Mendidik anak bukan perkara gampang. Oleh karenanya, setiap orangtua, baik ayah maupun ibu, harus benar-benar memiliki persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
Dalam buku ‘Raising Good Humans’ (Menjadi Orangtua Mindful Bebas Stres) dijelaskan bahwa salah satu tugas tersulit sebagai orangtua adalah membesarkan anak. Tak heran jika dalam keseharian kita sebagai orangtua kadang merasa kesal, stres, marah, dan berteriak pada anak karena dia tidak bertingkah sesuai harapan kita, atau tidak mau menuruti kata-kata kita.
Sangat wajar bila setiap orangtua mendambakan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang penurut dan selalu menghormati orangtunya. Merupakan hal lumrah ketika orangtua ingin anaknya menjadi anak baik yang selalu berbakti.
Yang disayangkan ketika ada orangtua yang ingin memiliki anak-anak yang berbudi pekerti mulia tapi orangtuanya sendiri tidak mencerminkan akhlak yang baik. Misalnya, ketika di rumah, orangtua gemar membentak atau memarahi anaknya.
Kita harus memperlakukan anak-anak kita sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kita harus berperilaku sebagaimana kita ingin mereka berperilaku. Ini sangat sederhana—dan tidak mudah sama sekali (hlm. 20).
Kehadiran orangtua bagi anak benar-benar sangat dibutuhkan. Terlebih ketika anak sudah mulai memasuki masa remaja. Sesibuk apa pun orangtua, jangan pernah merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama dengan anak, mengobrol banyak hal, dan mendengarkan anak meluapkan unek-unek atau pemikirannya.
Dalam buku ini diungkap, jika kita tidak sepenuhnya hadir bersama anak-anak, kita akan kehilangan kesempatan untuk memahami isyarat dari mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kita mungkin tidak menangkap sinyal bahwa anak-anak kita lebih butuh pelukan atau bantuan daripada arahan.
Ketika seorang anak melakukan sebuah kesalahan, berusahalah untuk tidak memarahi anak sampai meledak-ledak. Misalnya, sambil berteriak-teriak hingga seluruh anggota keluarga bahkan tetangga sekitar kita mendengarnya. Hal semacam ini, selain tidak baik, juga akan berdampak turunnya harga diri anak di hadapan orang lain.
Berteriak juga mengikis hubungan kita dengan anak-anak. Kerja sama anak-anak dipengaruhi oleh hubungan erat kita dengan mereka, sehingga berteriak mengurangi kemampuan kita dalam membimbing anak-anak menjadi lebih baik. Semakin sering kita berteriak, anak-anak lambat laun akan membenci kita (hlm. 75).
Buku karya Hunter Clarke-Fields yang diterbitkan oleh M&C! (Jakarta Pusat) ini sangat menarik dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi para orangtua yang ingin mendidik anak-anaknya dengan sepenuh hati. Selamat membaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Tangan Sampai Memar, Shyalimar Malik Kecewa Anak-anaknya Tak Diapresiasi saat Tampilkan Bakat Taekwondo
-
Adu Pendidikan Kartika Putri vs Angelina Sondakh, Kemampuan Baca Al Quran Dibanding-bandingkan
-
Beda Pendidikan Retno Marsudi dan Tom Lembong, 2 Sosok Berjasa Beri Contekan Presiden Jokowi
-
4 Deretan Novel Bertema Pendidikan, Ada Laskar Pelangi hingga Totto-chan
-
Disindir Nikita Mirzani Karena Pilih Ganjar Kalau Anies Kalah, Begini Riwayat Pendidikan Nafa Urbach
Ulasan
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
-
Review Film Menjelang Magrib 2: Cerita Pemasungan yang Bikin Hati Teriris
-
Between Us: Sebuah Persahabatan yang Terluka oleh Cinta
-
Mengurai Cinta yang Tak Terucap Lewat Ulasan Buku 'Maafkan Kami Ya Nak'
Terkini
-
Sinopsis Film Horor Getih Ireng: Teror Santet yang Bikin Merinding!
-
Kualifikasi AFC U-23 dan 2 Kaki Timnas Indonesia yang Berdiri Saling Menjauhkan
-
Anchor Bikin Candu: Posisi Idaman dalam Futsal
-
Liburan ala Gen Z di Jogja: 6 Spot Hits yang Wajib Masuk Itinerary
-
Pembongkaran Parkiran Abu Bakar Ali: Antara Penataan Malioboro dan Nasib Masyarakat