"Mad Max: Fury Road" ialah film aksi post-apokaliptik yang disutradarai oleh George Miller dan skripnya ditulis oleh sang sutradara dengan kolaborasi bersama Brendan McCarthy, dan Nico Lathouris.
Filmnya diramaikan oleh bintang-bintang papan atas: Tom Hardy (sebagai Max Rockatansky), Charlize Theron (sebagai Imperator Furiosa), Nicholas Hoult (sebagai Nux), Hugh Keays-Byrne (sebagai Immortan Joe), dan masih banyak lagi.
Film ini mendapat pujian luas karena aksi laga yang spektakuler dan penggambaran dunia yang suram sekaligus tampak realistis.
Beberapa penghargaan yang diterima film ini, termasuk enam penghargaan Academy Award, satu di antaranya menyabet gelar Film Terbaik.
"Mad Max: Fury Road" mengisahkan tentang perjalanan epik di dunia yang hancur pasca-apokaliptik, manusia berjuang untuk bertahan hidup di tengah kekacauan dan kekurangan sumber daya.
Kisah ini berpusat pada Max Rockatansky, ‘seorang penjelajah, anggaplah kesatria jalanan’ yang bergabung dengan Imperator Furiosa, seorang pengemudi truk perang yang berusaha untuk menyelamatkan sekelompok wanita yang diperbudak oleh pemimpin brutal, Immortan Joe.
Mereka berdua meluncur ke padang gurun yang tandus dalam sebuah pertarungan melawan kekuatan jahat yang mengejar mereka, menciptakan sebuah perjalanan yang penuh aksi, pengorbanan, dan keberanian.
Review Film 'Mad Max: Fury Road'
Dunia pasca-apokaliptik yang digambarkan dalam "Mad Max: Fury Road" adalah sebuah lanskap yang keras dan tanpa ampun.
Aku yang cuma nonton pun ikutan merasa panas, gerah, padahal hanya menonton pemandangan gersang pada layar televisi yang mempertontonkan kehidupan ‘manusia terjebak’ dalam siklus kekerasan dan kekacauan.
Ya, manusia-manusia yang selamat setelah kehancuran peradaban modern, merupakan sisa-sisa umat manusia yang bertahan hidup dalam kondisi sangat keras di tengah padang pasir tandus yang luas.
Kota-kota besar telah menjadi reruntuhan yang ditinggalkan, dan sumber daya yang langka telah memicu perang untuk kelangsungan hidup.
Salah satu aspek paling mencolok dari dunia pasca-apokaliptik ini adalah kendaraan-kendaraan yang dimodifikasi secara ekstrem yang menjadi tulang punggung kehidupan dan kekacauan.
Truk-truk raksasa, motor-motor berkekuatan tinggi, dan kendaraan-kendaraan aneh lainnya menjadi alat utama untuk bertahan hidup dan menegakkan kekuasaan di padang gurun tandus.
Selain itu, masyarakat dalam film ini juga tercermin dalam struktur sosial berbasis pada kekuatan fisik dan keberanian dalam bertahan hidup.
Pemimpin-pemimpin seperti Immortan Joe memegang kendali atas sumber daya yang langka dan memanipulasi rakyatnya untuk mempertahankan kekuasaannya.
Nah, di tengah penindasan ini, terdapat kelompok-kelompok pemberontak yang berusaha menentang tirani dan mencari kebebasan.
Nah, padang pasir yang nggak berujung menjadi latar belakang menakjubkan, tapi juga mematikan (terjal, gersang, dan sunyi), padang pasir ini menciptakan perasaan kesepian dan keputusasaan mendalam. Namun, di antara pemandangan keras ini, ada juga keindahan yang terselip, seperti cahaya matahari terbenam.
Dengan penggambaran yang mendetail dan atmosfer yang kaya, dunia pasca-apokaliptik dalam "Mad Max: Fury Road" menjadi sebuah karakter tersendiri yang memainkan peran penting dalam cerita. Ini adalah dunia tanpa ampun, namun juga penuh dengan keajaiban dan keberanian di tengah kekacauan.
Tanpa mengupas detail teknisnya, dengan segala penghargaan, dan tentunya berdasarkan pengalaman menontonku, skor dariku: 9/10. Jangan bilang kamu baru tahu film ini, eh.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
-
Film Abadi Nan Jaya, Zombie Lokal Terniat dan Sayang Banget Dilewatkan!
-
Review Film Black Phone 2: Saat Mimpi Buruk dari Masa Lalu Hidup Lagi
-
'Menuju Pelaminan', Film yang Bikin Sinefil Paham, Nikah Nggak Cukup Cinta
-
Lagi Viral! Dirty Vote II o3 Rilis di YouTube dan Bongkar Oligarki
Artikel Terkait
-
3 Film Horor Korea yang Wajib Masuk Watchlist Kamu!
-
4 Film Action India Dibintangi Tiger Shroff, Terbaru Bade Miyan Chote Miyan
-
Review Film 'Kurban: Budak Iblis', Horor yang Melatih Kesabaran Penonton
-
4 Film Biopik India yang Dibintangi Ajay Devgan, Terbaru Ada Maidaan
-
Review Film 'Inshallah A Boy', Peraih Segudang Penghargaan Prestisius
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!