Mendidik Anak dengan Sepenuh Hati dalam Buku 'Raising Good Humans'

Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Mendidik Anak dengan Sepenuh Hati dalam Buku 'Raising Good Humans'
Buku 'Raising Good Humans'.[iPusnas]

Mendidik anak bukan perkara gampang. Oleh karenanya, setiap orangtua, baik ayah maupun ibu, harus benar-benar memiliki persiapan yang matang sebelum memutuskan untuk memiliki anak.

Dalam buku ‘Raising Good Humans’ (Menjadi Orangtua Mindful Bebas Stres) dijelaskan bahwa salah satu tugas tersulit sebagai orangtua adalah membesarkan anak. Tak heran jika dalam keseharian kita sebagai orangtua kadang merasa kesal, stres, marah, dan berteriak pada anak karena dia tidak bertingkah sesuai harapan kita, atau tidak mau menuruti kata-kata kita.

Sangat wajar bila setiap orangtua mendambakan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang penurut dan selalu menghormati orangtunya. Merupakan hal lumrah ketika orangtua ingin anaknya menjadi anak baik yang selalu berbakti.

Yang disayangkan ketika ada orangtua yang ingin memiliki anak-anak yang berbudi pekerti mulia tapi orangtuanya sendiri tidak mencerminkan akhlak yang baik. Misalnya, ketika di rumah, orangtua gemar membentak atau memarahi anaknya.

Kita harus memperlakukan anak-anak kita sebagaimana kita ingin diperlakukan. Kita harus berperilaku sebagaimana kita ingin mereka berperilaku. Ini sangat sederhana—dan tidak mudah sama sekali (hlm. 20).

Kehadiran orangtua bagi anak benar-benar sangat dibutuhkan. Terlebih ketika anak sudah mulai memasuki masa remaja. Sesibuk apa pun orangtua, jangan pernah merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama dengan anak, mengobrol banyak hal, dan mendengarkan anak meluapkan unek-unek atau pemikirannya.

Dalam buku ini diungkap, jika kita tidak sepenuhnya hadir bersama anak-anak, kita akan kehilangan kesempatan untuk memahami isyarat dari mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kita mungkin tidak menangkap sinyal bahwa anak-anak kita lebih butuh pelukan atau bantuan daripada arahan.

Ketika seorang anak melakukan sebuah kesalahan, berusahalah untuk tidak memarahi anak sampai meledak-ledak. Misalnya, sambil berteriak-teriak hingga seluruh anggota keluarga bahkan tetangga sekitar kita mendengarnya. Hal semacam ini, selain tidak baik, juga akan berdampak turunnya harga diri anak di hadapan orang lain.

Berteriak juga mengikis hubungan kita dengan anak-anak. Kerja sama anak-anak dipengaruhi oleh hubungan erat kita dengan mereka, sehingga berteriak mengurangi kemampuan kita dalam membimbing anak-anak menjadi lebih baik. Semakin sering kita berteriak, anak-anak lambat laun akan membenci kita (hlm. 75).

Buku karya Hunter Clarke-Fields yang diterbitkan oleh M&C! (Jakarta Pusat) ini sangat menarik dijadikan sebagai salah satu buku panduan bagi para orangtua yang ingin mendidik anak-anaknya dengan sepenuh hati. Selamat membaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak