Novel Lintang Hukum karya Wahyuni Albiy menawarkan sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan emosional antara dua tokoh utama, Rajendral dan Skala, yang terjalin dalam latar belakang ekskul debat dan dunia hukum Indonesia. Cerita ini tidak hanya memperlihatkan perjalanan cinta yang rumit antara keduanya, tetapi juga menghadirkan konflik-konflik yang mempengaruhi hubungan mereka dari waktu ke waktu.
Alur cerita dimulai dengan pertemuan mereka di ekskul debat, di mana Rajendral dan Skala awalnya berhubungan dekat namun dipisahkan oleh keadaan yang tidak terduga. Keduanya kemudian bertemu kembali di Universitas Indonesia saat keduanya mendapat beasiswa untuk Jurusan Hukum tingkat S2.
Namun, nasib membawa mereka berhadapan sebagai dua pihak yang berlawanan dalam ruang sidang: Rajendral sebagai kuasa hukum yang membela terdakwa, dan Skala sebagai jaksa penuntut yang mengejar keadilan.
Salah satu keunggulan utama dari novel ini adalah penggambaran karakter yang kuat, terutama dalam hal Skala yang memiliki sifat tegas dan penuh daya tarik. Sifat-sifatnya yang kuat dan perjuangannya dalam mencapai impian dan mengatasi konflik pribadi menambahkan dimensi emosional yang mendalam pada cerita ini. Di sisi lain, Rajendral digambarkan sebagai sosok yang kompleks dengan alasan-alasan pribadi yang menjadi latar belakang keputusannya dalam hubungannya dengan Skala.
Namun, meskipun novel ini berhasil menonjolkan kekuatan karakter, terdapat kelemahan dalam penulisan yang dapat membingungkan pembaca. Narasi yang terkadang kurang detail dalam menjelaskan momen-momen penting dapat membuat pembaca kehilangan alur cerita atau mengurangi dampak dari plot twist yang disajikan. Beberapa adegan juga terasa terburu-buru atau terpotong, meninggalkan kesan bahwa beberapa bagian cerita mungkin tidak sepenuhnya tereksplorasi dengan baik.
Salah satu titik menarik dari novel Lintang Hukum adalah plot twist yang mengejutkan, yang mengubah dinamika hubungan antara Rajendral dan Skala. Pengungkapan alasan di balik keputusan Rajendral untuk menjauh dari Skala tidak hanya memberikan kedalaman pada karakter, tetapi juga memperkaya pemahaman pembaca tentang dinamika emosional antara kedua tokoh utama.
Secara keseluruhan, novel ini adalah pilihan yang tepat bagi pembaca yang menyukai cerita yang menggabungkan percintaan dengan latar belakang hukum. Meskipun memiliki kelemahan dalam beberapa aspek penulisan, Lintang Hukum mampu menghibur dan memikat perhatian dengan karakter-karakternya yang kuat dan plot yang tak terduga. Bagi mereka yang menginginkan pengalaman membaca yang menantang emosional, novel ini layak untuk dijelajahi meskipun dengan mempersiapkan diri untuk beberapa bagian yang mungkin memerlukan interpretasi lebih dalam.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Blinded, Perjalanan Penyembuhan Diri dari Eksploitasi
-
Perebutan Kesempatan dalam Novel Enam Mahasiswa Pembohong
-
Ulasan Novel Celestial Alphas, Saat Pengkhianatan Mengubah Segalanya
-
Rahasia dan Petualangan Mistis dalam Novel Ghost Roast
-
Kisah Rivalitas yang Berujung Romantis dalam Novel "Beg, Borrow, or Steal"
Artikel Terkait
-
3 Rekomendasi Novel Penulis Indonesia tentang Pendakian Gunung, Sudah Baca?
-
Bikin Hati Adem, Ini 3 Novel Jepang Berlatar Toko Buku dan Perpustakaan
-
Review Novel 'TwinWar': Pertarungan Harga Diri di Balik Wajah yang Sama
-
Novel The Good Part: Makna Perjuangan yang Menjadikan Hidup Lebih Sempurna
-
Review Novel 'Kerumunan Terakhir': Viral di Medsos, Sepi di Dunia Nyata
Ulasan
-
Review Anime My Stepmoms Daughter Is My Ex: Ketika Mantan Jadi Saudara Tiri
-
Novel Four Aunties and A Wedding: Pesta Pernikahan Berubah Menjadi Mencekam
-
Review Film Broken Rage: Ketika Takeshi Kitano Menolak Bertele-tele
-
Review Film Exorcism Chronicles - The Beginning: Visual Ajaib tapi Cerita Kacau?
-
Review Anime Yuru Camp, Menjelajahi Keindahan Alam Jepang
Terkini
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Hidup Itu Absurd, Jadi Nikmati Saja Kekacauannya
-
Lawan Yaman, Evandra Florasta Beri Sinyal Timnas Indonesia akan Makin Gacor
-
Pengabdi Setan Origins: Batara, Darminah, dan Asal Mula Teror
-
Timnas Indonesia Disokong Mentalitas 'Anti Banting', Siap Jaya di Piala Asia U-17?