Era digital seperti saat ini, keberadaan media sosial (medsos) menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang. Terlebih bagi mereka yang menggunakan medsos sebagai sarana untuk menjalankan bisnis atau menjalin relasi.
Dalam buku ‘Media Sosial dan Budaya Baca Kita’ yang diterbitkan oleh Indonesia Emas Group (IEG) dijelaskan, hadirnya medsos telah memicu terbentuknya identitas virtual dan komunitas virtual sebagai realita baru dalam kehidupan manusia modern. Inilah fenomena dalam dunia medsos, virtual reality atau realitas jagat maya. Fenomena ini muncul karena medsos memungkinkan penggunanya untuk menunjukkan identitas yang berbeda dengan identitas aslinya di dunia nyata.
Sebagaimana kita lihat, postingan-postingan yang diunggah di berbagai medsos kadang (bahkan mungkin kerap) menampakkan hal yang bertolak belakang dengan kondisi sebagian orang di dunia nyata.
Di jagat maya ini para pengguna medsos bisa menjadi siapa saja yang diimajinasikan. Setiap pengguna bebas memproduksi dan mendistribusikan representasi imajinasinya. Mereka bisa dengan mudahnya merekayasa atau mendramatisir pendapat dan perasaannya dari realitas menjadi hiperrealitas (hlm. v).
Keberadaan medsos, disadari atau tidak, juga telah turut andil menggeser budaya membaca buku sebagian masyarakat kita. Dari yang semula membaca lewat buku-buku fisik, majalah, dan surat kabar (koran) yang bisa dibeli di toko buku atau pinjam lewat perpustakaan, di era medsos kita bisa membaca semua itu lewat aplikasi yang bisa diunduh dengan mudah lewat gawai masing-masing.
Dalam buku ini diungkap, ketika revolusi digital melanda dunia pada periode 1980-an, kebiasaan orang membaca pun mengalami banyak perubahan. Jika dahulu orang harus membeli media baca dalam bentuk cetak, kini hanya dengan mengunduh file dalam format digital, seseorang sudah dapat melakukan aktivitas membaca di ponsel, tablet, dan komputer.
Menyikapi era digital dan keberadaan medsos saat ini, dibutuhkan kebijaksanaan bagi para penggunanya. Kita harus pandai memilah dan memilih berita-berita yang benar-benar valid yang disiarkan lewat berbagai medsos.
Jangan sampai karena kemalasan membaca dan keengganan mencari tahu dari sumber yang tepercaya, kita jadi mudah terhasut oleh berita-berita hoaks yang sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Buku karya Muhammad Syrarif Bando yang dilengkapi dengan banyak referensi ini layak untuk dibaca. Memaparkan hiperrealitas sebagai paradoks medsos. Paradoks medsos tentu membahayakan masa depan generasi muda bangsa Indonesia. Daya kritis yang terbangun dari budaya baca yang kuat terkikis oleh hiperrealitas yang menyesatkan pikiran. Jika kecanduan masyarakat terhadap hiperrealitas tidak terangani, maka medsos bisa menjadi ancaman terhadap budaya baca generasi milenial sekarang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Penipuan Dunia Digital Marak, Awas Kena Tipu
-
SIG: Transformasi Industri Teknologi Digital Kini jadi Andalan Perusahaan
-
Penerapan Konsep Zen dalam Buku Jangan Cemas: Kurangi, Relakan, Tinggalkan
-
Tingkatkan Awareness, Ini Pentingnya Mengoptimalkan Potensi Brand dengan Influencer Marketing
-
Cara Membuat Undangan Digital dengan Canva, Langkah demi Langkah
Ulasan
-
Ulasan Novel The Mint Heart: Romansa Gemas Reporter dengan Fotografer Cuek
-
Review Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Potret Realistis Kehidupan Mahasiswa Indonesia
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
Terkini
-
Indra Sjafri Minta Maaf usai Timnas Indonesia Tersingkir di SEA Games 2025
-
Puaskan Penonton, Wake Up Dead Man: A Knives Out Mystery Raih Rating 94%
-
Muda, Berbudaya, dan Adaptif: Tukar Akar Hadirkan Sastra yang Lebih Inklusif
-
Di Antara Ombak & Bukit Hijau, Harapan Way Haru Tak Pernah Tumbang
-
Logika Sesat dan Penyangkalan Sejarah: Saat Kebenaran Diukur dari Selembar Kertas