Buku "Gagal Menjadi Manusia" karya penulis asal Jepang, Osamu Dazai, menceritakan tentang kisah seorang laki-laki bernama Oba Yozo yang meskipun lahir dari keluarga yang mapan, Yozo merasa gagal menjadi manusia sejati.
Buku ini terbagi dalam tiga bagian yang memaparkan rentang waktu hidupnya, pembaca dapat menyaksikan perkembangan kompleks karakter Yozo dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Bagian pertama menggambarkan masa kecil Yozo yang gemar melucu sebagai cara untuk menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan rasa takut yang merayap dalam dirinya.
Sementara bagian kedua dan ketiga, Yozo semakin tenggelam dalam kegelapan pikirannya, merasa terasing dan tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan bahkan mengonsumsi obat-obatan terlarang menjadi bentuk pelarian dari kekosongan dan ketidaknyamanan yang dirasakan.
Meskipun tema-tema yang diangkat dalam novel ini sangat kelam, Yozo berhasil menyelipkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupannya.
Pembaca diperkenalkan pada rumitnya batin Yozo, yang pada akhirnya mendorong kita untuk merenung tentang sisi gelap dan terang yang ada dalam diri manusia.
Satu hal yang mencolok dari novel ini adalah penggunaan bahasa yang sederhana namun padat. Dengan kata-kata yang terukur, Yozo mampu menyampaikan kedalaman emosi dan konflik yang rumit dalam pikirannya.
Meskipun buku ini hanya setebal 156 halaman, namun isi dan makna yang terasa begitu dalam membawa pembaca seakan-akan membaca buku yang jauh lebih tebal.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa membaca novel ini bukanlah hal yang mudah. Pertanyaan yang timbul dari kehidupan dan pikiran Yozo memerlukan pembaca untuk benar-benar terlibat.
Dan mungkin beberapa pembaca mengalami kesulitan dalam memahami beberapa bagian dan merasa perlu membaca ulang dengan lebih perlahan untuk menangkap keseluruhan makna yang ingin disampaikan.
Meskipun demikian, kesulitan ini sebanding dengan pengalaman membaca yang mendalam dan mampu menggerakkan hati.
"Gagal Menjadi Manusia" bukan hanya sekadar cerita tentang kegelapan jiwa seseorang, tetapi juga cerminan dari kompleksitas manusia dan perjalanan tentang makna hidup.
Novel ini mengajarkan kita untuk lebih memahami dan menghargai perjuangan orang lain, sambil merenung tentang bagaimana kita sendiri dapat tumbuh dan berkembang melalui tantangan dan kegagalan yang kita alami.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
ONF The Stranger: Lagu Ala Michael Jackson Buat Kamu Semangat Membara!
-
Review Series 'Squid Game 2', Lebih Kompleks namun Kurang Menegangkan?
-
Menapak Jejak Warisan Jokowi Selama Satu Dekade Masa Kepemimpinan
-
Ulasan Film Daisy, Perpaduan Romansa dan Thriller yang Tak Terduga
-
4 Rekomendasi Film Korea Dibintangi Ji Chang Wook, Revolver Teranyar
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
Gemes Banget! Romansa Sederhana Anak Sekolahan di Manga Futarijime Romantic
-
Ulasan Buku: Lima Cerita: Kisah-kisah Menjadi Dewasa oleh Desi Anwar
-
Ulasan Novel Sleep Tight: Misteri Lama yang Bangkit di Kota Twisted Tree
Ulasan
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
Review Anime Sakamoto Days, Mantan Pembunuh Bayaran Jadi Bapak Rumah Tangga
-
Kisah Cinta Terlarang Membuka Pintu bagi Ekowisata Gunung Tangkuban Perahu
-
Gemes Banget! Romansa Sederhana Anak Sekolahan di Manga Futarijime Romantic
Terkini
-
Masuki Fase Krusial, Bagaimana Aturan Kelolosan Babak Grup Piala Asia U-17?
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija