Saat kita sedang berjuang meniti karier atau tengah mengupayakan cita-cita tertentu dalam hidup, kita tentu akan akrab dengan anjuran agar menjadi pribadi yang gigih dan pantang menyerah.
Mundur sebelum mencapai garis finish adalah sikap pecundang yang identik dengan kegagalan. Tapi, apakah sikap bertahan tersebut adalah sebuah pilihan yang mutlak dilakukan agar kita bisa meraih tujuan?
Bukankah bertahan terus menerus meskipun situasinya semakin sulit justru adalah tindakan yang menjerumuskan diri sendiri? Nah, hal itulah yang dibahas oleh Annie Duke dalam buku berjudul 'Quit: Kekuatan untuk Memilih Kapan Saatnya Berhenti'.
Selama ini saya amat jarang menemui buku pengembangan diri yang membahas secara khusus mengenai hal ini. Quit yang biasanya dikonotasikan sebagai pilihan untuk keluar atau berhenti menjalani sesuatu adalah sebuah pembahasan yang sarat akan pesan pesimistik.
Meskipun seakan menjalani sikap pesimis, tapi mengambil pilihan yang tegas untuk berhenti dari sesuatu yang hanya membuang-buang waktu adalah sebuah pilihan yang bijak. Terlebih jika kita bisa mengambil keputusan tentang kapan waktu yang tepat untuk berhenti.
Dalam beberapa studi kasus yang dipaparkan oleh penulis, ada sebuah anggapan bahwa berhenti tepat waktu terlihat seperti berhenti terlalu dini. Terkadang orang lain menilai sebelah mata mengenai keputusan kita untuk berhenti. Bahwa kita belum berusaha keras, belum berada di puncak karier, atau mungkin masih ada hal yang bisa diperbaiki.
Padahal jika menilik lebih lanjut, waktu yang paling sulit untuk mengambil keputusan adalah ketika kita sudah terjerumus pada sesuatu. Semakin kita lambat mengambil keputusan untuk berhenti, maka kita akan semakin terjerumus dan sulit untuk keluar dari lingkaran tersebut.
Ada pula pembahasan mengenai "efek biaya hangus" yang biasanya membuat seseorang semakin sulit berhenti. Besarnya biaya maupun usaha yang telah dikeluarkan dalam rangka bertahan membuat kita enggan untuk mengakhiri apa yang sudah dimulai.
Oleh karena itu, buku ini menyajikan beberapa strategi mengenai cara memandang situasi terbaik ketika kita harus menghentikan sesuatu. Penulis juga memberikan beberapa kiat dalam mengatasi hambatan psikologis agar kita lebih mudah mengatasi kecenderungan untuk bertahan pada sesuatu yang sia-sia.
Disertai dengan beberapa contoh, studi kasus, dan saran-saran yang realistis untuk diikuti, buku ini bisa menjadi panduan bagi kita untuk meniti karier agar bisa bertindak dengan efisien. Tidak hanya dalam karier profesional, panduan-panduan yang dipaparkan oleh penulis dalam buku ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kamu yang saat ini merasa terjebak dalam karier yang stuck, hubungan yang toxic, ataupun kondisi yang sulit, membaca buku ini bisa menjadi salah satu referensi biar tahu kapan waktu yang tepat untuk keluar dari situasi tersebut!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Misteri Raibnya Para Penduduk dalam Buku Spog dan Spiggy di Planet Alotita
-
Ulasan Buku Make It Happen, Now! Panduan Perencanaan Finansial Keluarga
-
Ulasan Buku Sophie's Perfect Birthday, Pentingnya Kepedulian kepada Sesama
-
Ulasan Buku Living In Zen, Inspirasi untuk Membuat Perubahan dalam Hidup
-
Ulasan Buku Angin dari Tebing, Kisah Manis dan Heroik di Desa Padang Rumput
Artikel Terkait
-
4 Rekomendasi Buku tentang Self Love, Belajar Mencintai Diri Sendiri!
-
Penyitaan Buku Catatan Hasto Oleh KPK Sudah Dilaporkan Ke Megawati Dan Dirapatkan Di DPP
-
The Psychology of Money: Panduan Bijak Mengelola Keuangan
-
Hanya Sampai Juli! Buruan Serbu Diskon Buku Gramedia Pakai Debit BRI
-
3 Rekomendasi Kamus Psikologi, Langsung Kasih Paham ke Bijinya!
Ulasan
-
Ulasan Novel A Farewell To Arms: Kisah Tentang Perang, Cinta, dan Kesetiaan
-
Ulasan Film War 2: Aksi Samurai hingga Drama yang Bikin Baper
-
Misteri Raibnya Para Penduduk dalam Buku Spog dan Spiggy di Planet Alotita
-
Ulasan Novel Snoop: Dilema Privasi di Balik Layar Teknologi
-
Ulasan Novel Brownstone: Bahasa, Budaya, dan Kasih yang Menyatukan Keluarga
Terkini
-
Bojan Hodak Akui Chemistry Persib Bandung Belum Padu, Imbas Perombakan?
-
Chanyeol Ungkap Suasana Damai di Teaser MV Lagu Happy Accident (Feat. SOLE)
-
Suara Kritis untuk Omnibus Law: Di Balik Janji Manis Ada Kemunduran Hijau
-
Manakah Lore yang Lebih Kaya Antara Lord of the Mysteries dan One Piece?
-
Dari Hutan hingga Laut, Bagaimana Kekayaan Biodiversitas Bisa Jadi Sumber Ekonomi Berkelanjutan?