The Monk Who Sold His Ferrari adalah buku self improvement yang ditulis oleh Robin Sharma. Pertama kali saya berkenalan dengan karya dari penulis yakni ketika membaca salah satu buku bestseller-nya yang berjudul 5 AM Club.
Dari pengalaman tersebut, saya mendapati bahwa penulis memiliki kemampuan memadukan antara pembahasan materi pengembangan diri dalam bentuk story telling yang apik.
Oleh karena itu, saya kemudian tertarik membaca buku The Monk Who Sold His Ferrari ini.
Sebuah buku yang menceritakan transformasi seorang pengacara hebat yang kemudian memilih menjadi biksu. Ia menemukan makna hidupnya lewat perjalanan spritual di India.
Dialah Julian Mantle, pengacara sukses asal Amerika yang tiba-tiba tumbang dalam ruang sidang akibat serangan jantung.
Setelah peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya tersebut, ia kemudian tersadarkan bahwa kesuksesan maupun harta kekayaan yang ia miliki tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya.
Bahkan sebagai pengacara kondang, kesibukan demi kesibukan dalam pekerjaan justru hanya mendatangkan perasaan hampa di dalam hatinya.
Maka dari itu, Julian kemudian bertekad untuk melepaskan karier maupun sebagian harta, termasuk mobil ferrari miliknya demi melakukan perjalanan ke Pegunungan Himalaya. Di sana, ia berguru pada seorang Buddha yang menganut ajaran Zen.
Dari sanalah, ia perlahan-lahan menemukan ajaran kebahagiaan yang sangat berdampak pada kesehatan, ketenangan, maupun kebahagiaan batinnya. Adapun hal-hal yang dipelajari oleh Julian di antaranya adalah 7 kebajikan abadi.
Yakni menguasai pikiran, mengikuti tujuan hidup, melakukan latihan Kaizen, disiplin, menghargai waktu, melayani orang lain tanpa pamrih, dan menikmati momen saat ini.
Secara umum, bisa dibilang The Monk Who Sold His Ferrari ini adalah buku pengembangan diri yang unik.
Tidak seperti kebanyakan buku pengembangan diri lainnya, buku ini menyajikan sebuah cerita yang menarik untuk disimak, namun sarat akan pesan mendalam.
Pesan-pesan mengenai kebijaksanaan hidup pun terasa lebih menohok karena disajikan lewat dialog-dialog tokoh yang ada dalam cerita, lalu pembaca diajak untuk berpikir bersama.
Nah, bagi kamu yang tertarik untuk membaca lebih lanjut tentang filosofi Zen untuk kebahagiaan hidup, buku dari Robin Sharma ini adalah bacaan yang bisa menjadi pilihan!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel 'Ranah 3 Warna', Buah dari Kesabaran dalam Meraih Cita-cita
-
Ulasan Novel 'Rantau 1 Muara', Perjuangan dalam Menemukan Tujuan Hidup
-
Ulasan Novel Inteligensi Embun Pagi, Pertarungan antara Peretas dan Sarvara
-
Ulasan Novel Gelombang, sang Peretas Mimpi dan Rahasia Alam Bawah Sadarnya
-
Ulasan Novel Partikel, Petualangan Zarah dalam Mengungkap Raibnya Sang Ayah
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Gaga dan Ruri: Ajari Anak agar Tidak Mengambil Milik Orang Lain
-
Mengulik Misteri Denah Rumah Tak Lazim Lewat Buku Teka-Teki Rumah Aneh
-
Ulasan Novel 'Ranah 3 Warna', Buah dari Kesabaran dalam Meraih Cita-cita
-
Duka di Balik Komedi, Ulasan Novel Capslok: Capster Anjlok
-
Nicholas Saputra Siap Bintangi Film 'Tukar Takdir', Adaptasi Buku Laris!
Ulasan
-
Ulasan Novel Ganjil - Genap: Kisah Pencarian Jodoh dengan Banyak Tikungan
-
Ulasan Novel The Case We Met: Kisah Cinta Dari Ruang Sidang ke Ruang Hati
-
Review Novel Four Seasons in Japan, Mencari Tujuan Hidup dalam Empat Musim Jepang
-
Review Novel The Lantern of Lost Memories, Kisah Studio Ajaib bagi Jiwa yang Pergi
-
Review Film Gladiator II, Tekad Lucius Bangun Ulang Kejayaan Roma
Terkini
-
Merayakan 3 Dekade: RumahSakit Siapkan Tour Spesial, Catat Kota Mana Saja!
-
Ditelikung Leong Jun Hao, Jonatan Christie Kembali Buat Kecew Penggemar
-
4 Varian Sunscreen dari NPURE, Ada Bentuk Spray hingga Powder
-
Nantikan! Film Mendiang Song Jae-rim Dijadwalkan Rilis pada Januari 2025
-
Menggali Tradisi Sosial dengan Dinamika Tak Terduga Melalui Arisan