Seseorang yang memiliki kebiasaan selalu menyenangkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri dikenal dengan istilah people pleaser. Hal ini biasanya berangkat dari sebuah kecenderungan untuk takut ditolak.
Orang-orang yang bersikap seperti ini selalu mendahulukan kepentingan orang lain, sehingga tak jarang mengorbankan dirinya sendiri.
Dalam buku berjudul 'Kita Tidak Mungkin Bisa Menyenangkan Semua Orang,' Patrick King selaku penulis menjelaskan fenomena tersebut secara detail.
Di antara yang menarik adalah para people pleaser sebenarnya adalah orang-orang yang egois.
Lah, kok bisa? Bukannya selalu mengiyakan segala permintaan dan mendahulukan urusan orang lain adalah sebuah bentuk kemurahan hati?
Nah menurut penulis, sikap tersebut justru memperlihatkan pamrih. People pleaser bermurah hati karena mengharapkan orang lain juga membalas perlakuan yang sama.
Ketakutan akan penolakan membuat mereka bersedia melakukan apa saja demi menarik simpati.
Selain itu, ada banyak dampak negatif dari sikap berlebihan dalam menyenangkan orang lain seperti ini.
Salah satu yang paling berdampak buruk adalah pada kesehatan, baik secara fisik dan mental.
Untuk mengatasinya, ada beberapa kiat yang ditawarkan oleh penulis. Misalnya dengan melakukan terapi eksposur.
Yakni membuat catatan tentang segala jenis ketakutan yang kita miliki terkait membangun relasi, lantas menempatkan diri pada situasi yang memicu ketakutan tersebut secara bertahap.
Dengan melakukan pembiasaan terhadap segala jenis ketakutan itu, diharapkan rasa cemas akan penerimaan maupun penolakan dari orang lain bisa berkurang sedikit demi sedikit.
"Orang tidak suka diberi jawaban tidak, tetapi itu masalah mereka, bukan masalah Anda" (halaman 142).
Penulis juga membahas tentang pentingnya membangun batasan yang seimbang. Tidak kaku, namun tidak juga terlalu fleksibel sehingga mudah dilanggar oleh orang lain.
Batasan-batasan inilah yang kemudian akan menjadi tolok ukur bagi kita dalam merespons permintaan orang lain.
Secara umum, buku ini begitu ringkas, padat, dan tepat sasaran dalam pembahasannya. Setiap bab juga disusun secara runut sehingga memudahkan pembaca untuk memahami materi secara komprehensif.
Bagi kamu yang hari ini merasa sulit untuk berkata 'tidak' dalam menolak permintaan orang lain, buku ini wajib banget buat kamu baca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
-
Ulasan Buku The Little Furball, Kisah Manis tentang Menghadapi Perpisahan
-
Ulasan Buku I'm (not) Perfect, Menyorot Ragam Stigma tentang Perempuan
-
Ulasan Buku Dolpha: Empat Anak Sahabat Laut, Petualangan Seru Anak Pesisir
-
Ulasan Buku 365 Ideas of Happiness, Ide Kreatif untuk Memantik Kebahagiaan
Artikel Terkait
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Novel 1984 karya George Orwell: Kengerian Dunia Totalitarian
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?