Salah satu hal yang kadang mengganggu benak saya adalah ketika memikirkan antara relevansi beragama dan kehidupan dunia. Khususnya bagi seorang muslim.
Sebab, terkadang ada banyak ajaran dalam islam yang seolah-olah mengesampingkan kehidupan dunia dengan dalih agar para pemeluknya hanya fokus untuk beribadah saja.
Hal ini tentu semakin memperlebar rasa skeptis dari orang-orang yang sejak awal menganggap bahwa agama dan produktivitas kerja adalah dua konsep yang harus dipisahkan.
Seolah orang yang taat beragama adalah orang yang kurang produktif hanya karena ajaran doa, tawakkal, dan konsep takdir yang telah ditentukan Tuhan dianggap sebagai aktivitas pasif.
Nah, di buku ini saya kemudian menemukan penjelasan yang cukup gamblang mengenai hal tersebut.
Mohammed Faris, lewat buku berjudul 'Muslim Produktif' ini berusaha mematahkan stigma mengenai islam yang tidak produktif.
Melalui konsep keimanan, penulis menjelaskan banyak hal mengenai pengaruh spiritualitas dalam beragama justru dapat membuat kita lebih produktif.
Buku ini terdiri atas 8 bab yang membahas makna dari produktivitas, hubungan islam dengan konsep produktif, jenis-jenis produktivitas dan cara mengelolanya, hingga pembahasan khusus mengenai produktivitas di bulan Ramadan.
Menurut penulis, produktivitas itu bergantung pada 3 hal. Yakni fokus, energi, dan waktu. Jika ingin meningkatkan produktivitas, maka harus meningkatkan ketiga hal tadi.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah produktivitas itu harus mendorong kita untuk mendapatkan keberkahan. Sebab, berkah akan mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup, serta pahala setelah kita meninggal dunia.
"Bukan kerja keras dan pencapaian kita yang penting, tapi ketulusan kita dan apakah Allah menerimanya dari kita. Ini bukan panggilan untuk bersantai-santai, tapi panggilan untuk bekerja keras lagi dengan harapan bahwa mungkin dengan satu amal produktif yang anda kerjakan diterima Allah dan menjadikan semua produktivitas Anda berguna." (halaman 293).
Secara umum, buku Muslim Produktif ini memberi banyak sekali insight kepada pembaca. Dengan memadukan nilai-nilai islam dengan psikologi dan sains modern, buku ini bisa menjadi pilihan bacaan yang tepat bagi kamu yang ingin produktif tapi tetap menjadikan ajaran agama sebagai way of life dalam hidupmu. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Semestaku Semua tentang Kamu: Ilustrasi dengan Vibes Drakor
-
Ulasan Buku The Danish Way of Parenting, Membesarkan Anak ala Orang Denmark
-
Weekend Singkat Literasi Meningkat, Ini 4 Rekomendasi Buku yang Bisa Kamu Baca
-
Sayangi Bukumu, Ini 4 Cara Mengapresiasi Buku yang Bisa Kamu Lakukan
-
Buku Sapiens Tentang Apa? Karya Hits Penulis Israel yang Dibaca Zara Anak Ridwan Kamil
Ulasan
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Novel Behind Closed Doors: Sandiwara Mengerikan dalam Kehidupan Pernikahan
-
Novel Turning Seventeen: Kehidupan Remaja yang Kompleks dan Penuh Rahasia
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Rumah Rindu: Saat Hati Perempuan Menjadi Medan Pertarungan Moral
Terkini
-
Tak Hanya Season 3, Anime The Apothecary Diaries Siap Rilis Film Orisinal
-
6 Outfit Girly Minimalis Kapook Ploynira yang Super Stylish untuk Kencan
-
Meme Bahlil Dilaporkan, Warganet: Siap-Siap Satu Indonesia Masuk Penjara
-
4 Lip Tint Transferproof Rp20 Ribuan, Tidak Luntur Meski Dipakai Seharian!
-
Prekuel Weapons Resmi Diproduksi, Siap Ungkap Asal-usul Aunt Gladys