Sebuah masterpiece yang kelihatan istimewa terkadang lahir dari hal-hal biasa yang tidak terduga. Melalui kemampuan orang-orang dengan cara berpikir out of the box, sesuatu yang terlihat biasa-biasa tadi bisa diciptakan menjadi sebuah maha karya.
Hal itulah yang dibahas oleh Dave Trott dalam buku berjudul 'Satu + Satu = Tiga, Belajar Kreatif dari Karya-karya Masterpiece Dunia.'
Berdasarkan wawancara dengan beberapa pakar dan pemahaman penulis terkait proses kreatif, salah satu kunci untuk bisa melahirkan masterpiece adalah kemampuan kita untuk menghubungkan titik-titik pengetahuan yang kita miliki menjadi sebuah karya yang berbeda.
Jadi, sebenarnya tidak ada hal yang baru di dunia ini. Semua karya terlahir berkat adanya inovasi dan kemampuan menggali sisi yang sebelumnya tidak pernah tersorot.
Ada banyak cerita inspiratif yang cukup menggugah dalam buku ini. Misalnya pengalaman John Lasetter, penggagas animasi 3D yang karyanya ditolak oleh Disney.
Namun ia ternyata berhasil menggagas perusahaan digital Pixar yang sukses dan mampu mengalahkan Disney, perusahaan yang dulu mengabaikannya.
Kemudian ada juga cerita inspiratif tentang bagaimana penjara di Brasil yang menjalankan aturan "Penebusan" bagi para narapidana lewat kebiasan membaca buku.
Sebuah buku yang berhasil ditamatkan memungkinkan narapidana mendapatkan pengurangan tahanan selama 4 hari.
Pada akhirnya, penjara justru membuat para narapidana tersebut bisa memandang dunia dengan perspektif yang lebih baik.
Fisik boleh saja terpenjara, namun pemikiran mereka bebas pergi ke manapun yang diinginkan lewat membaca buku.
Ada pula kisah dari Alfred Nobel yang memiliki kenangan pahit saat awal-awal merintis karya besarnya.
Penemuan dinamit yang digagas olehnya justru membuat Nobel dicap sebagai pedagang kematian.
Sebab, alat tersebut dinilai sebagai sesuatu yang berbahaya. Namun akhirnya ia berhasil mengubah stigma buruk tersebut lewat pemberian penghargaan Nobel bagi para ilmuwan yang ia berikan dengan harta pribadinya.
Ada banyak hal yang saya garis bawahi dari banyak cerita yang dipaparkan penulis di buku ini.
Misalnya dalam berkarya, amat penting mencari tahu kekosongan yang belum diisi oleh orang lain.
Lihatlah sesuatu yang menginspirasi di luar sana, dan cari tahu apa yang belum mereka lakukan. Lalu setelahnya kita bisa membuat sesuatu berdasarkan apa yang belum sempat terpikirkan oleh para pendahulu kita.
Selain itu, ada juga anjuran agar jangan mengulang terus solusi yang sama meskipun kita tahu solusi itu tidak memberi hasil. Atasi masalah dengan mengambil solusi yang baru.
Dan yang terakhir, quotes mengenai nilai dari sebuah ketakutan sebagai berikut.
"Tidak ada hal yang membahayakan seseorang melebihi pikirannya sendiri yang tidak ia jinakkan." (Halaman 17)
Demikianlah ulasan dari buku 'Satu + Satu = Tiga.' Jika kamu ingin belajar kreatif dari karya-karya masterpiece dunia, buku ini bisa menjadi salah satu buku yang akan banyak memberi inspirasi!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku 'Di Mars yang Marah': Cerita Seru saat Melalui Badai Pasir
-
Suka Menunda? Ini 4 Tips Meraih Kesungguhan Kerja dalam Buku Deep Work
-
Ulasan Buku Income Pentagon, 5 Cara Tingkatkan Kemapanan Finansial
-
Ulasan Novel Savanna dan Samudra, Kisah Romansa Pramusaji di Sebuah Kafe
-
Ulasan Buku Berpikir Non-Linier, Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Otak
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Things Are What You Make of Them, Nasihat untuk Pekerja Kreatif
-
5 Rekomendasi Kisah Budaya Etnografi Lokal, Mengenal Keberagaman Bangsa Lebih Dekat
-
4 Rekomendasi Buku untuk Si Paling Gak Enak Nolak, Cari Tahu Tipsnya Lewat Sini!
-
Kunjungi Toko Buku Lewat 4 Judul Buku Berikut Ini, Dijamin Heartwarming!
-
4 Judul Novel Unik dengan Cerita Menarik, Ada Cara Berbahagia Tanpa Kepala
Ulasan
-
Baekhyun EXO 'Elevator': Lagu Genit dan Boyish saat Cinta Pandangan Pertama
-
Ulasan Novel Society of Lies: Rahasia Kematian di Balik Dinding Kampus Elit
-
Peran Tiap Anggota Keluarga yang Related di Drama Korea When Life Gives You Tangerines
-
Kisah Emosional di Balik Lagu Healing Kun & Xiaojun 'Back to You'
-
Review Film Meet The Khumalos: Komedi Keluarga yang Kurang Menggigit
Terkini
-
Hustle Culture: Ketika Kita Takut Terlihat Tidak Produktif
-
Stefano Lilipally Comeback ke Timnas dan Peluang Main di Usianya yang Senja
-
Tak Hanya Shayne Pattynama, 3 Pemain Naturalisasi Timnas yang Pilih Berkarir ke Asia
-
Dekati Waktu Pertarungan, Pelatih Malaysia Berikan "Ancaman Tambahan" kepada Kubu Vietnam
-
Malaysia Masters 2025 Day 1: Dua Wakil Ganda Putri Lolos ke Babak Kedua