Dalam karya JS Khairen berjudul "Bungkam Suara," pembaca akan diajak memasuki suatu wilayah fiksi yang tak terlihat pada peta dunia, yaitu Negara Kesatuan Adat Lemunesia (NKAL).
Melalui sistem kepemimpinan unik, politik nan rumit, dan konflik yang memanas, "Bungkam Suara" mengundang pembaca untuk menikmati petualangan mendebarkan dan menjelajahi dunia yang penuh dengan kejutan.
"Bungkam Suara," menawarkan cerita seru yang didasarkan pada imajinasi sangat luas. Daya tarik novel ini terletak pada pengenalan Negara Kesatuan Adat Lemunesia (NKAL), sebuah negara fiksi yang tidak terlihat di peta dunia dan memandang dunia saat ini sebagai Dunia Luar.
Fokus cerita dalam "Bungkam Suara" karya JS Khairen adalah pada sejarah dan dinamika politik NKAL. Pada awalnya, NKAL terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil yang kemudian bersatu membentuk sebuah negara atau kerajaan lebih besar.
Sistem kepemimpinan di NKAL juga memiliki keunikan, terdiri dari pemimpin tertinggi yang terdiri dari Raja Utama dan Pemangku Adat. Raja dipilih secara bergilir dari setiap Kerajaan secara bergantian, sementara Pemangku Adat dipilih langsung oleh rakyat setiap delapan tahun sekali.
Meskipun begitu, sistem kepemimpinan yang unik ini memunculkan konflik di dalam NKAL. Salah satu pemicu masalah yang paling mencolok adalah adanya Hari Bebas Bicara (HBB), yaitu satu hari di mana rakyat dapat berbicara secara bebas tanpa takut akan konsekuensi hukum.
Walaupun awalnya terdengar sebagai langkah yang demokratis, HBB berubah menjadi bumerang ketika disalahgunakan untuk fitnah dan upaya memecah belah negara. Konflik-konflik ini membawa ketegangan dari akar hingga ke puncak pemerintahan.
JS Khairen berhasil menciptakan sebuah alam semesta yang menarik dan menghibur untuk dijelajahi. Dalam novel "Bungkam Suara," pembaca akan diperkenalkan pada gambaran rinci tentang NKAL dan interaksi masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, novel ini juga mempersembahkan beragam istilah yang segar dan lucu, sehingga dapat menciptakan nuansa yang unik dan menghibur pembaca sepanjang cerita.
Secara menyeluruh, "Bungkam Suara" merupakan sebuah novel yang menarik dan membangkitkan imajinasi. Sang penulis berhasil menciptakan sebuah alam semesta yang memukau dengan cerita yang seru dan dinamis.
Baca Juga
-
Bukan Kualitas, Tapi Stereotip yang Kadang Halangi Perempuan Menjadi Pemimpin
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Apakah Hari Kartini Menjadi Tameng Emansipasi oleh Kaum Wanita?
-
Tamat! Ini 3 Momen Menyakitkan bagi Noh Young Won di Bitter Sweet Hell
-
Siap-Siap Emosi! 3 Drama Korea Ini Sepanas Film Ipar adalah Maut
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Novel Behind Closed Doors: Sandiwara Mengerikan dalam Kehidupan Pernikahan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
Terkini
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
6 Outfit Girly Minimalis Kapook Ploynira yang Super Stylish untuk Kencan
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
4 Lip Tint Transferproof Rp20 Ribuan, Tidak Luntur Meski Dipakai Seharian!
-
Prekuel Weapons Resmi Diproduksi, Siap Ungkap Asal-usul Aunt Gladys