Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Athar Farha
Foto Film Bu Tejo Sowan Jakarta (IMDb)

Film "Bu Tejo Sowan Jakarta" adalah hasil kolaborasi antara Rumah Produksi Clockwork Film, 786 Production, dan Rumpi Production. Disutradarai oleh Andi Bachtiar Yusuf, film ini membawa kehidupan pada kisah cinta dan keberagaman. Naskahnya ditulis oleh Aaron Hart, dan sudah tayang di bioskop sejak 18 Januari 2024. 

Film "Bu Tejo Sowan Jakarta" memberikan pengalaman seru dengan fokus pada Teddy (Aditya Lakon), yang berusaha memenuhi keinginan ibunya, Bu Tejo (Siti Fauziah), untuk menikah. Teddy memilih Vanessia (Claudy Putri) sebagai calon istri, tetapi masalah timbul ketika Bu Tejo mengetahui bahwa Vanessia keturunan Tionghoa.

Meski Teddy mencintainya, Bu Tejo menolak pernikahan itu, karena khawatir akan pandangan tetangga. Teddy nggak menyerah dan membawa keluarga serta warga kampungnya ke Jakarta agar pernikahannya tetap terwujud.

Namun, Bu Tejo merencanakan sabotase dengan trik cerdik untuk menghambat perjalanan. Pertarungan lucu dan dramatis antara anak dan ibu pun dimulai. 

Ulasan:

Menarik, ya, sinopsisnya. Memang betul. Film Bu Tejo Sowan Jakarta, menyuguhkan hiburan komedi yang berhasil mengocok perut sepanjang durasi.

Saat adegan demi adegan dipertontonkan, gelombang komedi yang lepas dan segar membuat penonton terpingkal-pingkal. Meskipun begitu, menurutku, ada sentuhan humor yang kadang terdengar receh dan terkesan sedikit berlebihan. 

Salah satu daya tarik utama film ini adalah penampilan Siti Fauziah sebagai Bu Tejo. Bersama teman-temannya yang secara otentik memerankan karakter emak-emak rempong, chemistry di antara mereka terasa alami, terutama dalam adegan-obrol dan adu argumentasi. Keberhasilan film ini terletak pada bagaimana penggambaran karakter-karakter tersebut memberikan nuansa keseharian yang kocak dan menghibur.

Namun, ketika melibatkan komedi di dalam keluarga Bu Tejo, terdapat sedikit kekakuan yang terasa. Mungkin ada elemen yang kurang nyambung atau penekanan tertentu yang kurang tepat. Meskipun demikian, film ini berhasil mengekspresikan kehidupan sehari-hari keluarga dengan caranya sendiri, walaupun ada sedikit kekurangan dalam penerapannya.

Penggambaran dua adat yang dihadirkan dalam film ini kurasa cukup bagus. Menyoroti perbedaan budaya dan adat di Indonesia, film ini membawa penonton untuk merasakan keberagaman yang ada.

Namun, ketika berbicara tentang pernikahan, film ini sedikit merinci dan menyulitkan penonton untuk mengenali adat apa yang tengah dijalani oleh karakter-karakternya. Apakah itu adat Jawa atau Tionghoa? Pertanyaan ini menggantung tanpa jawaban pasti, terutama dalam adegan pernikahan yang nggak terlalu diekspos.

Walau ada beberapa aspek yang mungkin kurang mendalam, skor 7/10 untuk "Bu Tejo Sowan Jakarta" kurasa sudah cukup. Film ini, meskipun nggak sempurna, mampu menyajikan komedi yang menghibur dan memberikan nuansa ringan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan penonton. Kalian jangan lewatkan film kocak ini, ya. 

Athar Farha