Novel "Selamat Tinggal" karya Tere Liye yang diterbitkan pada tahun 2020 ini mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda bernama Sintong Tinggal, seorang mahasiswa Fakultas Sastra di Jakarta.
Sintong dikenal sebagai mahasiswa abadi karena baru lulus di tahun ke-6 dengan skripsi yang meneliti tentang Sutan Pane, seorang tokoh sastra Indonesia yang terlupakan.
Sintong merupakan anak rantau, ia menjalani kehidupannya di Jakarta sambil bekerja paruh waktu di Toko Buku Berkah milik pamannya. Sayangnya, toko buku ini menjual buku-buku bajakan.
Meskipun Sintong keberatan, kondisi ekonomi yang sulit memaksa Sintong untuk tetap bekerja di toko tersebut.
Di samping itu, Sintong memiliki kisah cinta yang rumit. Ia dikelilingi oleh dua gadis. Cinta pertamanya dengan Mawar Terang Bintang kandas di tengah jalan dan menyisakan luka yang dalam.
Setelah patah hati ini, semangat hidup Sintong berubah secara signifikan. Dulu, ia adalah mahasiswa cerdas dan aktif di kampus, bahkan menulis tulisan yang dimuat di salah satu koran nasional.
Namun, kehadiran Jess, seorang mahasiswi baru di Fakultas Ekonomi membawa perubahan. Jess memberikan dorongan semangat pada Sintong dan mengembalikan warna pada hidupnya.
Sintong menemukan kembali semangatnya untuk menulis skripsi, terutama setelah menemukan buku langka karya Sutan Pane di toko tempat ia bekerja. Buku ini memberinya inspirasi yang luar biasa, memotivasi Sintong untuk menyelesaikan tugas skripsinya dengan lancar.
Cerita ini memunculkan perasaan nostalgia dan kepedulian terhadap pentingnya menghargai karya para penulis dengan membeli buku asli. Sintong berhasil menyelesaikan skripsinya dengan baik dan mengatasi berbagai cobaan, termasuk masalah dengan buku bajakan yang dijual di toko pamannya.
Meski begitu, ada kekurangan dalam novel ini. Karakter utama Sintong, terkadang terlihat sulit untuk melepaskan cinta pertamanya, yang dapat menjadi penyebab frustasi saat membacanya. Awal cerita juga dinilai membosankan, sehingga keseruannya baru muncul di pertengahan cerita.
Secara keseluruhan, novel "Selamat Tinggal" adalah novel yang sangat layak dibaca. Gaya bahasa yang sederhana dan pemilihan katanya yang mudah dimenerti dapat menciptakan hubungan antara pembaca dengan narasi.
Pesan moralnya yang kuat tentang menghargai karya sastra asli dan semangat perjuangan tokoh utamanya yang gigih membuat novel ini layak untuk dibaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku The Art of Stoicism, Misi Pencarian Makna tentang Kehidupan
-
Fenomena Job Hugging, Tanda Loyalitas atau Karier Stagnan?
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
Artikel Terkait
-
Rebutan Daging Sampai Pencarian Resep Bakso Rahasia dalam Lupus: Krismon
-
Jelajahi Misteri Kota yang Hilang dalam Novel "Strange the Dreamer"
-
Antibosan! Ini 5 Rekomendasi Novel Grafis Penuh Ilustrasi untuk Temani Hari
-
Menikah Tanpa Cinta dalam Novel My Husband is My Cold Cousin
-
Ulasan Buku 'Demon Copperhead' Karya Barbara Kingsolver, Sisi Kelam dan Derita Seorang Gadis Desa
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Lolos ke Semifinal SEA Games 2025, Garuda Muda Harus Ucapkan Terima Kasih kepada Vietnam!
-
Raih 100 M di Usia 19 Tahun, Ini yang Membuat Suli Beda dari Anak Seusianya
-
Richelle Skornicki dan Adegan Dewasa di Pernikahan Dini Gen Z: Antara Akting dan Perlindungan Anak
-
Tepis Isu Nepotisme, Wulan Guritno Beberkan Proses Casting Shaloom Razade
-
Padepopan: Festival Baru yang Menghidupkan Kembali Ruang Budaya Depok