Film animasi raksasa Tiongkok "Ne Zha" telah menciptakan sensasi besar dengan berhasil meraih lebih dari US$ 700 juta hanya di dalam negeri saja. Prestasinya ini membuat "Ne Zha" menjadi film terlaris di dunia jika dilihat dari hasil penjualan hanya di satu negara.
Film ini yang juga tampil dalam versi layar raksasa (IMAX) dan disutradarai oleh Jiaozi, menonjol dengan keunikannya yang tidak menggunakan pemain bintang untuk pengisi suara. Kisahnya diadaptasi secara independen dari novel klasik abad ke-16 berjudul "Investiture of the Gods" yang berasal dari Inggris yang mengisahkan mitos klasik tentang Ne Zha.
Bagaimana sebenarnya pencapaian Ne Zha jika dibandingkan dengan film animasi dari studio-studio lainnya di luar negeri?
Ceritanya bermula ketika Ne Zha lahir dari sebuah bola iblis yang tidak sengaja tertukar akibat ulah seorang dewa yang licik. Ia lahir dari rahim Yin yang merupakan istri dari Li Jing, seorang jenderal perang ternama yang kini memerintah wilayah kota.
Warga kota yang mengetahui latar belakang Ne Zha, tidak dapat menyembunyikan ketakutan dan kebencian terhadapnya. Di tengah situasi tersebut Dewa Taiyi senantiasa melindungi dan mengajarkannya untuk berbuat baik. Meskipun dihantui oleh kesepian, Ne Zha tampaknya hanya dapat menunggu takdirnya sebagai seorang dewa iblis, meski di dalam hatinya terdapat sebuah sisi kebaikan.
Ceritanya dimulai dengan tempo yang cepat, dan begitu pula dengan dialognya yang mungkin membuat kita bingung karena harus beradaptasi dengan membaca teks terjemahan. Beberapa tokoh dewa diperkenalkan dengan sangat cepat, seperti Tian Zun (dewa para dewa) dan dua muridnya Taiyi yang berkendaraan babi terbang, dan Shen Gongbao yang licik.
Sebelum kita bisa bernapas, kita diserbu dengan informasi latar belakang tentang "bola iblis" dan "permata kebaikan" yang akhirnya berujung pada janin sang ibu Ne Zha dan telur naga yang berisi Ang Bao. Jujur, kisah ini agak kesulitan untuk mencernanya dari awal, karena terasa ada banyak informasi yang terlewatkan.
Plotnya menjadi lebih konvensional ketika Ne Zha tumbuh menjadi seorang bocah. Kisahnya mulai dapat dinikmati ketika fokus plot bergeser ke sosok kecil Ne Zha. Uniknya, kita melihat citra iblis dalam dirinya dan membuat kita mudah merasa simpati terhadap Ne Zha yang terasing dan dibenci oleh warga kota.
Meskipun sebenarnya ia hanya menginginkan teman bermain, tak seorang pun bersedia bermain dengannya. Cerita menjadi lebih menghangat ketika Ne Zha menyelamatkan seorang gadis kecil dan Ang Bao. Daya tarik kisahnya sebenarnya terletak di sisi kebaikan yang tersembunyi di dalam hati Ne Zha.
Meskipun arah kisahnya mungkin dapat ditebak, proses perjalanan ceritanya sungguh mengejutkan dan menyentuh hati, terutama di puncak klimaksnya. Ditambah lagi dengan sentuhan humor dan aksi pertarungan yang spektakuler.
Ne Zha merupakan film animasi fantasi buatan Tiongkok yang menampilkan kisah dengan protagonis yang unik, segar, dan hangat dengan visualisasi yang tak kalah dengan pesaingnya dari studio-studio ternama di Barat. Tentu saja, kualitas animasinya tidak perlu diragukan jika dibandingkan dengan studio-barat yang sudah mapan.
Sebagai contoh, Ne Zha diproduksi oleh Pixar kemungkinan besar akan menjadi salah satu film animasi terbaik yang pernah ada. Dilihat dari kesuksesan komersialnya, Ne Zha sudah menjadi ancaman yang signifikan. Tiongkok dengan kekayaan ratusan kisah bijak sejenis, menjadi aset berharga untuk masa depan. Mereka telah mengambil langkah yang tepat dan sepertinya hanya tinggal menunggu waktu untuk semakin mendekati prestasi yang telah diraih oleh studio-studio pesaingnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Bukan Kualitas, Tapi Stereotip yang Kadang Halangi Perempuan Menjadi Pemimpin
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Apakah Hari Kartini Menjadi Tameng Emansipasi oleh Kaum Wanita?
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
Artikel Terkait
-
3 Pemeran Utama Film 'Dunki', Ada Shah Rukh Khan dan Taapsee Pannu
-
Review Film Adagium, Ini Bukan Sekadar Kisah Cinta
-
Review Film Babel, Tentang 4 Peristiwa di 3 Benua yang Saling Berkaitan
-
Review Film Meg 2: The Trench, Mengintip Kedalaman Laut yang Misterius
-
Usia 29 Tahun Belum Menikah, Citra Scholastika Punya Sederet Ketakutan Pernikahan
Ulasan
-
Review Film Ballerina: Spin-off John Wick yang Kurang Nampol?
-
Ulasan Buku The Family Dynamic:Peran Orang Tua dalam Membentuk Anak Sukses
-
Rumah Makan Ekrik, Ayam Panas Sederhana yang Menyihir Lidah Warga Jambi
-
Ulasan Buku Brand Yourself: Tips Personal Branding untuk Memperluas Relasi
-
Bosan dengan KPop? &TEAM Coba Dobrak Batas di Lagu Rock "Go in Blind"
Terkini
-
Indonesia vs China: Saat Tim Haus Kemenangan Menjamu Tim Paling Mengenaskan
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
China Rencanakan Tampil Menyerang, Keuntungan Besar Justru Bakal Didapatkan Timnas Indonesia!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya