"MONSTER", yang tayang 3 Januari 2024, rupanya adalah film drama Jepang. Film ini disutradarai oleh Hirokazu Kore-eda dari skenario yang ditulis oleh Yuji Sakamoto. Ini berarti, untuk pertama kalinya, Hirokazu Kore-eda menyutradarai film yang nggak dia tulis sendiri sejak "Maborosi" pada tahun 1995. Sebenernya ada pertanyaan yang cukup mengganjal, terkait pemilihan judulnya. Namun, saat penonton sudah nonton film ini sampai kelar, mereka akan tahu mengapa judulnya itu, kendatipun sebenarnya ‘berlebihan’.
Film ini menyoroti kisah Saori Mugino, diperankan oleh Sakura Ando, seorang ibu tunggal yang menghadapi tantangan besar ketika perilaku anaknya, Minato Mugino (Soya Kurokawa), mulai terasa aneh. Saori memutuskan untuk menyelidiki dan menemukan bahwa salah satu gurunya, Michitoshi Hori (Eita Nagayama), mungkin memiliki keterlibatan dalam perubahan perilaku Minato. Saori menghadapi guru dan administrasi sekolah, dan melalui perjuangannya, kebenaran kompleks terungkap.
Ulasan:
Hari pertama pemutaran, langsung antre tiket filmnya, sambil menunggu film tayang, sesekali aku bikin artikel film lainnya. Alhamdulillah, kelar sudah nonton film ini, dan langsung bikin ulasannya. Jadi begini, hal yang menarik dari film ini adalah dari sudut pandang filmnya, di sini cukup unik, karena memperlihatkan sudut pandang tiga karakter sentral sekaligus. Ada Saori, guru di sekolah, dan Minato sendiri.
Film ini ditampilkan perdana di Festival Film Cannes ke-76 pada 17 Mei 2023, di mana berhasil bersaing untuk Palme d'Or dan meraih penghargaan Queer Palm serta Skenario Terbaik. Sebagai tambahan emosional, film ini diiringi instrumen musik yang begitu dalam dan masuk ke hati. Musiknya digubah oleh Ryuichi Sakamoto, dan menjadi proyek terakhirnya karena meninggal, dua bulan sebelum perilisan film. Maka dari itu, "MONSTER" dipersembahkan sebagai penghormatan untuk mengenangnya.
Penting untuk diapresiasi bahwa film ini nggak hanya menyentuh tema keluarga, tetapi juga melibatkan unsur misteri dan thriller. Ini memberikan keunikan tersendiri. Sutradara Hirokazu Kore-eda dengan mahirnya menggabungkan ketegangan dramatis dengan plot yang dibilang membingungkan, tetapi sangat menarik. Penyutradaraan yang kuat memberikan ketegangan tambahan, dan alur cerita yang terbangun dengan baik semakin membuat penasaran penonton.
Setiap karakter dalam film ini memerankan perannya dengan sangat baik, menciptakan adegan yang terasa matang dan autentik. Performa Sakura Ando sebagai Saori Mugino, seorang ibu yang berjuang untuk anaknya, dan Soya Kurokawa sebagai Minato Mugino, sang anak, patut diacungi jempol. Kehadiran Eita Nagayama sebagai Michitoshi Hori (guru yang disinyalir terlibat dalam perubahan sikap anaknya si ibu) mampumemberikan dimensi yang lebih dalam pada cerita.
Melalui pengambilan tiga sudut pandang: orang tua, guru, dan anak, film ini berhasil menciptakan narasi yang penuh tanda tanya. Penggambaran perspektif yang berbeda-beda ini menambah kompleksitas cerita, dan skor musik yang disusun oleh Ryuichi Sakamoto berhasil meresapi emosi penonton.
Namun, meskipun film ini mendapat apresiasi positif, ada beberapa kekhawatiran terkait luasnya sudut pandang yang mungkin membuat pesan film nggak sepenuhnya tersampaikan dengan jelas. Meskipun film berakhir, adanya beberapa scene yang memunculkan pertanyaan membuat penonton berpikir lebih dalam setelah meninggalkan bioskop.
Maka dari itu, skor dariku: 7/10. Nyatanya film lm ini mendapat pujian yang layak. Namun, perlu dicatat bahwa preferensi individu terhadap ketegangan dramatis yang tinggi dan pengembangan cerita yang kompleks dapat mempengaruhi apresiasi terhadap "MONSTER." Meskipun demikian, film ini tetap menjadi karya yang menarik dengan berhasil menggabungkan unsur keluarga dan misterinya. Selamat menonton, ya. Filmnya tayang terbatas, jadi jangan sampai ketinggalan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Review Film 50 First Date: Cinta yang Tak Pernah Membosankan untuk DiIngat
-
Kupas Film Bagheera: Perjuangan Sang Penegak Keadilan Melawan Korupsi
-
Review Night of the Hunted, Film Horor Netflix Penembakan di Minimarket
-
Kaca Film Anti Pecah & Perlindungan Cat Canggih! JKIND Pamer Teknologi Terbaru
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Ulasan
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
-
Review Night of the Hunted, Film Horor Netflix Penembakan di Minimarket
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi