Gaya hidup minimalisme saat ini sudah mulai menjadi tren yang banyak digandrungi oleh masyarakat.
Hal ini bisa terlihat dari antusiasme mereka dalam menyaksikan konten-konten hidup minimalis di media sosial serta booming-nya referensi yang membahas terkait konsep hidup tersebut.
Dua buku yang sangat populer mengenai hal ini adalah buku dari Marie Kondo yang berjudul The Life Changing Magic of Tidying Up, serta Good Bye Things yang ditulis oleh Fumio Sasaki.
Bagi kamu yang saat ini ingin menerapkan konsep hidup minimalis, mungkin sudah pernah membaca dua buku populer di atas. Keduanya ditulis oleh penulis Jepang yang memang telah akrab dengan budaya hidup minimalis.
Adapun di kalangan penulis lokal yang masih jarang membahas konsep minimalisme, saya akhirnya menemukan buku berjudul 'Bahagia Maksimal dengan Hidup Minimal' yang ditulis oleh Muhajjah Saratini.
Buku ini ibarat sebuah buku yang merangkum pembahasan minimalisme yang sarat akan budaya Jepang namun dari sudut pandang orang Indonesia. Pembahasan mengenai minimalisme dipaparkan dengan poin-poin yang rasanya lebih relate dengan kondisi yang kita alami hari ini.
Misalnya pembahasan tentang alasan kenapa hari ini kita sering menimbun barang yang sebenarnya tidak diperlukan, daftar barang-barang yang semestinya perlu disingkirkan, hingga langkah-langkah konkret agar kita bisa melepaskan barang.
Hal menarik yang juga dibahas adalah tips bagaimana kita bisa hidup minimalis dalam kondisi apapun, baik saat hidup sendiri maupun saat tinggal dengan orang lain, bahkan saat bersama keluarga besar.
Satu pesan penting yang saya garis bawahi adalah pernyataan bahwa pada dasarnya kita sudah memiliki semua yang kita butuhkan dalam hidup ini.
Masih bisa bangun dalam kondisi tubuh yang sehat, punya pekerjaan, rumah tempat bernaung, hingga kehadiran orang-orang yang kita cintai adalah harta yang nilainya lebih dari cukup.
Yang seringkali membuat kita tidak pernah puas adalah keinginan untuk memenuhi standar orang lain.
Kecenderungan untuk membuat orang lain terkesan membuat kita disibukkan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
Oleh karena itu, untuk hidup minimalis, diperlukan kesadaran diri (self awareness) yang tinggi.
Kita harus tahu membedakan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Memiliki sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan, dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan.
Jadi, bagi kamu yang saat ini ingin menerapkan konsep hidup minimalis, buku ini adalah salah satu referensi yang wajib banget kamu baca!
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Who Are You?', Cara Memahami Pikiran Bawah Sadar Seseorang
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
-
Ulasan Buku 'Di Mars yang Marah': Cerita Seru saat Melalui Badai Pasir
-
Suka Menunda? Ini 4 Tips Meraih Kesungguhan Kerja dalam Buku Deep Work
-
Ulasan Buku Income Pentagon, 5 Cara Tingkatkan Kemapanan Finansial
Artikel Terkait
-
Finding Ikigai in My Journey: Membawa Kita Menuju Arti Hidup yang Bermakna
-
Ulasan Buku Santai Aja, Namanya Juga Hidup!: Kisah Inspiratif untuk Hadapi Masalah
-
Ulasan Rahwana Putih: Novel dengan Lakon Wayang Kulit Rahwana
-
Ulasan Novel 'On the Road' Karya Jack Kerouac: Kisah Perjalanan Dua Sahabat Melintasi Amerika
-
Ulasan Novel Gincu, Sepenggal Luka Batin Masa Lalu
Ulasan
-
Mengulik Save me Karya Xdinary Heroes: Kala Jiwa yang Terluka Harapkan Pertolongan Tuhan
-
Review Film Aftersun: Kisah yang Diam-Diam Mengoyak Hati
-
Five Cities Four Women: Saat Para Penyedia Jasa Teman Kencan Butuh Dekapan
-
The Divorce Insurance: Drama Satir Lee Dong Wook Soal Cinta dan Perceraian
-
Review Way Back Love: Romansa Fantasi tentang Berdamai dengan Masa Lalu
Terkini
-
Marvel Resmi Tunda Dua Film Avengers Ini Demi Tingkatkan Kualitas
-
Boy Group AHOF Umumkan Debut Juli, Gandeng EL CAPITXN sebagai Produser
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Marvel Hapus 3 Film dari Jadwal Rilis Usai Doomsday dan Secret Wars Ditunda
-
Hugh Jackman Buka Suara soal Kemunculan Wolverine di Avengers: Doomsday