Novel 'Duck, Death and the Tulip' karya Wolf Erlbruch adalah karya yang memukau dan menyentuh hati, mengisahkan persahabatan tak terduga antara seekor bebek dan Kematian. Melalui ilustrasi yang indah dan narasi yang sederhana namun mendalam, buku ini memberikan pandangan yang jujur dan menghibur tentang kematian.
Cerita dimulai dengan pertemuan Bebek dan Kematian, yang digambarkan dengan mengenakan jubah panjang kotak-kotak dan sandal. Meski awalnya Bebek merasa takut, Kematian menunjukkan sisi yang lembut dan penuh kasih sayang. Bersama-sama, mereka menghabiskan waktu bermain di kolam dan memanjat pohon, sambil mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan besar tentang hidup dan mati. Dialog mereka mengalir dengan humor ringan dan kejujuran yang menyentuh, membuat topik yang berat menjadi lebih mudah dicerna.
Erlbruch tidak hanya mengandalkan teks untuk menyampaikan pesan. Ilustrasi dalam buku ini sangat mendukung narasi, dengan gambar-gambar yang sederhana namun penuh makna. Ketika Bebek akhirnya berhenti bernapas, Kematian dengan penuh kasih menempatkan tubuhnya di sungai, dengan tulip hitam di dadanya. Adegan ini, meskipun sedih, dihadirkan dengan keindahan yang membuatnya terasa damai.
Salah satu aspek yang paling menonjol dari buku ini adalah kemampuannya untuk membahas kematian dengan humor lembut dan kejujuran. Ini bukanlah buku cerita anak-anak biasa tentang kematian. Dengan pendekatan yang cerdas dan sensitif, Erlbruch mampu mengubah topik yang sering dianggap menakutkan menjadi sesuatu yang bisa dipahami dan diterima dengan tenang.
Novel ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, diadaptasi menjadi film animasi, dan dipentaskan di berbagai panggung dunia, yang menunjukkan daya tarik universalnya. Pendekatan Erlbruch yang tidak biasa dalam membahas kematian telah diakui dan dihargai secara luas, memberikan kesempatan bagi pembaca dari berbagai budaya untuk memahami topik ini dengan cara yang lebih lembut dan bermakna.
Menurut saya, 'Duck, Death and the Tulip' adalah karya yang luar biasa. Buku ini berhasil menyampaikan pesan yang hangat dan menghibur dalam cara yang sangat unik. Ilustrasinya yang mengesankan cocok dengan gaya buku ini, memberikan kesempatan yang indah untuk membahas topik kematian dengan anak-anak tanpa membuat mereka merasa takut atau cemas, melainkan lebih kepada rasa nyaman dan pengertian. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami kehidupan dan kematian dengan cara yang lebih mendalam dan lembut.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Pusaka Candra: Kisah Politik, Mitos, dan Cinta Keraton Abad 17
-
Intrik Kuasa dan Cinta Terlarang dalam Novel Kaisar
-
Ulasan Sweet Disguise, Perjalanan Menguak Korupsi Lewat Penyamaran
-
Perjuangan Anak Berkebutuhan Khusus dalam Novel Senja di Sudut Rumah Sakit
-
Romansa dan Luka Masa Lalu dalam Novel Reuni Berdarah 1995
Artikel Terkait
-
Punya Beragam Genre, Ini 5 Rekomendasi Buku dari Penulis Korea Selatan
-
5 Rekomendasi Buku tentang Investasi Saham, Tambah Wawasanmu di Bidang Ini!
-
4 Rekomendasi Buku Kumpulan Quotes dan Motivasi Pendek yang Nampol Abis!
-
4 Rekomendasi Buku yang Akan Mengasah Soft Skill Kamu Menjadi Lebih Andal
-
Ulasan Buku 'Parenting With Leadership,' Bekal Mendidik Anak untuk Orang Tua
Ulasan
-
Review Drakor Shin's Project: Ada Ahli Negosiator di Balik Kedai Ayam Goreng
-
Ulasan Novel Cantik Itu Luka: Ketika Kecantikan Menjadi Senjata dan Kutukan
-
Review Film The Carpenter's Son: Reinterpretasi Kitab Injil yang Apokrif
-
Review Film Wicked: For Good, Penutup Epik yang Bikin Hati Meleleh
-
Review Film Lupa Daratan: Cerminan Gelap Dunia Artis di Indonesia
Terkini
-
5 Kegiatan Seru buat Mengusir Rasa Sepi di Yogyakarta
-
Pikir Dua Kali Sebelum Menebang Pohon, Ini 5 Dampak yang Sering Diabaikan
-
Konflik Memanas, Ari Lasso Gandeng Pengacara untuk Hadapi Ade Tya
-
Pernah Berada di Fase Sulit, Fuji Mengaku Sempat Konsultasi dengan Psikolog
-
Marissa Anita dan Perfeksionisme: Tak Ada Ruang untuk Setengah-Setengah