Buku "Rumah Kertas" karya Carlos Maria Dominguez merupakan novel tipis setebal 76 halaman yang menceritakan tentang pencinta buku dengan segala keunikannya.
Dalam novel ini, pembaca dihadapkan pada perjalanan tokoh utama "aku" yang menjadi narator cerita.
Awalnya, ia menceritakan kematian tragis Bluma Lennon, seorang profesor sastra Amerika Latin yang meninggal setelah tertabrak mobil saat sedang membaca buku karya Emily Dickinson.
Setelah kejadian itu, tokoh utama mengambil alih ruang kerja Bluma, dan di sinilah cerita dimulai.
Ketika menerima sebuah paket misterius yang berisi buku terjemahan dari Uruguay yang rusak, tokoh utama merasa penasaran dan mencari tahu siapa pengirimnya.
Penelusurannya membawanya ke nama Carlos Braurer, seorang bibliofil dari Uruguay.
Hal ini memulai perjalanan tokoh utama dalam menemukan siapa sebenarnya Carlos Braurer dan mengungkap apa yang membuatnya begitu terobsesi dengan buku.
Selama perjalanannya, tokoh utama bertemu dengan berbagai orang yang menceritakan tentang Carlos dan kecintaannya pada buku.
Dari obrolan dengan Jorge Dinarli, pemilik toko buku lawas, tokoh utama memahami bahwa ada dua tipe bibliofil yakni kolektor, dan pembaca rakus seperti Carlos, yang menghabiskan banyak waktu dan uang untuk memperoleh dan membaca buku-buku.
Novel ini mengangkat berbagai tema menarik, termasuk perdebatan tentang menyimpan buku dalam perpustakaan pribadi atau membagikannya, serta perbedaan antara kolektor buku dan pembaca yang rakus
Karakter-karakter unik seperti Bluma yang ingin mati bersama buku, Delgado yang memperlakukan buku dengan kekudusan, dan Brauer yang melakukan tindakan ekstrim untuk koleksinya, yang memberikan nuansa yang mendalam pada cerita.
Meskipun mengangkat tema yang kompleks, novel ini ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Pesan utama yang disampaikan oleh novel ini adalah bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak baik, termasuk dalam hal kecintaan terhadap buku.
Meskipun membaca buku sering kali memberikan kesenangan dan kepuasan, terlalu obsesi dengan buku juga bisa menjadi masalah.
Dengan berbagai sentuhan humor, novel ini juga mengajak pembaca untuk merenung tentang berbagai keunikan dan kegilaan yang dimiliki oleh para pencinta buku.
Meskipun buku ini tidak hanya memanjakan penggemar buku dengan cerita yang menyenangkan, namun juga menyelipkan pesan yang mendalam tentang keseimbangan dalam hidup dan menghargai hal-hal yang berharga dengan sewajarnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengubah Hobi Jadi Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Futsal
-
Futsal dan Tren Urbanisasi: Solusi Ruang Terbatas di Lingkup Perkotaan
-
Bukan Sekadar Hobi, Futsal sebagai Investasi Kesehatan Jangka Panjang
-
Lagu Malang Suantai Sayang: Persembahan Sal Priadi untuk Kota Kelahirannya
-
Menulis di Tengah Kebisingan Dunia Digital, Masihkah Bermakna?
Artikel Terkait
-
Urgensi Manajemen Keuangan dalam Buku 'Mendadak Hemat Saat Kepepet'
-
Ulasan Novel Dark Love, Pergaulan Bebas Berujung Penyesalan
-
Humankind: Paradigma dan Realitas Baru Bahwa Manusia Pada Kodratnya Baik
-
4 Judul Novel Beraroma, Rasakan Sendiri Aroma Kopi hingga Darah
-
Dilema dalam Melawan Buku Bajakan dalam Novel Tere Liye "Selamat Tinggal"
Ulasan
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
-
Mercusuar Cafe & Resto: Pesona Kastil Iblis Cocok untuk Pencinta Gotik!
-
Reality Show Paling Gila, Adu Nyawa Demi Rating dalam Film The Running Man
Terkini
-
Jangan Cuma Nonton Animenya, 10 Seri Ini Ternyata Jauh Lebih Keren di Versi Manga
-
Targetnya Emas, tapi Pelatih 'Buta' Kekuatan Lawan: Timnas U-23 Bisa Apa di SEA Games 2025?
-
Kepala 'Meledak' Gara-gara Overthinking? Ini 6 Jurus Jitu buat Bungkam Pikiranmu
-
ARTJOG 2026 Angkat Tema Ars Longa: Generatio Dorong Seni Lintas Generasi
-
Bangkit dari Cedera, Jorji Melaju ke Final Kumamoto Masters 2025!