Novel 'Sang Alkemis' karya Paulo Coelhobercerita, mengisahkan seseorang yang berkelana ke suatu tempat asing. Santiago seorang penggembala domba di Spanyol, yang hidup bersama domba-dombanya di bawah pohon "sycamore".
Ia mencari rumput, berbahagia bersama, memaknai dan berkomunikasi dengan dombanya. Singkat cerita, Santiago banyak belajar dari para dombanya. Namun suatu hari, Santiago bermimpi tentang piramida-piramida yang memiliki harta karun melimpah. Uniknya, mimpinya ini tidak hanya sekali, melainkan berulang kali.
Kejadian ini pun membuat saya penasaran dengan kelanjutannya, apakah Santiago akan mendapat gundukan harta karun dan menjadi kaya raya?
Meski awalnya sedikit ragu, Santiago membawa saya dalam perjalanannya hingga ia bertemu dengan seorang peramal perempuan gipsi. Lalu, raja yang memberinya sepasang batu, dimana benda ini membuat Santiago yakin kalau dunia akan membantunya.
Kemudian ada penjual kristal, pemandu unta, gadis gurun, hingga sang alkemis. Kejadian-kejadian ini dibalut dengan kisah seru bertabur quote. Sehingga saya sangat menyukai buku ini.
Seperti misalnya, “Orang dicintai karena memang dia dicintai. Tak perlu ada alasan untuk mencintai”. Lalu, “dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya”.
Novel ini menggambarkan ambisi yang dimiliki Santiago. Meski tidak mudah, tapi tekadnya begitu kuat. Bahkan ia juga pernah hampir menyerah. Namun, ia tetap bekerja lebih keras untuk melanjutkan perjalanan, menaiki karavan, melewati padang pasir, melawan ketakutannya, hingga akhirnya bisa bertemu sang alkemis.
Ia juga digambarkan sebagai sosok yang peka akan pertanda dan dengan keyakinannya pada hatinya, semesta pun ikut bekerja untuk mewujudkan keinginannya.
Novel 'Sang Alkemis' memiliki ending yang tidak terduga. Melalui “Sang Alkemis”, penulis berpesan untuk melihat sekitar. Bisa saja harta karun itu ada disekitar kita dan begitu dekat.
Namun, semua hal yang telah kita lalui dalam perjalanan ini membuat kita bisa melihat perspektif yang berbeda dan menjadikan kita pribadi yang lebih kuat. Jiwa kita pun akan menjadi rendah hati setelah melewati beberapa pengalaman pahit ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tak Hanya Sesama Teman, Saat Guru dan Dosen Juga Jadi Pelaku Bully
-
Kisah Relawan Kebersihan di Pesisir Pantai Lombok
-
Viral Tumbler KAI: Bahaya Curhat di Medsos Bagi Karier Diri dan Orang Lain
-
Ricuh Suporter Bola hingga War Kpopers, Saat Hobi Tak Lagi Terasa Nyaman
-
Budaya Titip Absen: PR Besar Guru Bagi Pendidikan Bangsa
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
-
Ulasan Novel Grass, Kesaksian Sunyi Perempuan Korban Perang
-
Ulasan Drama Love in the Clouds: Takdir yang Tidak Pernah Melepaskan
-
Ulasan The First Ride: Perjalanan 4 Sekawan dengan Plot Twist Tak Terduga
-
Ulasan Buku El Nino La Nina Rumah Tangga: Bahas Pernikahan dengan POV Realistis!
Terkini
-
Lebih dari Sekadar Wangi: Bagaimana Komunitas Parfum Membangun Ruang Aman Anak Muda Jogja
-
Ironisme PSSI, Semua Syarat Pelatih Anyar Ternyata Sudah Dipenuhi oleh STY yang Mereka Pecat!
-
4 Rekomendasi Tablet 1 Jutaan dengan Slot SIM, Praktis untuk Mobilitas
-
4 HP dengan Kamera Selfie Terbaik Rp 1 Jutaan, Bisa Bantu Ibu Rumah Tangga Ngonten Facebook
-
Lagu Digunakan Tanpa Izin, Band Wijaya 80 Laporkan Pelanggaran Hak Cipta