Novel Dark Love merupakan karya dari Ken Terate dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (2012). Ini merupakan novel ketiga dari penulis yang sudah saya baca dan akan saya berikan ulasannya berikut ini.
Tinggal beberapa bulan lagi Kirana akan Ujian Nasional, lulus SMA, dan masuk perguruan tinggi incarannya di jurusan kedokteran, seperti yang sudah diidamkannya sejak lama. Namun, selagi semangat-semangatnya belajar demi mengejar impian, Kirana hamil!
Kirana tak bisa membayangkan reaksi dari teman-teman, guru-guru, dan orangtuanya jika mereka sampai mengetahui dirinya hamil. Kirana yang tinggal di kos di Jakarta, lalu mulai jarang pulang ke rumah orangtuanya di Bekasi. Ia juga selalu menghindari ajakan hang-out bersama teman-temannya di geng sekaligus band Hi 4.
Padahal kekasih Kirana sudah bersedia bertanggung jawab dan mendukung apa pun keputusan Kirana atas diri bayi dalam rahimnya. Tapi, Kirana takut, kekasihnya yang seorang siswa berprestasi, akan terancam dikeluarkan dari sekolah jika kehamilan Kirana terkuak.
Kirana tak ingin jika masa depan kekasih yang ia sebut ‘my prince’ itu sampai hancur. Karena itu Kirana berusaha menyembunyikan jati diri ayah dari janinnya dengan memilih bungkam.
Untuk novel bersegmen remaja, buku ini menyuguhkan konflik yang sangat besar. Kehamilan di usia dini yang terjadi pada tokohnya, Kirana, yang masih berusia 17 tahun.
Penulis menggambarkan ketakutan dan kecemasan yang dirasakan Kirana dengan baik. Dilema Kirana yang takut tak mampu mengurus bayi dan keinginan untuk aborsi, serta tekanan-tekanan yang ia alami digarap dengan sangat apik.
Karakter yang paling saya suka di novel ini adalah karakter dari Ibu Welas. Saya sangat terharu melihat Bu Welas mati-matian membela Kirana di hadapan Kepsek dan para dewan guru. Apalagi setelah mengetahui hal yang pernah terjadi pada Bu Welas saat seusia Kirana.
“Ini tidak adil, Pak.” Bu Welas menukas. “Pendidikan adalah untuk semua orang. Siapa pun dia. Laki-laki dan perempuan. Miskin dan kaya. Hamil atau tidak. Bila Bapak tidak memberikan hak itu untuk Kirana, Bapak melanggar hukum. Melanggar amanat undang-undang.” (hlm 204)
Saya juga menyukai persahabatan yang terjalin antara Kirana dan teman-temannya di geng Hi 4. Apalagi ketika teman-teman Kirana memberikan dukungan yang solid, ketika Kirana harus menghadap kepala sekolah menyangkut kehamilannya.
Selain konflik yang menarik dan tidak klise, saya juga penasaran pada jati diri ‘my prince’ yang sedari awal dirahasiakan penulis. Saya jadi menebak-nebak, siapakah di antara Alvin, Banyu, dan Andra, yang memiliki hubungan khusus dengan Kirana dan telah menghamilinya.
Novel ini mengajarkan banyak hal, terutama tentang pentingnya pendidikan seksual dan keberanian bersikap pada pasangan jika menuntut pembuktian cinta, dengan harus melakukan berhubungan badan sebelum menikah yang hanya berujung pada penyesalan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Novel Jodoh di Tangan Aplikasi, Mengejar Jodoh Sampai ke Aplikasi
-
Surat-Surat yang Mengubah Hidup dalam Novel Dae-Ho's Delivery Service
-
Ulasan Novel Mangsa (Prey), Ancaman Kematian di Belantara Montana
Artikel Terkait
-
Humankind: Paradigma dan Realitas Baru Bahwa Manusia Pada Kodratnya Baik
-
4 Judul Novel Beraroma, Rasakan Sendiri Aroma Kopi hingga Darah
-
Dilema dalam Melawan Buku Bajakan dalam Novel Tere Liye "Selamat Tinggal"
-
Ulasan Buku Duel Orang Tua dan Anak, Mengupas tentang Inner Child dan Luka Pengasuhan
-
Ulasan Novel Malice, di Balik Motif Pembunuhan Seorang Novelis
Ulasan
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
Terkini
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
Terbukti! 5 Sebab Home Fatigue Akibat WFH Tanpa Batas di Era Digital
-
Ini 3 Top Skill yang Dicari HR Kalau Kamu Mau Mulai Karir Kerja Remote
-
Janji Kesetaraan Tinggal Janji, Pesisir Masih Tak Aman bagi Perempuan
-
Topeng Ceria Korban Bullying: Mengapa Mereka Tampak Baik-Baik Saja?