Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Buku 'Media Sosial dan Budaya Baca Kita'.[iPusnas]

Era digital seperti saat ini, keberadaan media sosial (medsos) menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap orang. Terlebih bagi mereka yang menggunakan medsos sebagai sarana untuk menjalankan bisnis atau menjalin relasi.

Dalam buku ‘Media Sosial dan Budaya Baca Kita’ yang diterbitkan oleh Indonesia Emas Group (IEG) dijelaskan, hadirnya medsos telah memicu terbentuknya identitas virtual dan komunitas virtual sebagai realita baru dalam kehidupan manusia modern. Inilah fenomena dalam dunia medsos, virtual reality atau realitas jagat maya. Fenomena ini muncul karena medsos memungkinkan penggunanya untuk menunjukkan identitas yang berbeda dengan identitas aslinya di dunia nyata.

Sebagaimana kita lihat, postingan-postingan yang diunggah di berbagai medsos kadang (bahkan mungkin kerap) menampakkan hal yang bertolak belakang dengan kondisi sebagian orang di dunia nyata. 

Di jagat maya ini para pengguna medsos bisa menjadi siapa saja yang diimajinasikan. Setiap pengguna bebas memproduksi dan mendistribusikan representasi imajinasinya. Mereka bisa dengan mudahnya merekayasa atau mendramatisir pendapat dan perasaannya dari realitas menjadi hiperrealitas (hlm. v).

Keberadaan medsos, disadari atau tidak, juga telah turut andil menggeser budaya membaca buku sebagian masyarakat kita. Dari yang semula membaca lewat buku-buku fisik, majalah, dan surat kabar (koran) yang bisa dibeli di toko buku atau pinjam lewat perpustakaan, di era medsos kita bisa membaca semua itu lewat aplikasi yang bisa diunduh dengan mudah lewat gawai masing-masing.

Dalam buku ini diungkap, ketika revolusi digital melanda dunia pada periode 1980-an, kebiasaan orang membaca pun mengalami banyak perubahan. Jika dahulu orang harus membeli media baca dalam bentuk cetak, kini hanya dengan mengunduh file dalam format digital, seseorang sudah dapat melakukan aktivitas membaca di ponsel, tablet, dan komputer.

Menyikapi era digital dan keberadaan medsos saat ini, dibutuhkan kebijaksanaan bagi para penggunanya. Kita harus pandai memilah dan memilih berita-berita yang benar-benar valid yang disiarkan lewat berbagai medsos. 

Jangan sampai karena kemalasan membaca dan keengganan mencari tahu dari sumber yang tepercaya, kita jadi mudah terhasut oleh berita-berita hoaks yang sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Buku karya Muhammad Syrarif Bando yang dilengkapi dengan banyak referensi ini layak untuk dibaca. Memaparkan hiperrealitas sebagai paradoks medsos. Paradoks medsos tentu membahayakan masa depan generasi muda bangsa Indonesia. Daya kritis yang terbangun dari budaya baca yang kuat terkikis oleh hiperrealitas yang menyesatkan pikiran. Jika kecanduan masyarakat terhadap hiperrealitas tidak terangani, maka medsos bisa menjadi ancaman terhadap budaya baca generasi milenial sekarang.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy