Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Ester Suci
Buku Nomadic Heart (Dok. Pribadi/Ester Suci)

Apa yang pertama kali muncul di benak Anda saat mendengar kata "travelling"? Sebagian dari Anda mungkin akan membayangkan bertamasya ke tempat-tempat yang indah dan mengagumkan. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun kata travelling ternyata memiliki makna yang lebih dalam.

Di buku 174 halaman berjudul Nomadic Heart, Ariy selaku penulis membuka tirai dunia perjalanan yang menakjubkan. Penulis mengajak pembaca untuk menjelajahi dunia dan mengambil pelajaran sepanjang perjalanan.

Ariy merupakan seorang jurnalis yang memilih berhenti dari pekerjaannya karena merasa hatinya tak lagi di tempat tersebut. Setelah berhenti dari pekerjaannya, penulis memulai perjalanan menjelajahi dunia yang dimulai dengan mengunjungi negara Thailand.

Di negara dengan julukan Negeri Gajah Putih ini, penulis bertemu dengan Paul seorang traveller yang bersedia menampungnya di rumah milik neneknya Sri.

Kebaikan Paul dan nenek Sri begitu membekas di hati penulis, salah satunya momen penulis disajikan sarapan oleh Nenek Sri yang terdapat satu bahan yang tidak bisa dinikmati penulis karena alasan prinsip.

Alih-alih tersinggung dengan penjelasan penulis, Nenek Sri malah bergegas memasakkan sayuran lain yang bisa penulis makan.

Kebaikan keluarga Paul atau Keluarga Wongrattanakamon di Chiang Mai ini membuat penulis menanamkan di dalam dirinya untuk menyebarkan kebaikan yang sama kepada orang lain.

Kebaikan itu penulis sebarkan dengan cara yang sama, yaitu membuka rumahnya di Solo untuk menampung para traveller yang membutuhkan tempat menginap. Alhasil, penulis justru mendapatkan kejutan yang lebih istimewa lagi.

Penulis mendapatkan saudara laki-laki baru bernama Sven seorang traveller dari Swiss yang sangat dicintai oleh keluarganya dan mendapatkan banyak persahabatan dengan traveller lain.

Perjalanan penulis terus berlanjut ke negeri Cina, Malaysia, dan beberapa kota di Indonesia. Dalam menuliskan kisah perjalanannya penulis lebih memfokuskan pertemuannya dengan orang-orang yang dia temui, pembaca akan serasa terbawa masuk ke dalam pertemuan dengan banyak percakapan yang menyentuh hati, momen lucu, dan rasa frustrasi yang dialami penulis selama berada di perjalanan.

Dalam buku ini, penulis ingin menyampaikan bahwa traveling bukan sekadar perjalanan yang menyenangkan, melainkan momen yang memperkaya jiwa.

Perjalanan mengajarkan kita untuk beradaptasi dengan situasi apa pun, memperkuat toleransi, siap menerima perbedaan, memperkaya hubungan, mengeksplorasi jati diri dan menemukan jawaban atas banyak pertanyaan kehidupan.

Travelling tak ubahnya perjalanan ziarah panjang para traveller. Meski melelahkan, perjalanan tersebut tidak menyurutkan semangat mereka karena merupakan proses yang memperkaya hati. Memberikan kepuasan dan menjadikan hidup mereka lebih bermakna.

Buku ini sangat cocok bagi siapa saja yang menyukai cerita perjalanan. Tulisannya santai dan Anda tidak akan merasa bosan saat membaca. Tata letak buku ini juga telah dirancang dengan menyertakan kutipan pendek di beberapa bagian, serta foto-foto perjalanan. Hal ini membuat buku ini sangat berkesan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Ester Suci