur cerita pun terlalu banyak dan aksi dari para bintangnya tidak memberikan kesan yang kuat, malahan terasa membosankan dan monoton.
Sebagai penghormatan atas karier panjang para bintangnya, mungkin lebih baik jika film ini mencoba merangkai cerita yang lebih manusiawi dan menyentuh, daripada hanya mengandalkan aksi yang tidak memiliki substansi. Ini terasa sebagai bentuk pemborosan besar yang sulit diterima oleh para penggemar setia bintang-bintang tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bukan Kualitas, Tapi Stereotip yang Kadang Halangi Perempuan Menjadi Pemimpin
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Apakah Hari Kartini Menjadi Tameng Emansipasi oleh Kaum Wanita?
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
Artikel Terkait
-
Review Film 'The Boss Baby: Christmas Bonus', Cocok Nonton Bareng Keluarga
-
4 Rekomendasi Film tentang Dunia Marketing yang Wajib Kamu Tonton
-
Review film Dokumenter 'Minimalism', Idenya Hebat tapi Kurang Relate
-
Review Film Pride and Prejudice, Kisah Romansa Beda Kasta di Abad 18
-
Review Film The Grinch, Makhluk Berbulu Hijau yang Membenci Perayaan Natal
Ulasan
-
Review Film Wall to Wall: Ketegangan Psikologis yang Bikin Jantungan!
-
Review Drama Good Boy: Ketika Mantan Atlet 'Babak Belur' Ungkap Kejahatan
-
Ulasan Novel Don't Let Go: Permainan Takdir yang Tidak Masuk Akal
-
Ulasan To Live, Novel Karya Yu Hua yang Ajarkan Arti Keberuntungan Sebenarnya
-
Ulasan Novel The Labyrinth House Murders: Kejutan di Balik Rumah Labirin
Terkini
-
Tampil Kece dengan 4 Outfit Simpel ala Hoshi SEVENTEEN yang Mudah Ditiru
-
Pajak UMKM Digital: Negara Sigap Memungut, tapi Lupa Melindungi
-
Bintang Timnas Indonesia U-23, Yardan Yafi Akui Idolakan Bambang Pamungkas
-
Thailand Jadi Ujian Berat, Timnas Indonesia U-23 Harus Antisipasi Tiga Hal Ini
-
Futsal: Menempa Karakter, Memanusiakan Manusia di Era Digital