Buku dari penulis favorit saya, Eric Weiner, berjudul "The Socrates Express". Buku ini adalah buku filsafat, tetapi jika kita membayangkan buku filsafat sebagai buku yang berat, serius, dan mungkin hanya untuk dibaca oleh orang-orang pintar, tenang saja, buku ini tidak demikian.
Buku ini membahas filsafat dengan cara yang menyenangkan, gaya bahasanya ringan, bahkan lucu. Banyak sisi jenaka yang ditampilkan oleh Eric Weiner sebagai penulis, itulah sebabnya saya sangat menyukai buku ini karena antara sisi berbobot dan sisi menghibur sama-sama terasa.
Sisi berbobotnya, seperti kita bisa mengenal pemikiran-pemikiran besar dari para filsuf yang memberikan kita pengetahuan baru, sudut pandang baru. Kita menjadi tahu, mungkin di zaman dahulu situasi seperti apa yang mendorong mereka memiliki pemikiran-pemikiran tersebut.
Di sisi lain, kita juga sangat terhibur karena cara Eric Weiner menulis yang ringan, lucu, dan jenaka, bahkan sering menjadikan dirinya sendiri bahan guyonan, sehingga terasa dekat dengan kita.
Dalam buku ini dibahas tentang 14 filsuf, ada nama-nama besar seperti Marcus Aurelius, Nietzsche, hingga nama-nama yang baru saya ketahui setelah membaca buku ini, seperti Simone Weil dan Seneca.
Bagi teman-teman yang menyukai filsafat, pasti sudah pernah mendengar nama-nama seperti Socrates. Namun, nama-nama seperti Simone juga tidak kalah menarik, pemikiran-pemikiran mereka cukup berkesan bagi saya.
Misalnya, ketika Simone Weil mengajarkan tentang perhatian sebagai nilai, bahwa percuma kita hadir, kita ada, tetapi tidak memberikan perhatian.
Seperti di zaman modern ini, sering kali kita berkumpul, bertemu dengan seseorang, tetapi pikiran kita tidak ada di sana, kita tidak benar-benar memperhatikan orang tersebut, mungkin kita sibuk dengan ponsel atau pikiran kita melayang ke tempat lain.
Hal ini cukup membuat saya tertegur, buku ini dapat menyadarkan kita tentang beberapa hal dalam hidup yang perlu kita perbaiki.
Yang menarik dari buku ini juga adalah trivia-trivia yang baru saya ketahui karena membaca buku ini, seperti tentang Marcus Aurelius. Beliau adalah sosok yang saya kagumi karena merupakan filsuf sekaligus Kaisar Romawi.
Meskipun sebagai Kaisar yang sibuk berperang, dia masih memiliki waktu untuk menjadi filsuf. Marcus Aurelius, dalam bayangan saya, adalah orang yang berkarisma, luar biasa dari kutipan-kutipan yang saya baca di Instagram.
Jadi, buku "The Socrates Express" karya Eric Weiner sangat menarik karena kita bisa mendapatkan sudut pandang baru sekaligus terhibur dengan humor yang dibawakan oleh penulis.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Temukan 13 Prinsip agar Hidup Lebih Berarti dalam Buku The Lazy Genius Way
-
Menjadi Penulis, Menulis Itu Tidak Sulit, Tapi Rumit
-
Curahan Hati Anak-anak Panti Asuhan dalam "Di Tepi Serayu Aku Merindu"
-
5 Jenis Desain Sampul Buku yang Sering Digunakan, Kamu Suka yang Mana?
-
5 Upaya agar Anak Terbiasa Membaca Buku, Biasakan Sejak Kecil
Ulasan
-
Ulasan novel Embrace the Serpent: Tukang Permata yang Menjadi Ratu Magis
-
Menemukan Ibu, Diri, dan Arti Kehilangan di Balik Misteri Welcome to Murder Week
-
Merangkul Kesepian Lewat Cerpen di Buku Yearning for Home While I'm at Home
-
SEVENTEEN Serukan Bangkit Menggapai Mimpi Dalam Lagu 'Fire'
-
Ulasan Novel Slow Burn Summer: Dari Kepura-puraan Menjadi Cinta
Terkini
-
Night Runner oleh Jung Yong Hwa: Harapan Emosional pada Bintang Jatuh
-
Jalani Menit Debut Lebih Melimpah, Andalan Malaysia Ini Bakal Sukses di Liga Jepang?
-
Futsal di Indonesia: Perjalanan Panjang Menuju Popularitas dan Prestasi
-
Meme In This Economy dan Kenyataan Pahit Hidup di Tengah Ketimpangan
-
4 Gaya Kasual ala Yunjin LE SSERAFIM, Simpel dan Tetap Fashionable