Film horor Indonesia sering kali dikaitkan dengan kisah-kisah seram yang mengandalkan keberadaan persetanan. Namun, "Pemandi Jenazah" berhasil tampil sebagai kejutan menyegarkan dalam genre horor.
Kolaborasi antara sutradara Daeng Ratu dan penulis naskah Lele Laila telah menghasilkan film yang tidak hanya menakutkan dengan ‘perenungan terkait kematian’, tetapi juga membuat penonton ikut hanyut pada kisahnya.
"Pemandi Jenazah" mengisahkan perjalanan Lela (Aghniny Haque), seorang putri dari Bu Siti (Djenar Maesa Ayu), seorang pemandi jenazah di desanya yang memiliki kemampuan khusus untuk merasakan kematian.
Meskipun diharapkan mengikuti jejak ibunya, Lela menolak dan berambisi menentukan jalan hidupnya sendiri, dan itu tentunya bertentangan dengan tradisi keluarganya.
Ketika Bu Siti tiba-tiba meninggal dalam kondisi misterius, Lela yang terguncang dan harus menghadapi tanggung jawab memandikan jenazah ibunya. Melalui proses ini, Lela mulai merasa ada sesuatu yang nggak beres dalam kematian ibunya dan curiga bahwa ibunya menjadi korban santet.
Film ini menggambarkan pergulatan Lela dalam mencari kebenaran di balik kematian ibunya. Dukungan dari adik laki-lakinya, Arif (Ibrahim Risyad), yang bebas menentukan jalannya sendiri, memberikan konflik tambahan pada karakter Lela yang berusaha membebaskan diri dari keterikatan tradisi keluarga.
Ulasan
Penulis naskah Lele Laila berhasil menciptakan dialog dan narasi yang kaya, yang mana telah memberikan kedalaman pada karakter-karakter dan memperkuat keterkaitan emosional di antara mereka.
Keputusan Lela untuk mengejar mimpi dan tidak melanjutkan tradisi keluarganya membentuk konflik yang mendalam. Jelas hal demikian menggambarkan perjuangan antara keinginan pribadi dan tanggung jawab keluarga.
Akting kuat Djenar Maesa Ayu sebagai Bu Siti menjadi pijakan utama kesuksesan film ini. Kemampuannya membawa suasana mencekam melalui keberadaan karakternya yang bisa merasakan kematian, menjadikan film ini lebih dari sekadar kisah horor biasa.
Penggambaran akting yang kuat ini membuat penonton merasakan tekanan dan ketegangan yang menyertai kemampuan khusus Bu Siti.
Pengarahan dramatik oleh Hadrah telah memberikan dimensi baru pada film ini. Lele Laila dan Hadrah berhasil menciptakan kombinasi penulisan dialog yang kuat dengan pengarahan yang mendalam. Kedua elemen ini menghasilkan adegan-adegan yang menyentuh, seperti tangisan Lela saat menutup mata Bu Siti.
Meskipun memiliki kelemahan dalam alur yang cenderung repetitif, film ini tetap mampu mempertahankan daya tariknya melalui eksekusi solid dalam rangkaian teror. Hadrah berhasil menghindari ketergantungan pada jumpscare berisik dan menggantinya dengan adegan yang benar-benar menyeramkan.
Sayangnya, film ini juga kehilangan momentum seiring berjalannya waktu, dengan beberapa adegan yang terasa dipaksakan dan babak akhir yang terkesan antiklimaks.
Meskipun demikian, "Pemandi Jenazah" masih sangat layak mendapat apresiasi sebagai film horor Indonesia yang memberikan sentuhan emosional, dan menampilkan ketegangan yang mampu membuat penonton terpaku menontonnya.
Skor dariku: 6/10. Kalian jangan sampai terlewatkan karena kalau sudah turun layar, pasti bakal emosi sendiri. Eh.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Film The Gold Rush: Charlie Chaplin dan Sepatu yang Dimakan
-
Review Film Brick: Dinding Misterius yang Menutupi Akses Hidup Manusia
-
Review Film Marcello Mio: Anak yang Hidup di Bawah Bayang-Bayang Sang Ayah
-
Review Film The Chaplin Revue: Upaya Maestro Menghidupkan Kembali Masa Lalu
-
Film Sore: Istri dari Masa Depan, Layak Menuju Satu Juta Penonton
Artikel Terkait
-
3 Rekomendasi Film yang Dibintangi Anya Taylor-Joy, Nomor 3 Coming Soon!
-
Review Film Sinden Gaib, Horor dari Kisah Nyata yang Sayang Dilewatkan!
-
Film Women From Rote Island, Jejak Kekerasan Seksual Lagi Tayang di Bioskop
-
Teaser Film Korea Troll Factory: Son Suk Ku Diteror Buzzer di Internet
-
9 Adu Peran Pemain Drama Pyramid Game, Thriller Korea Baru Dibintangi Bona WJSN
Ulasan
-
Ulasan Buku Tales from the Cafe: Saat Waktu Menjadi Jembatan untuk Berdamai
-
Review Anime Akuyaku Reijou Tensei Ojisan, Definisi Baru Villain Isekai
-
Review Film The Gold Rush: Charlie Chaplin dan Sepatu yang Dimakan
-
Review Film The Last Rodeo: Kisah Pengorbanan Kakek Demi Cucu Tercinta
-
Novel I'll Pretend You're Mine: Ketika Hubungan Palsu Berubah Menjadi Nyata
Terkini
-
Timnas Indonesia Dipastikan Masuk Grup B Ronde Keempat, Lawan Siapa Saja?
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Coroner's Diary, Drama Baru Li Landi
-
7 Karakter di Drama China The Prisoner of Beauty, Ada Song Zuer
-
Wacana Ibu Rumah Tangga Produktif Diabaikan dalam Narasi Ekonomi RI?
-
4 Face Wash Niacinamide Bikin Wajah Auto Cerah, Harga Murah Rp20 Ribuan!