Daisy merupakan salah satu novel bergenre metropop karangan Ayu Rianna. Novel ini mengisahkan tentang Daisy Tanisha, seorang pengrajin tapestri yang dalam beberapa bulan terakhir hidup dengan berpindah-pindah tempat dari satu negara ke negara lain, dari satu kota ke kota lain. Daisy tidak ingin terikat, tidak pula untuk menetap. Hidupnya saat ini hanya diisi dengan pergi, pergi, dan pergi.
Daisy hanya ingin pergi, menemukan tempat yang paling aman untuk ia sembunyi. Sembunyi dari kejaran masa lalu yang menyakitkan. Pelariannya berhenti sejenak ketika ia mendapat panggilan dari sahabatnya, dan ditawarkan untuk menetap di kota kelahirannya, Bandung. Meskipun, akhirnya ia menerima tawaran untuk tinggal di Bandung, tetapi bagi Daisy ini bukan tempat untuk menetap, Bandung hanya salah satu tempat untuk ia beristirahat sejenak.
Keputusannya untuk menetap di Bandung membuat Daisy bertemu pria aneh bernama Liam Harper, seorang dokter hewan yang bekerja di pet cafe milik keluarga sahabatnya. Berada di sekitar pria aneh itu membuat Daisy selalu berada dalam mode waspada. Ia tidak boleh membiarkan lelaki itu mendekat.
Namun, letak tempat tinggalnya yang berdekatan dengan pet cafe membuat Daisy terus bersinggungan dengan Liam Harper. Pertemuan demi pertemuan berusaha Daisy hindari agar tidak perlu bersinggungan dengan lelaki itu, tetapi tingkah aneh Liam yang selalu membahas makanan setiap mengajaknya berbicara justru membuat jarak yang Daisy ciptakan mulai terkikis tanpa ia sadari.
Liam Harper, sang dokter hewan asal Singapura yang karakternya cukup menarik perhatian di awal chapter yang membuka kisahnya. Dengan iringan lagu Daisy menemani suara tangis bayi di dalam rengkuhannya, membuat pembaca bertanya-tanya, siapakah bayi mungil yang baru lahir ke dunia itu? anaknya kah? keluarganya kah? air matanya yang kian berjatuhan semakin membuat bertanya-tanya, mengapa ia menangis—dengan begitu pilu—di hari yang seharusnya membawa berita bahagia.
Hubungan Daisy dan Liam yang semakin dekat tidak lantas membuat status mereka juga kian meningkat. Liam adalah teman makan untuk Daisy, teman berbagi hari-hari. Begitu pula Daisy di mata Liam, ia senang bersama Daisy, Liam senang bisa membantu Daisy, Liam ingin melindungi Daisy. Namun, masa lalu yang belum usai masih terus menahan keduanya.
Daisy nyaman di sekitar Liam, Daisy merasa aman di sekitar Liam, tetapi itu saja belum cukup untuk membuat Daisy membawa Liam ke ruang gelap di mana masa lalunya berada. Hingga gelapnya masa lalu itu benar-benar datang kembali ke dalam kehidupan Daisy, ia tidak bisa berlari lagi. Daisy kembali hidup dengan berpindah-pindah tempat, pergi tanpa satu patah katapun terucap, dan hampir tidak meninggalkan jejak sedikitpun, membuat Liam dan orang terdekatnya cemas bukan main.
Daisy hilang bagai lenyap ditelan bumi. Ketika Daisy sedikit saja berbagi informasi tentang keberadaannya, orang yang paling ia hindari—masa lalunya—menemukan tempat persembunyiannya, dan saat itu terjadi, hanya ada satu nama di otak Daisy, nama yang dalam beberapa waktu terakhir semakin sering ia sebut, nama seseorang yang berjanji akan selalu datang jika ia membutuhkan pertolongan.
Daisy memiliki gaya bahasa yang sedikit berbeda dibanding novel-novel metropop pada umumnya. Dengan gaya bahasa yang cenderung baku seperti gaya penulisan buku terjemahan, tidak membuat novel ini membosankan justru membuat novel ini semakin terasa nyata. Tokoh-tokoh yang sudah lama tinggal maupun yang berasal dari luar negeri terasa lebih pas diceritakan dengan gaya bahasa yang cenderung baku.
Kisah Daisy dan Liam yang cukup berat dapat disajikan dengan ringkas dan padat. Tema yang diangkat sangat menarik apalagi dengan latar belakang pekerjaan Daisy yang seorang tapestri, suatu hal yang sangat baru di dunia fiksi karena jarang sekali penulis menggambarkan tokohnya dengan latar belakang pekerja seni seperti seorang tapestri.
Banyak sekali yang bisa dipelajari dari kisah Daisy dan Liam, terutama bagaimana mereka belajar dari masa lalu yang kelam, belajar mengatasi sikap-sikap pasangan dalam suatu hubungan, karena pastinya dalam suatu hubungan tidak hanya berisi rasa senang dan bahagia saja, tetapi juga rasa sakit dan kecewa. Kenyataannya kita tidak selalu langsung menemukan seseorang yang tepat untuk kita, kadang kala kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang suka menyakiti perasaan bahkan meninggalkan trauma mendalam.
Sebagai pembaca, aku mengajak kalian untuk ikut membaca kisah Daisy dan Liam, suatu kisah yang akan mengajarkan banyak hal pada kalian terutama tentang sebuah dinamika hubungan dengan orang-orang tersayang.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
Ulasan
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
Terkini
-
Lolos Semifinal China Masters 2024, Jonatan Christie Dihadang Shi Yu Qi
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
Usai Kualifikasi Piala Dunia, STY Langsung Dihadapkan Misi Juara AFF Cup?
-
Intip Keseruan Idola SM Entertainment di Teaser Program The Game Caterers 2
-
Erick Thohir Evaluasi Kinerja STY, Singgung Pemain Naturalisasi di Timnas