Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Muhamad Ali
Buku Kelinci Terbang Ingin Pulang (Doc/Muhamad Ali)

Dalam dunia sastra Indonesia, karya-karya yang mengeksplorasi tema kehilangan dan perpisahan seringkali menjadi ladang subur untuk menggali kedalaman emosi dan menyuguhkan kisah yang memikat hati pembaca.

Salah satu buku terbaru yang melibatkan pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam adalah Kelinci Terbang Ingin Pulang karya Galuh Ayu Anitasari, yang dirilis oleh Stiletto Book pada 7 Februari 2024.

Dengan total 82 halaman, buku ini membawa pembaca melalui tiga cerpen yang mengangkat tema kehilangan. Fokusnya utamanya terletak pada tokoh Rabby, yang sebelumnya muncul dalam karya penulis yang sama.

Rabby tampil sebagai protagonis yang melalui perjalanan emosional yang rumit dan penuh makna dalam cerpen berjudul Hitam Putih, Lantaran, dan Kelinci dan Elang. Melalui serangkaian peristiwa, pembaca diundang untuk merenung dan merasakan setiap gejolak emosi yang dialami oleh Rabby.

Buku ini mencurahkan perhatian pada tema sentral kehilangan dengan memahami bahwa setiap individu memiliki luka dan pengalaman kehilangan yang unik. Pesan utama dalam buku ini adalah bahwa tidak ada perlombaan untuk menentukan siapa yang paling menderita; cukuplah kita mendengarkan dan memahami bahwa setiap luka memiliki dampak yang berkepanjangan.

Tema ini memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan proses penyembuhan dan bagaimana kehilangan menjadi bagian integral dari perjalanan kehidupan.

Keberhasilan Kelinci Terbang Ingin Pulang terletak pada pengembangan karakter yang mendalam dan mengena. Rabby, sebagai tokoh sentral, mengalami perubahan emosional yang mencakup berbagai lapisan perasaan seperti kesedihan, keputusasaan, dan perjuangan untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Pembaca dapat merasakan ketegangan dan ketidakpastian yang melingkupi karakter utama ini, menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pembaca dan cerita.

Selain Rabby, karakter-karakter pendukung dalam cerpen-cerpen ini juga memberikan dimensi tambahan pada naratif. Mereka membantu menciptakan kedalaman cerita dan menghadirkan nuansa yang lebih kaya, membuat kehilangan dan perpisahan menjadi lebih terasa dan bermakna.

Gaya penulisan Galuh Ayu Anitasari dapat dianggap sebagai kekuatan utama buku ini. Ia mampu merangkai kata-kata dengan indah dan puitis, menciptakan atmosfer yang memungkinkan pembaca merasakan setiap nuansa emosional. Desain kalimatnya yang terkadang sederhana namun memikat memantapkan keterlibatan pembaca dalam aliran cerita.

Penulis juga menggunakan teknik penyampaian cerita yang menarik, menghadirkan cerpen-cerpen yang saling terkait, memberikan kontinuitas dan kelengkapan pada pengalaman membaca. Dialog yang tajam dan deskripsi yang cermat menciptakan gambaran yang hidup, memudahkan pembaca untuk mengalami perasaan tokoh-tokoh dalam setiap babak cerita.

Ulasan dan Rating Tinggi:

Buku ini mendapatkan rating sempurna, 5.0/5.0, dari pembaca yang memberikan ulasan positif. Keberhasilan Galuh Ayu Anitasari dalam menyampaikan pesan emosional yang mendalam menjadi sorotan utama.

Ulasan-ulasan pembaca mencerminkan penghargaan terhadap cara penulis menangkap kompleksitas kehilangan dan perpisahan, membawa pembaca dalam perjalanan yang memukau.

Kelinci Terbang Ingin Pulang bukan hanya menyajikan cerita-cerita kehilangan, melainkan merupakan karya sastra yang memaparkan pengalaman manusia dalam menghadapi kepergian dan perpisahan.

Keunikan karakter, gaya penulisan yang memikat, serta tema mendalam membuat buku ini layak dicantumkan dalam daftar bacaan bagi mereka yang menghargai sastra yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang manusia dan perjalanan emosionalnya. Galuh Ayu Anitasari telah menciptakan karya yang mampu menyentuh hati dan meninggalkan kesan mendalam pada para pembaca.

Muhamad Ali